Kecelakaan Perahu Getek di Banyuasin

Korban Perahu Terbalik di Banyuasin Ditemukan Meninggal, Jasad Sugiarto Mengapung 800 Meter dari TKP

Korban ditemukan 800 meter dari posisi awal dimana perahu dayung terbalik karena diterpa ombak besar. 

Penulis: Ardiansyah | Editor: Odi Aria
Handout
Korban Sugiarto saat dievakuasi tim SAR Gabungan saat ditemukan, Selasa (27/2/2024) dini hari. 

SRIPOKU.COM, BANYUASIN - Sugiarto, korban perahu getek dayung yang terbalik di sungai Pulau Betet Kecamatan Sugihan Banyuasin akhirnya ditemukan tim SAR gabungan dalam kondisi meninggal, Selasa (27/2/2024) dini hari.

Korban ditemukan 800 meter dari posisi awal dimana perahu dayung terbalik karena diterpa ombak besar. 

Hal ini, diungkapkan Kepala Kantor Basarnas Palembang Raymond Konstantin, Selasa (27/2/2024).

"Korban kami temukan sekitar pukul 00.30 dini hari, dalam kondisi mengapung 800 meter dari posisi awal tenggelam," katanya.

Baca juga: Perjuangan Heroik Korban Tenggelam Perahu Getek di Banyuasin, Ayah Korbankan Nyawa Demi Anak & Istri

Proses pencarian dari Tim SAR gabungan,  dengan melakukan penyisiran permukaan sungai menggunakan perahu karet dan perahu masyarakat.

Selain itu, tim lain melakukan circle atau ombak buatan dengan menggunakan perahu karet ditempat tempat yang dicurigai korban tersangkut.

Tim SAR melakukan pencarian terhadap Anto, korban perahu getek terbalik
Tim SAR melakukan pencarian terhadap Anto, korban perahu getek terbalik (Handout)

"Korban ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. Posisi korban ditemukan mengapung di tengah sungai setelah tim melakukan ombak buatan.

Setelah ditemukan, korban langsung dievakuasi  ke rumah duka untuk dilakukan proses pemakaman," pungkasnya.

Korbankan Nyawa Demi Anak-Istri

Sugiarto, korban terbalikya perahu dayung  yang hilang diseret arus sungai ternyata bisa berenang.

Kades Mekar Jaya Ahmad Martadinata ketika dihubungi, membenarkan bila para korban perahu dayung yang tenggelam tersebut merupakan warganya.

Menurut Ahmad Martadinata, perahu yang digunakan korban bersama istri, anak dan Wahyu merupakan perahu milik desa yang dapat dipakai siapa saja.

Akan tetapi, kondisi perahu sudah sangat jelek dan ada sebagian yang bocor.

"Mereka ini pergi, korban Sugiarto yang mengendalikan kemudi, Wahyu yang mendayung. Sedangkan istri Sugiarto dan anaknya duduk di perahu," katanya, Senin (26/2/2024).

Saat akan sampai ke sawah sekitar tujuh meter, tiba-tiba hujan disertai angin kencang dan datanglah ombak. Ketika itulah, perahu dayung yang mereka tumpangi terbalik.

Sugiarto, istrinya Rezza Umma dan anaknya Fahri serta Wahyu sempat terseret ombak. Wahyu yang bisa berenang, berupaya untuk menyelamatkan Rezza Umma.

Akan tetapi, karena kondisi badan Rezza Umma berat saat akan di bawa ke tepi membuat pegangan Wahyu dari tubuh Rezza Umma terlepas.

Wahyu memutuskan untuk menepi dan langsung ke sawah guna meminta bantuan warga yang sedang berada di sawah.

Warga yang mendengar teriakan wahyu, langsung berdatangan dan berupaya menyelamatkan Sugiarto, istri dan anaknya.

"Saat itu, Sugiarto memeluk istri dan anaknya untuk membawa ketepian. Warga sudah berada di tepi dan berhasil menarik anaknya terlebih dahulu.

Baru, menarik istri Sugiarto," kata Kades Mekar Jaya yang mendapat cerita langsung dari korban Wahyu.

Ketika warga berupaya menarik Sugiarto, ombak datang dan menariknya.

Hingga, Sugiarto terseret arus dan tenggelam. Meski bisa berenang, namun Sugiarto tak dapat melawan dan menyelamatkan diri ketika ombak menyapu dirinya.

"Istrinya meninggal, meski sudah sempat di bawa ke klinik. Mungkin, karena terlalu banyak tertelan air.

Sedangkan anaknya, saat di tolong kondisinya kritis dan di bawa ke Palembang. Sekarang, kami masih mencari Sugiarto yang tenggelam.

 

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved