Alasan Subsidi Sepeda Motor Listrik di Sumsel Minim Peminat, Di Bawah 100 Unit per September 2023

Berdasarkan data dari Dinas ESDM Sumsel, saat ini jumlah sepeda motor listrik di Sumsel masih di bawah angka 100 unit per September 2023 lalu.

SRIPOKU.COM/Humas UID S2JB
FOTO ILUSTRASI -- Tampak warga yang sedang mengendarai kendaraan sepeda motor listrik. 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Program konversi sepeda motor bahan bakar minyak (BBM) menjadi sepeda motor dengan listrik yang digagas pemerintah saat ini masih minim peminatnya, terutama di Sumatera Selatan (Sumsel).

Berdasarkan data dari Dinas ESDM Sumsel, saat ini jumlah sepeda motor listrik di Sumsel masih di bawah angka 100 unit per September 2023 lalu.

"Berdasarkan data Beppeda September lalu di bawah 100 unit dan belum ada update terbarunya lagi saat ini," ujar Tulus selaku Kabid Kelistrikan Dinas ESDM Sumsel, Senin (13/11/2023).

Tulus menilai konversi motor listrik ini masih minim karena penyalur masih bingung bagaimana teknis penyaluran subsidi, apakah begitu dibeli konsumen harga motor listrik langsung dipotong subsidi sesuai arahan pemerintah atau bagaimana.

Misalnya, harga jual resmi Rp 30 juta kemudian karena ada subsidi Rp 7 juta dari pemerintah sehingga saat dibeli konsumen maka harganya langsung berubah jadi Rp 27 juta.

"Nah, aturan subsidi ini yang masih perlu diperjelas dan bagaimana implementasinya agar serapan motor listrik naik," ujar Tulus.

Sementara itu Kepala Cabang Gesit Palembang, Rendy mengatakan, peminat sepeda motor listrik saat ini di Palembang masih minim karena masyarakat masih awam tentang penggunaan motor listrik.

Masyarakat masih khawatir sepeda motor akan habis baterai di jalan sehingga tidak bisa difungsikan.

Padahal sepeda motor listrik memiliki jarak tempuh yang cukup jauh, yakni 50 km, sehingga cukup jauh jangkauannya.

Rendy menjelaskan, sepeda motor listrik Gesits misalnya, menggunakan tenaga listrik dengan daya motor 5KW.

Sekali pengisian daya, motor listrik Gesits bisa digunakan untuk berkendara sejauh sekitar 50 kilometer dengan waktu pengisian daya 3-4 jam.

"Konsumen tidak perlu khawatir soal baterai karena ada garansi 3 tahun dan bisa di-charge sendiri di rumah karena sudah dapat charger langsung saat pembelian," jelas Rendy.

Subsidi sepeda motor listrik ini saat ini, ujarnya, lebih mudah dan tidak ribet lagi seperti aturan yang lama, sehingga harusnya penjualan motor listrik sudah semakin banyak.

Dikutip dari Tribunnews, terbaru Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menambah jumlah subsidi konversi sepeda motor berbahan bakar bensin ke listrik, dari Rp 7 juta menjadi Rp 10 juta.

Kenaikan subsidi ini dilakukan untuk mendukung serapan penyaluran motor listrik agar sesuai target.

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved