Malang Nasib Anak Sandra Dewi Ikut Keseret Ulah Kasus Korupsi Harvey Moeis, Netizen Beri Peringatan

SRIPOKU.COM - Malang nasib anak Sandra Dewi dan Harvey Moeis ikut menjadi sorotan pasca papanya jadi tersangka kasus korupsi timah, netizen ingatkan ini.

Setelah papanya resmi menjadi tersangka kasus korupsi timah, akun sosmed anak-anak Harvey Moeis dan Sandra Dewi disorot.

Berbeda dengan Sandra Dewi yang menutup kolom komentar, akun anak-anaknya terpantau masih tidak di-private.

Bahkan kolom komentar akun anak Sandra Dewi dan Harvey Moeis juga tidak dikunci.

Dikutip dari akun Instagram @Lambe_danu, banyak netizen yang saling mengingatkan untuk tidak menyeret anak-anak dalam masalah ini.

Mereka takut ada oknum-oknum yang melontarkan hujatan di kolom komentar akun sosmed anak Sandra Dewi dan Harvey Moeis.

Apalagi anak-anak tersebut belum mengetahui apa yang terjadi dengan papanya.

Oleh sebab itu, netizen pun mengingatkan untuk tidak menyeret anak Sandra Dewi dalam masalah ini.

zafran.afra.aza: Jangan serbu IG anaknya. Anaknya gak salah apa2. Mereka gak tau apa2. Kasian mereka. Bukan berarti dukung kelakuan bapaknya atau emaknya. Tp ttp anak g salah dan g tau apa2.

choco_risky: Anaknya gak tau apa2.. jangan menghujat. Kita juga punya dosa dan aib masing2. Cukup jadi penonton aja..

yholaapz: Netisen masih tau adab ya ..keren sih ga serang IG anak yg ga tau apa⊃2; ini

 i_elvaa: Setuju, anak gg tahu apa2, ggsah disangkut2in

 fitrianurhdyh: Jangan k anaknya dong. Kasian mereka gak tau apa2..

Foto profil rina_tukuboya: Janganlah IG anaknya kasian msh kecil ga tau perbuatan org tuanya

pamelaindah: Lu ngaco admin ! Ngapain nyerang anakny, parah lu giring netizen untuk bully anak! Inget mindanu bukannya baru 

Foto profil hesti_kwardani: Duh jgn ke anaknya dong min. Lu ngapain sih ngeshare IG anaknys

Baca juga: Jadi Koordinir Penambangan Ilegal, Kedok Harvey Moeis Temui Petinggi Demi Muluskan Keuntungan Dikuak

Terjerat Kasus Korupsi

Sebelumnya Kejaksaan Agung menetapkan suami artis Sandra Dewi, Harvey Moeis (HM) sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi tata niaga komoditas timah wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah pada Rabu (27/3/2024).

Penetapan Harvey Moeis yang merupakan pemegang saham PT Refined Bangka Tin (RBT) ini sebagai tersangka dilakukan setelah memperoleh alat bukti yang cukup.

Termasuk di antaranya, dari pemeriksaan dia sebagai saksi pada hari yang sama.

"Tim penyidik telah menemukan kecukupan alat bukti sehingga ditingkatkan statusnya menjadi tersangka untuk tersangka HM selaku pemegang saham PT RBT," ujar Dirdik Jampidsus Kejaksaan Agung, Kuntadi dalam konferensi pers, Rabu (27/3/2024).

Begitu ditetapkan tersangka, tim penyidik langsung membawa Harvey keluar dari Gedung Kartika Kejaksaan Agung ke mobil tahanan.

Tampak dia digiring oleh petugas Kejaksaan Agung dengan tangan terborgol dan menggunakan rompi tahanan berwarna pink.

Penahanan terhadap Harvey dilakukan selama 20 hari ke depan, sesuai ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP).

"Selanjutnya yang bersangkutan kita lakukan pemeriksaan dan untuk kepentingan penyidkan kita lakukan penahanan di Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan untuk 20 hari ke depan," kata Kuntadi.

Sebagai informasi, dalam perkara ini tim penyidik telah menetapkan 15 tersangka, termasuk perkara pokok dan obstruction of justice (OOJ) alias perintangan penyidikan.

Dengan demikian, Harvey Moeis menjadi tersangka ke-16 dalam perkara ini.

Di antara para tersangka yang sudah ditetapkan sebelumnya, terdapat penyelenggara negara, yakni: M Riza Pahlevi Tabrani (MRPT) selaku mantan Direktur Utama PT Timah; Emil Emindra (EML) selaku Direktur Keuangan PT Timah tahun 2017 sampai dengan 2018; dan Alwin Albar (ALW) selaku Direktur Operasional tahun 2017, 2018, 2021 sekaligus Direktur Pengembangan Usaha tahun 2019 sampai dengan 2020 PT Timah.

Kemudian selebihnya merupakan pihak swasta, yakni: Pemilik CV Venus Inti Perkasa (VIP), Tamron alias Aon (TN); Manajer Operasional CV VIP, Achmad Albani (AA); Komisaris CV VIP, BY; Direktur Utama CV VIP, HT alias ASN; General Manager PT Tinindo Inter Nusa (TIN) Rosalina (RL); Direktur Utama PT Sariwiguna Bina Sentosa (SBS) berinisial RI; SG alias AW selaku pengusaha tambang di Pangkalpinang; MBG selaku pengusaha tambang di Pangkalpinang; Direktur Utama PT Refined Bangka Tin (RBT), Suparta (SP); Direktur Pengembangan Usaha PT RBT, Reza Andriansyah (RA); dan Manajer PT Quantum Skyline Exchange, Helena Lim.

Sedangkan dalam OOJ, Kejaksaan Agung telah menetapkan Toni Tamsil alias Akhi, adik Tamron sebagai tersangka.

Nilai kerugian negara pada kasus ini ditaksir mencapai Rp 271 triliun.

Bahkan menurut Direktur Penyidikan pada Jampidsus Kejaksan Agung, nilai Rp 271 triliun itu akan terus bertambah.

Sebab nilai tersebut baru hasil penghitungan kerugian perekonomian, belum ditambah kerugian keuangan.

"Itu tadi hasil penghitungan kerugian perekonomian. Belum lagi ditambah kerugian keuangan negara. Nampak sebagian besar lahan yang ditambang merupakan area hutan dan tidak ditambal," kata Dirdik Jampidsus Kejaksaan Agung, Kuntadi dalam konferensi pers Senin (19/2/2024).

Akibat perbuatan yang merugikan negara ini, para tersangka di perkara pokok dijerat Pasal 2 Ayat (1) dan Pasal 3 jo.

Pasal 18 Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dan ditambah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 jo.

Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun 1999 tentang  Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo. Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP.

Kemudian tersangka OOJ dijerat Pasal 21 Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. 

Hingga berita diturunkan, pihak Sandra Dewi belum buka suara mengenai kasus yang menjerat suaminya.

Baca berita menarik Sripoku.com lainnya di Google News