Heri Amalindo Mundur dari Pilgub Sumsel

Heri Amalindo-Popo Ali Mundur dari Pilgub Sumsel 2024, Pengamat Duga Paslon Hapal Akting Dramaturgi

Bahkan dirinya sulit untuk mempercayai argumentasi tersebut lantaran hal itu tidak disampaikan secara langsung oleh Heri Amalindo. 

|
Editor: Odi Aria
Tribunsumsel.com/Arief Basuki
Pengamat politik dari Forum Demokrasi Sriwijaya (ForDes), Bagindo Togar. 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG- Mundurnya Heri Amalindo-Popo Ali dari pencalonan Gubernur Sumsel cukup mengejutkan. 

Sebab Heri Amalindo bersama pendampingnya Popo Ali sudah mendapatkan rekomendasi dari beberapa parpol. 

Pasangan ini sudah mengantongi dukungan dari PAN, PKB dan Hanura. Hanya saja dari tiga parpol itu baru terkumpul 14 kursi. 

Sedangkan syarat untuk maju harus mengantongi 15 kursi. 

Keputusan ini mengundang banyak spekulasi dan perbincangan di kalangan politisi serta masyarakat Sumsel. 

Heri Amalindo, yang sebelumnya disebut-sebut sebagai salah satu kandidat kuat, mengundurkan diri dengan alasan yang hingga kini belum sepenuhnya diungkap ke publik.

Pengamat Politik Bagindo Togar mengatakan keputusan mundurnya Bupati Pali itu dalam kontestasi Pilgub Sumsel masih menimbulkan tanda tanya besar.

Bahkan dirinya sulit untuk mempercayai argumentasi tersebut lantaran hal itu tidak disampaikan secara langsung oleh Heri Amalindo. 

"Pertama, karena keputusan itu disampaikan bukan dari beliau langsung itulah publik sampai sekarang sulit mempercayai uraian argumentasi tersebut.

Muncul tanda tanya besar apa yang menyebabkan beliau ini memutuskan mundur," kata Bagindo, Jumat (16/8/2024).

Lebih lanjut dia mengatakan,  mundurnya Heri Amalindo dari pencalonan ini menimbulkan misteri bahkan dinilai publik seperti tidak logis.

Pasalnya dukungan Parpol kepada Heri Amalindo dan Popo Ali sudah nyaris mencukupi dan menyisakan dua kursi saja dari partai pengusung. 

"Ini yang buat semakin aneh ketika tinggal dua kursi lagi beliau mencukupi syarat melenggang ke bursa Cagub-Cawagub. Bahkan B1KWK dari partai sudah nyaris lengkap ditambah lagi survei dan popularitas juga semakin hari semakin bagus tapi justru muncul pernyataan mundur dari pencalonan," jelasnya. 

"Kalau memang menyatakan mundur kenapa tidak didampingi calon wakilnya juga Popo Ali Martopo. Atau disertai dengan para partai pengusungnya yang telah memberidukungan berupa file B1KWK," tambanya. 

Selain itu Bagindo menduga pernyataan mundurnya Heri Amalindo ini seperti akting Dramaturgi

"Bisa saja ini bagian dari cara dia (Heri Amalindo) untuk menguji & mengukur simpati masyarakat," kata Bagindo. 

Direktur Eksekutif Forum Demokrasi Sriwijaya (Fordes) ini juga menilai keputusan mundurnya Heri Amalindo juga representasi ekpresi kekecewaan beliau atas perilaku dan sikap politik para elite parpol yang ugal ugalan. 

"Kalaupun memang dia memutuskan mundur, saya kira ini mungkin dikarenakan oleh ekspresi kekecewaan dari seorang Heri Amalindo terhadap elit di tingkat pusat yg psikologisnya  "Bipolar dan berperilaku bak makelar politik," katanya.

Persaingan Makin Sengit

Pengamat poltik dari Universitas Sriwijaya (Unsri) Dr M Husni Thamrin, mengatakan mundurnya Heri Amalindo sebagai bakal calon Gubernur Sumsel jelang pendaftaran di KPU 27 Agustus mendatang menjadi pertanyaan dan merupakan suatu yang mengejutkan. 

Mengingat selama ini Bupati Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) tersebut, salah satu kandidat yang paling dahulu melakukan sosialisasi akan maju di Pilkada Sumsel 2024 dibanding kandidat lainnya. 

"Terus terang mengejutkan, setelah sangat menggebu sejak awal, tetapi justru di ujung tiba-tiba menyatakan mundur, tanpa alasan yang jelas. Artinya, kita hanya bisa berspekulasi penyebab mundurnya Heri Amalindo dari pencalonan, " kata Husni, Kamis (15/8/2024).

Menurut Husni Thamrin ada beberapa spekulasi terkait mundurnya kader PDIP Sumsel tersebut, dalam kontestasi Pilkada Sumsel 2024. 

"Spekulasi pertama adalah tak kunjung turunnya rekomendasi PDIP, padahal beliau kader partai. Walaupun kerap diucapkan, bahwa PDIP akan mengutamakan kader dalam mengusung bacalonkada (Balon Kepala Daerah)," ucapnya. 

Dijelaskan Husni Thamrin, walaupun sebenarnya tanpa PDIP, Heri tetap bisa maju, karena hanya butuh sedikit suara lagi, setelah mendapatkan dukungan PKB, PPP, dan Hanura (total 14 kursi kurang 1 kursi lagi).

"Artinya, spekulasi pertama ini dapat kita panjangkan lagi menjadi spekulasi kedua, yakni mahalnya biaya politik pencalonan. Walaupun secara resmi semua partai mengatakan tidak ada mahar politik, tapi rasanya bukan rahasia umum lagi, bahwa tetap ada biaya pencalonan sebagai kontribusi terhadap partai yang diharapkan mengusung," terangnya. 

Diungkapkan Husni Thamrin, setidaknya ini sebagai komitmen paslon (jika benar ada mahar bagi kader), terhadap partai yang akan mengusung mereka. 

"Sehingga dari dua spekulasi ini, dapat kita simpulkan bahwa pernyataan mundur ini lebih merupakan sikap rasional Heri, sebagai respon terhadap biaya politik yang terlalu mahal, sehingga melampaui batas nalar sehat sekaligus sebagai upaya mengurangi kerugian (cost reduction) jika tetap ngotot berlaga, " terangnya. 

Dilanjutkan Husni Thamrin, terkait peluang head to head di Pilgub Sumsel antara pasangan calon Herman Deru- Cik Ujang (HDCU) dengan Mawardi Yahya- RA Anita Noeringhati (Matahati) dengan mundurnya Heri Amalindo, menjadikan kedua paslon memiliki peluang sama untuk menang. 

"Persoalannya bukan pada berat tidaknya untuk mencapai 50 persen suara plus 1,karena peluang keduanya relatif sama yakni fifty- fifty.

Yang perlu menjadi perhatian kita adalah, tajamnya dan kerasnya kompetisi sehingga berpotensi menyebabkan polarisasi di dalam masyarakat, " tegasnya.

Alasan Heri Amalindo Mundur

Kuasa Hukum Heri Amalindo yakni Firdaus Hasbullah, mengungkap alasan bakal calon gubernur Sumsel itu mundur dari pencalonan di Pilgub Sumsel

Menurut Firdaus, alasan Heri Amalindo mundur adalah bagian dari kedewasaan berpolitik dari Heri Amalindo.
 
Sebab kata dia, Heri Amalindo  lebih mengutamakan kepentingan masyarakat Sumsel, supaya Pilgub Sumsel berjalan dengan damai, aman dan kondusif. 

"Jelang pendaftaran Pilgub Sumsel bapak Heri Amalindo mengambil sikap politik yang terhormat dan bermartabat," kata dia, Kamis (15/8/2024). 

Heri Amalindo kata dia mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat yang selama ini sudah memberikan dukungan kepadanya. 

Ia juga menyampaikan terima kasihnya juga kepada para relawan, penggiat seni, akademisi hingga komponen masyarakat lainnya. 

“Saya sebagai Kuasa Hukum atas nama Bapak Heri Amalindo mengucapkan terima kasih, karena selama setahun terakhir lebih, sudah memberikan kontribusi terhadap perjuangan Heri Amalindo,” jelasnya.

Bagaimana Nasib Parpol Pendukung

Mundurnya Heri Amalindo dari pencalonan Gubernur Sumsel cukup mengejutkan. 

Sebab Heri Amalindo bersama pendampingnya Popo Ali sudah mendapatkan rekomendasi dari beberapa parpol. 

Pasangan ini sudah mengantongi dukungan dari PAN, PKB dan Hanura. 
Hanya saja dari tiga parpol itu baru terkumpul 14 kursi. 

Sedangkan syarat untuk maju harus mengantongi 15 kursi. 

Firdaus Hasbullah menambahkan, sampai saat ini Heri Amalindo belum menentukan arah dukungan dengan jejaring relawan dan tim yang sudah tersebar di kabupaten/kota se-Sumsel.

“Sekarang pada intinya saya hanya ingin menyampaikan itu, perihal arah dukungan nanti akan dijelaskan lebih lanjut,” pungkasnya.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved