Berita Lubuklinggau

Durian PUT Banjiri Kota Lubuklinggau Sumsel, Rasa Manis dan Pahitnya Jadi Ciri Khas

PUT adalah salah satu sentra penghasil durian lokal berkualitas terbaik yang turut menyumbang di Kota Lubuklinggau.

Tribun Sumsel/Eko Hepronis
Jhoni, penjual durian asal PUT berjualan di Kota Lubuklinggau, Selasa (9/1/2023). 

SRIPOKU.COM, LUBUKLINGGAU -- Musim durian telah tiba, sejumlah durian lokal mulai membanjiri Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan (Sumsel).

Hampir sepanjang jalan di dekat Masjid Agung As-salam hingga dekat Lapas Lubuklinggau berjejer pedagang durian dadakan.

Meski saat ini hanya musim lokal, namun cita rasa durian di Lubuklinggau banyak diburu karena memiliki rasa manis dan pahit.

Durian yang paling banyak dijajakan pedagang di lokasi ini kebanyakan berasal dari wilayah Padang Ulang Tanding (PUT), Bengkulu.

Jhoni, warga Desa Karang Baru, Kecamatan PUT, Bengkulu, petani yang sekaligus pengepul durian ini mengatakan, PUT adalah salah satu sentra penghasil durian lokal berkualitas terbaik yang turut menyumbang di Kota Lubuklinggau.

"Banyak sekali jenis durian lokal yang dihasilkan dari pohon-pohon durian di desa kami."

"Rata-rata dari pohon durian tua, warisan turun-temurun," ungkap Jhoni, Selasa (9/1/2023).

Jhoni menyebutkan, setiap pohon di PUT menghasilkan varietas durian lokal yang berbeda-beda, baik dari bentuk fisik maupun cita rasanya.

Lanjutnya, masing-masing punya keunggulan, di mana ragam cita rasa durian lokal ini yang kemudian jadi keunggulan durian di wilayah PUT Bengkulu.

"Tidak sedikit pula para penggemar buah durian yang berburu langsung datang ke tempat kami."

"Mereka mendatangi langsung petani atau pemilik pohon," katanya.

Dari sekian banyak durian lokal yang ada, durian dengan rasa manis dan pahit banyak disenangi oleh pembeli.

"Jenis duriannya banyak, tapi yang paling dikenal durian putih, kuning dan putih susu."

"Semuanya para pembeli rata-rata senang," ungkapnya.

Dia mengatakan, karena rasanya yang manis pahit, menjadikan durian jenis ini menjadi primadona.

Bahkan ada pembeli dari Medan yang kebetulan lewat langsung memborong banyak dagangannya.

"Dalam sehari kadang habis 80 buah, terutama yang ramai Sabtu dan Minggu."

"Orang pulang liburan singgah beli langsung," ujarnya.

Lanjutnya, aroma durian masak wanginya akan menusuk hidung, berbeda dengan durian peraman yang tidak memiliki bau sama sekali.

"Kalau beli durian jangan lupa dipukul dulu, bila suaranya agak nyaring pasti mentah."

"Kemudian diupayakan sebisa mungkin buka di tempat, karena bisa ditukar bila mentah atau tidak manis," ungkapnya. (Eko Hepronis)

===

Simak berita Sripoku.com lainnya di Google News

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved