Berita PALI
Nasib Pilu Pensiunan Guru SD di PALI, Keliling Dorong Gerobak dengan 1 Tangan Cari Barang Bekas
"Dek, mamang bisa minta tolong telponin tukang ojek langganan mamang, untuk minta jemput narik gerobak.
Penulis: Apriansyah Iskandar | Editor: Yandi Triansyah
Effendi mengatakan, awalnya terdapat sebuah koreng di telapak tangan kanan nya. Namun ia saat itu menganggap nya penyakit biasa dan masih bisa ngojek setiap hari.
Lambat laun, dia merasakan selalu nyeri pada tangan kanan nya, karena rasa sakit tersebut ia sering berobat ke dokter setempat namun tidak tau penyakit apa.
Seiring berjalan waktu, selama bertahun- tahun mengalami sakit tersebut, kondisi tangan kanannya terlihat mengecil, sehingga Effendi memutuskan untuk berobat ke Rumah Sakit di Palembang.
"Nah, waktu berobat di Palembang, dokter mengatakan tangan kanan mamang harus diamputasi, karena ada virus yang menggerogoti dan harus di angkat sampai ke akarnya. Tangan mamang di amputasi hampir habis sampai bahu. Selama 42 hari mamang dirawat dirumah sakit, dari operasi hingga pemulihan,"bebernya.
Setelah pasca operasi tersebut Effendi mengatakan kondisi kesehatan nya jauh lebih baik, sehingga membuatnya semangat dalam menjalani aktivitas keseharian meski tidak lagi memiliki tangan sebelah kanannya.
Berstatus sebagai pensiunan PNS, Effendi sebetulnya masih mendapat gaji pensiun setiap bulannya. Jumlahnya Rp 3,5 juta per bulan. Ia pensiun dengan pangkat golongan terakhir 3 C.
Tapi karena ada potongan pinjaman Bank untuk keperluan menjalankan Ibadah Umroh waktu itu, sehingga per-bulannya dia hanya menerima gaji pensiunan Rp 2 juta perbulan.
Kendati demikian, Effendi bersyukur, karena dari hasil rezekinya mencari rongsokan, Effendi menghasilkan Rp 1,7 hingga Rp 1,8 juta perbulan. Kadang juga bisa mencapai Rp 2 juta, jika barang rongsokan yang dikumpulkan dapat lebih banyak.
Melakoni pekerjaan mencari rongsokan, dimulai nya sekitar jam 12 malam hinggah pagi hari, paling lama jam 9 pagi baru selesai dan pulang kerumah.
"Kenapa memilih malam hari, karena kalau siang kadang sudah tidak ada lagi barang rongsokan. Tapi kalau hari Jum'at mamang libur, apalagi kalau hujan, tidak bisa keliling, "imbuhnya.
Effendi sendiri memiliki 3 orang anak perempuan yang sudah berkeluarga dan ia juga memiliki 11 orang cucu. Istrinya yang saat ini memasuki usia 72 tahun, dulunya bekerja menyadap karet, namun Effendi tidak memperbolehkan lagi istrinya bekerja, hanya dirumah saja mengurusi rumah tangga.
Effendi sendiri lah yang memutuskan untuk kembali bekerja walau harus banting tulang menjadi pencari rongsokan, meski anak, istri bahkan keponakan nya sempat melarang nya.
"Lagian mamang juga jenuh kalau di rumah terus, jadi mending kerja daripada cuma di rumah," ucapnya.
Bukan hanya itu saja. Meski sudah masuk usia senja, mang Fendi tidak pernah mengeluh dengan pekerjaannya.
Sehari-hari, mang Fendi biasanya berangkat dari rumahnya pada tengah malam.Ia pun baru menuntaskan pekerjaannya sebagai tukang rongsokan di pagi hari.
Dikepung Kelelawar, Siswa SMPN 4 Talang Ubi Terpaksa Belajar di Halaman Sekolah Beralas Terpal |
![]() |
---|
Viral Flyover Batu Bara Retak dan Bergoyang di PALI, Warga Cemas Saat Melintas: Kami Takut Ambruk |
![]() |
---|
ULAR Piton Sepanjang 2,5 Meter Tiba-tiba Muncul di Atap Kios Terminal Pendopo PALI, Mendadak Heboh! |
![]() |
---|
Ketahuan Mencuri Sawit di Perkebunan PT SBA, Warga Simpang Tais Kabupaten PALI Diamankan Polisi |
![]() |
---|
PANIK! Dua Cincin Terjepit di Jari Tangan, Pria di PALI Ini Lari ke Kantor Damkar Minta Pertolongan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.