Sumsel Blackout

Buntut Sumsel Blackout 38 Jam, PLN UID S2JB Bakal Bangun SUTET 500 kV

PT PLN (Persero) bakal membangun Saluran Udara Tegangan Extra Tinggi (SUTET) 500 kV di Sumsel.

Penulis: Linda Trisnawati | Editor: Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM / Linda Trisnawati
General Manajer (GM) PT PLN UID S2JB, Adhi Herlambang (tengah) menyampaikan pemadaman bergilir Kamis (6/6/2024). 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - PT PLN (Persero) bakal membangun Saluran Udara Tegangan Extra Tinggi (SUTET) 500 kV di Sumsel.

Pembangunan SUTET ini dilakukan buntut terjadinya gangguan transmisi SUTET 275 kV Linggau-Lahat.

"Kita sudah ada SUTT 70 kV, 150 kV dan 275 kV. Sudah direncanakan juga SUTET 500 kV," kata General Manajer (GM) PT PLN UID S2JB, Adhi Herlambang, Kamis (6/6/2024).

Menurutnya, Sumsel ini lumbung energi, sehingga potensi untuk SUTET 500 kV ini bisa terwujud. Setidaknya butuh waktu sekitar 2 tahun untuk membangun SUTET 500 kV ini.

SUTET ini untuk wilayah Sumatera, karena SUTET ini interkoneksi maka sumbernya dari berbagai wilayah yang ada di Sumatera.

PLN Lakukan Pemadaman Bergilir Pukul 18.00-20.00 WIB dari Lampung hingga Aceh Termasuk Palembang

Sementara itu menurut Adhi, untuk kejadian blackout ini bisa dikatakan terlama, kurang lebih 38 jam. Maka pihaknya akan segera mengevaluasi itu.

"Terkait blackout butuh waktu lama pertama, PLTU itu ketika lepas atau mati butuh pemanasan setidaknya 8 jam, lalu inspeksi dan lain-lain. Maka estimasi butuh 8-10 jam untuk menyalakannya," katanya.

Lalu setelah hidup, penormalan tidak bisa langsung, meskipun saluran ada masuknya harus disesuaikan. Sebab ketika terjadi perbedaan sistem dan daya maka akan terjadi hunting atau ayunan tegangan. Itulah jadinya naik turun, untuk itu perlu dijaga maka dilakukan secara bertahap.

Sementara itu terkait penyebab gangguan transmisi SUTT 275 kV masih dalam investigasi.

"Kami tidak bisa menduga-duga apa penyebabnya, perlu investigasi dan butuh waktu 1 -2 minggu. Itu wewenangnya PLN UIP3B Sumatera dengan kantor induknya di Pekanbaru," katanya.

Dikatakan Adhi, untuk investigasi awal memang ada alat yang terbakar tapi pihaknya belum dapat menyimpulkan, apakah itu akibat atau penyebab. Untuk itulah perlu investigasi.

Ke depan untuk mengantisipasi agar kejadian ini tidak terulang akan ada strategi dengan mulai melakukan pengembangan island operation. Jika terjadi gangguan wilayah Sumatera bagian tengah dan utara agar tidak terdampak.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved