Maraknya Aksi Tawuran dan Balap Liar di Bulan Ramadan, Kapolda Sumsel Perintahkan Tangkap

Maraknya aksi tawuran dan balap liar di bulan Ramadan membuat Kapolda Sumsel Irjen Pol A Rachmad WibowoKita lakukan penindakan tangkap

Editor: adi kurniawan
Rachmad Kurniawan Putra
Maraknya aksi tawuran dan balap liar di bulan Ramadan membuat Kapolda Sumsel Irjen Pol A Rachmad WibowoKita lakukan penindakan tangkap 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Maraknya aksi tawuran dan balap liar di bulan Ramadan membuat Kapolda Sumsel Irjen Pol A Rachmad Wibowo ingin menertibkan para pelakunya.

Dari hasil giat razia yang dilakukan personel gabungan Polri-TNI hingga Dishub petugas mengamankan puluhan pelaku tawuran dan 131 kendaraan bermotor yang menggunakan knalpot brong.

"Khususnya orangtua, di masa bulan Ramadan tolong diawasi anak-anaknya, kejadian tawuran maupun balap liar bahkan ada yang membawa sajam maupun petasan itu semakin marak. Kita lakukan penindakan tangkap gangguan kamtibmas," ujar Rachmad, Minggu (17/3/2024).

Ia meminta tokoh-tokoh di lingkungan masyarakat seperti Ketua RT tetap mengawasi kegiatan anak-anak muda yang berpotensi melakukan kegiatan yang mengganggu Kamtibmas. Selagi melaksanakan ibadah selama bulan Ramadan.

"Tidak ada lagi yang balap liar dan tawuran, saya harap Ketua RT di lingkungan setempat dapat mengawasi dan melaksanakan ibadah di bulan berkah ini tanpa diganggu dengan hal yang bertenangan," tegasnya.

Sementara itu pengamat sosial dan kebijakan publik dari Universitas Sriwijaya Dr M Husni Thamrin menilai dengan kembali maraknya tawuran dan balap liar saat bulan Ramadhan artinya ada lembaga yang tidak berjalan dengan baik.

"Ada lembaga yang tidak terlalu berfungsi untuk mengontrol masyarakat, karena mereka remaja ini masih memiliki hasrat untuk menyalurkan energi kemudaannya. Misalnya pada kontrol pendidikan yang biasanya ada pesantren kilat di sekolah sekarang tidak ada lagi," ujar Thamrin.

Menurutnya di bulan Ramadan ini semestinya dimanfaatkan oleh remaja untuk berkumpul dengan keluarga bukan malah melakukan kegiatan yang bersifat negatif.

"Saat bulan puasa momen tepat untuk membiasakan berkumpul dengan keluarga sebagai mekanisme pertahanan, sehingga tidak tertarik melakukan balap liar dan tawuran," katanya.

Langkah aparat penegak hukum dengan terus melakukan razia secara rutin terutama pada waktu-waktu tertentu bisa mendidik para remaja.

"Kegiatan yang marak seperti balap liar dan tawuran artinya kan masyarakat tidak bisa menahan lingkungannya sendiri sehingga fungsi polisi, TNI, Dishub dan sebagainya perlu untuk mendidik masyarakat, " katanya. 

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved