Mawardi Yahya Duet Bersama Harnojoyo di Pilgub Sumsel, Pengamat Ungkap Palembang Jadi Rebutan

Pengamat politik ungkap Palembang jadi rebutan usai Mawardi Yahya duet bersama Harnojoyo di Pilgub Sumsel

Penulis: Arief Basuki | Editor: adi kurniawan
Handout
Pengamat politik ungkap Palembang jadi rebutan usai Mawardi Yahya duet bersama Harnojoyo di Pilgub Sumsel 

SRIPOKU. COM, PALEMBANG -- Pengamat politik dari Universitas Sriwijaya (Unsri) Prof Dr Febrian menilai, suara Palembang jadi bidikan para kandidat yang akan bertarung di Pemilihan Gubernur (Pilgub) November mendatang. 

Menurut Febrian, Palembang dengan pemilih terbesar sekitar 1,2 juta bisa membawa kandidat untuk memenangi pertarungan dan Mawardi memilih Harnojoyo sudah diprediksinya dari dulu. 

"Kalau pertama mendeklarasi itu positif, memang dirancang cukup lama dengan situasi menguntungkan, dari quickcount Ketum Gerindra Prabowo akan menang Pilpres dan menjadi moment bagi Mawardi, " kata Febrian. 

Sosok Mawardi yang jadi salah satu tokoh daerah dengan posisi dewan pertimbangan pusat Gerindra, dan ini tidak akan dilewatkan Mawardi dan konsekuensinya tidak ada pasangan Herman Deru- Mawardi Yahya

"Ini warning lain kandidat yang hendak maju, seperti Herman Deru, Heri Amalindo dan sebagainya, karena jaringan Mawardi sangat luas dan kuat di OI, OKI dan Prabumulih termasuk daerah arah barat kencang, dan kita tahu beberapa daerah tentu masih menunggu peta politik di Sumsel masih cair, " ucapnya. 

Menariknya dikatakan Dekan Fakultas Hukum Unsri ini, kontestasi nanti paling tidak melibatkan seperti mantan Gubernur Sumsel Herman Deru lagi, mengingat ada Fitrianti Agustinda (Ketua DPD NasDem Palembang) akan maju Pilkada Palembang kedepan dengan raihan positif di Pileg. 

"Gambaran ini mencerminkan juga untuk walikota Palembang kedepan, dimana berkaitan erat dengan Pilgub Sumsel juga, " jelasnya. 

Dirinya menilai elektabilitas Harnojoyo ada, meski ada anggapan menurun tetap hari ini di Palembang, di suku Basemah warna Harnojoyo sudah ketahuan, dimana politik Basemah kental mewakili politik Basemah, dan ini menariknya antara 2 figur ini.

"Saya pikir Herman Deru akan berpikir ulang langkah berikutnya, meski ada penyataan gubernur petahana sebelumnya (Deru) untuk mempertahankan wakilnya, dan hal ini berubah total serta kedepan akan berlabuh kemana, ' paparnya. 

Soal kandidat lain seperti Eddy Santana Putra dan sebagainya seiring waktu relatif kecil di Sumsel selain kemungkinan calon mantan petahana, Febrian memprediksi sekitar 3 paslon nanti, dan yang sudah berketetapan hati selama ini Heri Amalindo (Bupati Paling) juga yang sudah berkeyakinan akan maju Pilgub. 

"Pastinya, ada perubahan peta politik siapa Wakil Herman Deru nanti, dikarenakan pileg tadi dan Pilkada nanti dimana mencari koalisi, seperti PDIP  bakal buat ramai, dan poin ini akan kelihatan setelah dipastikan siapa pemenang pilpres dan Pileg. Disisi itu para calon mempersiapkan diri, kalau lain-lain seperti amunisi modal, mereka sangat  berpengalaman dan paham betul permainan itu, " tandasnya. 

Herman Deru sendiri dipastikan kantong suara menurut Febrian masih di suku Komering meski selama ini tidak full namun efektif, mengingat saat bertarung dengan Alex Noerdin 2013 lalu sendiri tidak utuh, apalagi sekarang cair meski sudah pernah gubernur tapi track record tidak kelihatan didalam kepemimpinan beliau, dan diperhitungkan dimana orang perlu bukti yang dilakukan dan dikerjakan. 

"Selam lima tahun Mawardi dapat untung, sebab kalau wakil gubernur jika diberikan kewenangan akan jalan, tapi dalam praktiknya tidak segitu," tandasnya. 

Disisi lain, dalam memenangkan Pilkada diucapkan Febrian bukan hanya basis suara selama ini, namun juga jabatan di organisasi terkadang memberikan keuntungan bagi kandidat seperti Heri Amalindo yang menjabat Ketua ICMI Sumsel dan itu jadi nilai positif bagi dirinya. 

"Jadi pilkada bukan hanya soal basis tapi ada perhitungan lain, seperti jabatan diorganisasi yang jadi poin tambahan yang bersangkutan, dan popularitas beliau akan dinaikkan ke elektabilitas. Apalagi Heri Amalindo juga dalam posisi sekarang yang mendeklarasikan belum dengan wakilnya, akan ada nilai tambah, karena ketegasan selama ini untuk maju, " paparnya. 

Ditambahkan Febrian Palembang akan jadi rebutan, dan selama ini tidak pernah dilibatkan dalam kontestasi Pilgub, Walikota atau wakil walikota Palembang periode 2018 lalu. 

"Menariknya kota Palembang, selama ini orang bicara suku Komering dan Basemah saja, tapi kita harus ingat ibu kota provinsi Sumsel adalah Palembang. Nah, kalau itu dimaksimalkan dan bisa melihat potensi Palembang jadi luar biasa kekuatan, tapi Palembang mananya itu harus hati-hati, bisa saja dapat Basemah tapi itu cair. Dimana konsep suku itu tidak dominan apakah berpasangan Basemah akan kuat tidak juga, seperti Harnojoyo bisa jadi wako Palembang, sehingga siapa punya pengaruh Palembang akan dilibatkan secara langsung, apalagi Palembang selama ini jadi penonton terus," tandasnya. 

Untuk sosok bakal Wakil Gubernur Sumsel kedepan juga, Febrian menilai ada beberapa yang saat ini menjabat Bupati seperti di Musi Rawas (Ratna), Devi Suhartoni (Muratara), Popo Ali (OKU Selatan), ataupun mantan Walikota Lubuklinggau SN Prana Putra Sohe, ataupun di Muba yang pasti tidak mendukung kebijakan Gubernur lama. 

"Jadi, sepanjang ia bisa bawak elektabilitas dan kapital, terbuka kemungkinan itu (berpasangan) . Kalau orang mau jadi nomor satu pasti siap seluruh, apalagi ditambah amunisi tambah tenang itu pastinya, didukung pribadi juga apa suka nabung atau berperang fighting spirit sehingga tahu model kepemimpinan Sumsel kedepan, " jelasnya, jika Palembang akan tetap jadi utama diperebutkan.
 

 

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved