Breaking News

Berita Ogan Komering Ilir

Operasi Bibir Sumbing Gratis di RSUD Kayuagung, Raisa dan Puluhan Anak Kembali Senyum Bahagia

Rokayah merasa bersyukur tim medis dapat mengembalikan senyum anaknya dan tidak akan lagi minder terhadap teman-teman sebayanya lagi.

Penulis: Nando Davinchi | Editor: pairat
Tribun Sumsel.com/Nando Davinchi
Pasien yang mengikuti program operasi bibir sumbing dan dan langit mulut secara gratis di RSUD Kayuagung 

SRIPOKU.COM, KAYUAGUNG - Senyuman bahagia terpancar dari raut wajah Raisa (8) bocah yang berasal dari Kecamatan Tanjung Lubuk, Kabupaten Ogan Komering Ilir pasca jalani operasi bibir sumbing di RSUD Kayuagung pada Minggu (11/8/2024) sore.


Tidak hanya Raisa, ada puluhan pasien lainnya yang turut mengikuti program operasi bibir sumbing dan langit mulut secara gratis.


Saat dikonfirmasi Rokayah merasa bersyukur tim medis dapat mengembalikan senyum anaknya dan tidak akan lagi minder terhadap teman-teman sebayanya lagi.


"Saya bersyukur program seperti ini  bisa mengembalikan senyum anak kami, insyaallah setelah operasi kondisi Raisa lebih baik lagi dan tidak minder untuk bergaul," katanya kepada Tribunsumsel.com (grup Sripoku.com).


Sebagai keluarga petani, Rokayah mengaku berat membiayai operasi anaknya yang penyintas bibir sumbing yang ada sejak lahir.


"Jangankan untuk biaya operasi,  memenuhi kebutuhan sehari-hari saja cukup sulit. Makanya sewaktu saudara ngomong ada program gratis, saya meminta supaya didaftarkan dan alhamdulilah sudah selesai operasi hari ini," jelas dia.


Di tempat yang sama Ketua Yayasan Ummi Romlah dan Smile Train Indonesia, Dr Iqmal Perlianta  Sp BP menerangkan ada beberapa tahapan operasi yang dilaksanakan pada pasien bibir sumbing.


"Tahapan pertama dimulai dengan medical check up (MCU), lalu dilanjutkan dengan pemeriksaan darah lengkap, thorax, dan lain-lain, kemudian screening terakhir yang dilakukan tim dokter bedah mulut," terang Iqmal.


Dijelaskan penanganan pasien bibir sumbing dilakukan beberapa tahap. Pertama usia 3 bulan dilaksanakan operasi bibir, usia 10 bulan perbaikan langit langit, dan 4 tahun perbaikan hidung karna biasanya kondisinya miring. Lalu usia 8 tahun perbaikan gusi dan usia 9 tahun finishing.


"Terdapat 18 pasien yang menjalani operasi bibir sumbing dan celah langit kali ini dan merupakan paket komplit. Ini menunjukan pemerintah ada untuk masyarakat," paparnya.


Sementara itu Penjabat Bupati OKI,  Asmar Wijaya menyebut kelahiran bayi dengan kelainan celah bibir dan langit (CBL) yang dulu dikenal dengan bibir sumbing tentu tidak hanya berdampak kondisi fisik.


Akan tetapi juga dampak sosial bahkan finansial keluarga. Oleh karenanya dukungan dari berbagai pihak sangat dibutuhkan demi meningkatkan kehidupan mereka.


"Saya mengapresiasi bhakti sosial yang di gelar oleh TP PKK OKI bersama Smile Train Indonesia beserta pihak yang mendukung,"


"Bibir sumbing, merupakan salah satu penyakit yang sulit tercover oleh BPJS. Sedangkan penderita bertahan hidup dengan kelainan itu hingga bertahun-tahun lamanya. Sehingga perlu uluran tangan kita semua," katanya.


Selain itu Asmar mengaku bhakti sosial wujud kehadiran pemerintah di tengah kesulitan masyarakat.


"Program ini ketiga kalinya, sempat terhenti karena ada covid. Saya berharap kita dapat membantu memulihkan rasa percaya diri para penyintas agar mereka menatap masa depan dengan ceria," urainya.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved