Berita Viral

Pengemis 'A Kasihan A' Bernasib Pilu, Suami Nganggur, Uang Hasil Ngemis Habis Buat Ngojek ke Lokasi

Pengemis yang bernama Bailah ini tinggal di Desa Ciasihan, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten bogor

Editor: Fadhila Rahma
TribunBogor
Viral sosok Baliah, pengemis 'A Kasihan A, Teh Kasihan Teh' di Gunung Salak, Bogor, rela ngemis demi keluarga. 

SRIPOKU.COM -Kisah pengemis viral bernada 'a kasian a' di curug Gunung Salak, Bogor.

Kondisi dari pengemis viral ini terbilang pilu.

Untuk diketahui, pengemis wanita ini viral karena nada ucapannya saat meminta uang di Gunung, Pamijahan, Kabupaten Bogor menjadi daya tarik tersendiri.

Pengemis yang bernama Bailah ini tinggal di Desa Ciasihan, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten bogor.

Rumahnya berada di dalam gang sempit. Temboknya kusam, perabotan rumahnya pun sangat sederhana.

Viral sosok Baliah, pengemis 'A Kasihan A, Teh Kasihan Teh' di Gunung Salak, Bogor, rela ngemis demi keluarga.
Viral sosok Baliah, pengemis 'A Kasihan A, Teh Kasihan Teh' di Gunung Salak, Bogor, rela ngemis demi keluarga. (TribunBogor)

Baliah tinggal bersama suaminya, Ropik. Suami Baliah berkebutuhan khusus. Ropik mengalami tuna rungu.

"Gak bisa ngomong," kata Baliah saat didatangi TribunnewsBogor.com ke rumahnya di Desa Ciasihan, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor.

Ropik sendiri tidak mengemis seperti Baliah.

Diketahui bahwa Ropik bekerja serabutan. "Gak kerja," terang Baliah, pengemis a kasian a.

Dari hasil pernikahannya, Baliah dan Ropik memiliki seorang anak.

Anak pengemis a kasian a kini sekolah kelas 5 SD.

Atas kondisi ini, Baliah terpaksa menjadi pengemis.

Senin sampai Jumat, Baliah biasanya hanya keliling ke kampung-kampung.

Sabtu dan Minggu barulah Baliah mengemis di kawasan curug Bogor, Gunung Bunder.

"Ke sana hari Sabtu sama Minggu," katanya.

Baliah menjadi viral di media sosial setelah direkam pengendara yang memberinya uang.

Netizen tertarik dengan intonasi Baliah saat mengucapkan a kasian a.

Saat banyak warganet menjadikan Baliah sebagai bahan olokan, ternyata ia sangat mengharapkan uang pemberian pengendara.

Uang itu dipakai untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.

"Anak jajan Rp 10 ribu, beli voucher WiFi Rp 4 ribu," kata Baliah merinci.

Belum lagi ia harus merogoh kocek untuk ojeg yang ditumpangi menuju ke lokasi mengemis.

Jadi dari Rp 100 ribu yang didapatnya, ia hanya mengantongi Rp 16 ribu untuk dipakai membeli beras.

"Sisanya buat beli beras," katanya.

Penghasilan

Baliah mengatakan, dalam sehari penghasilannya mengemis mencapai Rp 100.000.

Akan tetapi penghasilan itu harus dipotong untuk biaya ojek.

Jarak dari rumahnya ke lokasi mengemis sekitar 30 menit.

"Ojek bolak balik Rp 60.000-Rp 70.000, jajan anak Rp 10.000, beli (voucer koin) WiFi Rp 4.000 (untuk anaknya), sisanya buat beli beras (makan)," ungkapnya.

Isi tas hitam

Baliah mengatakan isi tas hitamnya yang digunakan untuk mengemis adalah air mineral.

"Air, aus," ujarnya.

Ia pun membongkar tas hitamnya yang disimpan di dalam lemari rumah mertuanya yang hanya berjarak tiga meter dari rumahnya.

Isi dalam tas berwarna hitam itu pun akan membuat siapapun terenyuh saat melihatnya lantaran bukan tumpukan uang maupun barang-barang mewah.

Tas berwarna hitam itu berisi barang-barang yang sudah nampak usang namun masih digunakannya untuk mengais rezeki.

Di dalam tas tersebut terdapat satu buah karung, payung, baskom, piring berwarna hijau, satu botol mineral kosong dan satu botol mineral berisi sebuah cairan berwarna coklat.

"Ini susu (cairan berwarna coklat), air udah abis (botol mineral kosong)," ucapnya.

Dengan begitu, tuduhan netizen yang menyebut bahwa isi tas hitam tersebut berisi uang pun terbantahkan.

(*)

Artikel diolah dari TribunnewsBogor.com

 

 

Sumber: Tribun Bogor
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved