Berita Viral

Dokter Risma Tewas Kerap Suntikkan Obat ke Tubuh Buntut Dirundung Senior, Isi Buku Harian Jadi Bukti

Beredar surat Kementerian Kesehatan terkait kasus meninggalnya Dr Aulia Risma Lestari terkait kasus perundungan.

|
Editor: Fadhila Rahma
Instagram Pemkot Tegal
Dokter Risma Tewas Kerap Suntikkan Obat ke Tubuh Buntut Dirundung Senior, Isi Buku Harian Jadi Bukti 

SRIPOKU.COM - Dokter muda bernama Aulia Risma Lestari dikabarkan meninggal dunia di kamar kosnya di Lempongsari Kecamatan Gajahmungkur Semarang, Rabu (14/8/2024).

Dokter ini diduga mengakhiri hidupnya lantaran mendapatkan perundungan dari seniornya. 

Saat ini, Aulia tercatat sebagai mahasiswa yang sedang mengurus pendidikan spesialis S2 Anastesi di Universitas Diponegoro (Undip).

Dr Aulia Risma Lestari menyelesaikan pendidikan S1 di Universitas Islam Sultan Agung.

Dia merupakan alumni dari fakultas kedokteran angkatan 2014 dimana sosoknya dikenal cerdas.

Hal tersebut diketahui dari pengakuan salah satu rekannya pernah mengenal Dr Aulia Rima Lestari semasa hidup.

Adapun disebutkan Indeks prestasi kumulatif (IPK) terakhir mencapai 3.9 dengan status cumlaude.

Baca juga: Dihantam Isu Non Kader Hingga Mundurnya Airlangga, Ratu Dewa-Prima Salam Yakin Golkar Konsisten

Dokter Risma Tewas Kerap Suntikkan Obat ke Tubuh Buntut Dirundung Senior, Isi Buku Harian Jadi Bukti
Dokter Risma Tewas Kerap Suntikkan Obat ke Tubuh Buntut Dirundung Senior, Isi Buku Harian Jadi Bukti (Instagram Pemkot Tegal)

"Mba risma selama kuliah cerdas sekali orgnya, ipk nya selalu cumlaude dan mmg terkenal cerdas di angkatan. Terakhir ipknya 3,8 atau 3,9 waktu itu. Kasian sekali," tulis akun X @mecobalamiiin.

Tak hanya itu, sejumlah rekan lainnya pernah juga mengenal korban menyebut sempat bekerja sama dalam kegiatan kemenkes.

Seperti cuitan yang dimuat oleh akun X @dr_koko28 setelah mendengar kabar duka soal Dr Aulia Risma Lestari.

"Innalillahi wa inna ilaihi raajiiuun.  Dengar kabar ada dokter PPDS yang meninggal. Ternyata tahun lalu, beliau sempat mengisi survei Kemenkes soal depresi. Sebuah kehilangan berharga. Apapun penyebab kematian beliau, harusnya itu jadi kasus yang pertama dan terakhir. Bagaimana kita memandang dan memperlakukan dokter junior dan PPDS ini jelas perlu bentuk pendekatan baru yang lebih memanusiakan mereka. Resiprokal," tulisnya

Sementara itu, ucapan duka disampaikan sejumlah pihak seperti akun instagram Pemkot Tegal.

Melalui akun instagramnya, pemkot Tegal menyampaikan turut berduka cita.

"Pj. Wali Kota beserta Jajaran Pimpinan dan Segenap Staf Pemerintah Kota Tegal.Turut berduka cita sedalam-dalamnya atas berpulangnya ke Rahmatullah dr. Aulia Risma Lestari.Semoga amal ibadah almarhumah diterima di sisi Allah SWT serta keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan Aamiin," tulisnya.

Program Studi Anestasi Dihentikan

Beredar surat Kementerian Kesehatan terkait kasus meninggalnya Dr Aulia Risma Lestari terkait kasus perundungan.

Adapun Kemenkes meminta program studi anestasi di RSUP Dr Kariadi dihentikan sampai dilakukan investigasi dan langkah cepat yang dapat dipertanggung jawabkan oleh jajaran Direksi Rumah Sakit dan FK Undip.

Surat tersebut lantas ditandantangani oleh Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Dr Azhar Jaya SH SKM Mars.

Sebelumnya, Dokter Program Pendidikan Spesialis (PPDS) Anastesi Fakultas Kedokteran Undip Aulia Risma Lestari ditemukan meninggal dunia di kamar kos Lempongsari Kecamatan Gajahmungkur Semarang.

Informasi yang beredar di media sosial, dokter muda ini nekat mengakhiri hidupnya dengan cara tragis. 

Korban merupakan dokter di RSUD Kardinah Kota Tegal namun sedang menjalani tugas belajar sebagai peserta PPDS Anestesi di Universitas Diponegoro (Undip) Semarang.

Kasus kematian Aulia Risma Lestari ini ditangani aparat kepolisian.

Polsek Gajah Mungkur menerjunkan anggotanya untuk mencari penyebab meninggalnya Aulia Risma Lestari.  

Kapolsek Gajahmungkur Kompol Agus Hartono mengatakan pihaknya menerima kabar tewasnya dokter PPDS pada pukul 23.00 Senin (12/8/2024).

Menurutnya, memang ada narasi yang beredar jika kematian dokter muda itu tidak wajar. Namun ia menepis jika kematian dokter muda itu karena melakukan tindakan tidak wajar.

"Kematiannya bukan karena bunuh diri," tuturnya kepada tribunjateng.com, Rabu (14/8/2024).

Agus menerangkan Aulia merupakan dokter ASN di Tegal. Wanita kelahiran 1994 itu mendapat biaya Dinas S2 anastesi.

"Dia (Aulia) sudah satu tahun ngekos tepatnya di samping kantor kelurahan," tuturnya.

Menurutnya, kematian Aulia itu diduga karena merasa berat mengikuti pelajaran maupun menghadapi seniornya.

 Hal itu pun berdasarkan cerita dari ibunya maupun isi buku hariannya.

"Nah dia sempat nggak kuat begitu istilahnya otaknya sudah ambyar urusan pelajarannya berat, urusan sama seniornya berat," jelasnya.

Menurut dia, dokter asal Tegal itu diduga menenangkan diri menggunakan obat anastesi.

Obat itu disuntikan sedikit ke lengannya.

"Kemarin dicek masih ada sisa campuran obat. Informasi dokter obat itu seharusnya lewat infus. Tapi ini disuntikan sedikit di lengannya agar bisa tidur. Jadi bukan bunuh diri, tidak ada indikasi bunuh diri," ujarnya.

Dikatakannya, tewasnya Aulia diketahui pertama kali oleh pemilik kos dan temannya. 

Saat itu pacar Aulia menelpon sekitar pukul 07.00-08.00 WIB namun tidak mendapat respon.

Hingga akhirnya kekasih Aulia meminta teman sekosnya untuk menengok ke kamarnya.

"Nah minta tolong temennya itu, temennya itu kok dicek tutupan mungkin di kosannya tembalang , dicek ke Tembalang sana kosong juga," ujarnya.

Hingga akhirnya teman kos Aulia ke Lempongsari dan meminta pemilik kos mengecek kamarnya.

"Kamar itu terkunci hingga akhirnya pakai kunci serep. Tetap nggak bisa karena dikunci dari dalam. Kemudian panggil tukang kunci dan ditemukan sudah meninggal, dalam posisi miring seperti orang tidur," imbuhnya.

Lanjutnya proses evakuasi baru bisa dilakukan pukul 03.00 WIB menunggu ibu Aulia datang ke kos itu.

Ibunya menyadari anaknya sudah meminta resign karena tak kuat. Aulia telah bercerita dengan ibunya.

"Cerita satu mungkin sekolah, kedua mungkin menghadapi seniornya, seniornya itu kan perintahnya sewaktu-waktu minta ini itu, ini itu, keras," imbuhnya.

Hingga akhirnya ibunya menyadari meminta membawa Aulia  ke Kariadi namun tidak diotopsi. Jenazah Aulia  dibawa ke Tegal.

"Kondisi jasad Aulia mukanya biru-biru sedikit sama pahanya, seperti orang tidur," tandasnya.

Sementara penjaga kos, Marsono mengatakan jenazah telah dibawa ke Kariadi kemudian di bawa ke082 rumah duka di Tegal. Aulia tinggal satu kos bersama saudaranya.

"Saya tidak tahu penyebab kematiannya. Mungkin karena kecapaian," kata dia.

 

Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved