Mimbar Jumat: Fenomena Cinderella Tanpa Sepatu Kaca

Kasus Cinderella yang sedang viral di media sosial seharusnya mampu menjadi informasi penting bahwa pergaulan muda-mudi masa kini sedang tidak baik

Editor: adi kurniawan
Handout
Prof. Dr. Hj. Uswatun Hasanah, M.Ag Dirda LPPK Sakinah Kota dan Dosen UIN Raden Fatah Palembang 

Hal ini memberi makna bahwa hijab mampu mengidentifikasi kedudukan perempuan dan menaikkan status sosialnya.

Berhijab dalam lingkup yang lebih luas dapat dimaknai sebagai upaya menjaga batas pergaulan dengan lawan jenis yang bukan mahram.

Adapun yang diidentifikasikan sebagai batasan dalam pergaulan adalah kesesuaian dengannorma agama, masyarakat dan susila.

Membatasi diri dari sikap bercampur-baur antara laki-laki dan perempuan yang tidak mengindahkan batasan nilai pergaulan termasuk perilaku meminum atau memakan makanan yang diharamkan oleh agama.

Firman Allah: “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamr, berjudi, (berkurban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaithon. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.

Tidak ada legalisasi mengenai pergaulan bebas dari sudut pandang manapun. Rasul bersabda: Sesungguhnya andai kepala seseorang ditusuk dengan jarum yang terbuat dari besi itu lebih baik baginya daripada menyentuh perempuan yang tidak halal baginya (bukan mahram).

Dalam hadis tersebut sudah sangat jelas disebutkan bersentuhan dengan bukan mahram dianalogikan sebagai lebih baik baginya ditusuk dengan besi panas. Bayangkan apabila dibandingkan dengan pergaulan muda-mudi yang tidak malu bergaul tanpa batas seperti berpegangan tangan, saling merangkul, joget bareng secara erotis, melakukan hal-hal di luar batas secara vulgar dan di tempat umum.

Fenomena wajah baru Cinderella masa kini sebagai Ratu Pesta yang tidak lagi menggunakan sepatu kaca, merupakan persoalan serius yang harus mendapatkan perhatian.

Perempuan seharusnya menjaga kehormatan, tidak mengorbankan harga diri hanya untuk menemukan kebahagiaan yang sifatnya semu. Perintah berhijab, menjaga kehormatan dan larangan pergaulan bebas sesungguhnya sesuatu yang mutlak membawa dampak positif terbesar bagi diri sendiri.

Diantaranya menghindarkan diri dari pelecehan seksual, free seks, meningkatkan kualitas hidup, menciptakan masyarakat yang lebih religius, meningkatkan kualitas hubungan antar pribadi dan melahirkan bahagia dunia-akhirat.

Cinderella si Upik Abu, biarlah tetap menjadi cerita tradisional pengantar tidur yang berasal dari negeri
dongeng, tanpa harus merubah karakternya apalagi mendatangkan sindrom bagi para perempuan modern masa kini.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved