Perang Israel vs Palestina

Jarang Pulang, Dokter di Gaza Histeris Pasien Korban Serangan Israel Ternyata Anaknya, Jatuh Lemas

dr Ghada Abu Eida saat itu tampak sedang melintas di sebuah aula RS itu saat kemudian dia melihat paramedis berlari menggotong seorang korban mengguna

|
Editor: Fadhila Rahma
Instagram @middleeastmonitor
Jarang Pulang, Dokter di Gaza Histeris Pasien Korban Serangan Israel Ternyata Anaknya, Jatuh Lemas 

SRIPOKU.COM - Momen pilu terekam ketika seorang dokter di Gaza histeris pasien korban serangan Israel ternyata anaknya.

Seorang dokter di rumah sakit Indonesia yang berada di Gaza memiliki banyak pasien sejak Israel semakin gencar gencatkan senjata.

Korban pun banyak berjatuhan, dari orangtua, anak-anak dan wanita.

Sehingga membuat dokter di Gaza ini jarang pulang karena pasien yang membludak.

Namun naas, saat ia sedang sibuk di rumah sakit, betapa terkejutnya ia melihat pasien serangan Israel ternyata anaknya sendiri.

Dalam video Diunggah di Instagram @middleeastmonitor, terekam putrinya sendiri jadi korban serangan bom, digotong dengan tandu ke tempat ia bertugas.

Dokter tersebut diketahui bernama Ghada Abu Eida.

Ia merupakan dokter yang bertugas di unit gawat darurat di Rumah Sakit Indonesia di Gaza.

Detik-detik ketika dr Ghada Abu Eida melihat putrinya sendiri jadi korban ledakan bom terekam dalam video yang diunggah Memo pada Kamis (2/11/2023).

Baca juga: Tamu Undangan tak Sadar Istri Sah yang Datang ke Acara Nikah Suami Diam-diam, Sabar Salami Pengantin

Dokter di Gaza histeris lihat putrinya jadi korban serangan bom
Dokter di Gaza histeris lihat putrinya jadi korban serangan bom ()

dr Ghada Abu Eida saat itu tampak sedang melintas di sebuah aula RS itu saat kemudian dia melihat paramedis berlari menggotong seorang korban menggunakan tenda.

Sang dokter yang tadinya tampak tenang, menjadi panik saat sekelebat mengetahui siapa yang berada di tandu tersebut.

Naluri keibuan dr Ghada Abu Eida kemudian mendorongnya untuk ikut berlari menyusul ke lokasi untuk menemukan kenyataan kalau benar sosok yang ditandu itu adalah putrinya sendiri.

dr Ghada Abu Eida seketika menangis sebelum ditenangkan para rekannya dan dibawa ke ruangan lain.

Dia akhirnya pingsan.

 

"Insiden ini bukan pertama kalinya petugas medis Gaza terkejut menemukan kerabat mereka di antara korban tewas atau terluka bergegas ke tempat kerja mereka. Dan insiden ini menyoroti (begitu banyaknya) jumlah korban jiwa atas pemboman Israel yang sedang berlangsung di Gaza," tulis Memo dalam unggahannya.

Satu-satunya RS yang Masih Beroperasi di Gaza

Setelah dua serangan besar-besaran Israel ke kamp pengungsian Jabalia di utara Gaza, Rumah Sakit Indonesia menjadi satu-satunya rumah sakit yang masih beroperasi saat ini.

Banyaknya jumlah korban luka memaksa rumah sakit untuk bekerja 50 kali lipat melebihi kapasitasnya.

Kurangnya pasokan medis dan bahan bakar menjadi permasalahan yang serius di Rumah Sakit Indonesia.

Dikutip dari Al Jazeera, Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan Rumah Sakit Indonesia terpaksa mengambil keputusan serius dengan mematikan generator utama mereka.

Hal tersebut diambil setelah mereka kekurangan bahan bakar yang ekstrem dan hanya mengandalkan generator kecil di bawahnya.

Rumah Sakit Indonesia di Bayt Lahiya, Gaza, Palestina dikabarkan diserang rudal Israel (Mer-C)
Rumah Sakit Indonesia di Bayt Lahiya, Gaza, Palestina dikabarkan diserang rudal Israel (Mer-C) ()

Generator ini pun hanya digunakan untuk menjaga ICU tetap berjalan.

Hingga saat ini, belum diketahui sampai kapan Rumah Sakit Indonesia bisa bertahan.

Kejadian itu pun juga membuat Rumah Sakit Indonesia berubah menjadi kamar mayat yang besar.

"Jika kita tidak mendapatkan bahan bakar dalam beberapa hari ke depan, kita pasti akan mengalami bencana," kata juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza, Ashraf Al-Qudra.

Sejak konflik dimulai, Israel menolak mengizinkan konvoi kemanusiaan membawa bahan bakar, dengan alasan kekhawatiran bahwa pejuang Hamas akan mengalihkannya untuk keperluan militer.

Hamas Sebut 195 Warga Palestina Tewas di Jabalia

Setidaknya 195 warga Palestina tewas dalam dua serangan udara Israel di kamp pengungsi Jabalia di Gaza pada Selasa dan Rabu.

Sekitar 120 orang masih hilang di bawah reruntuhan, dan sedikitnya 777 lainnya terluka, kata kantor tersebut dalam sebuah pernyataan.

Dikutip dari The Guardian, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan pihaknya menargetkan dan membunuh Muhammad A'sar, komandan susunan rudal anti-tank Hamas, dalam serangan pada hari Rabu.

IDF mengatakan pihaknya menargetkan kamp tersebut pada hari Selasa untuk membunuh Ibrahim Biari – seorang komandan penting Hamas yang terkait dengan serangan pada 7 Oktober terhadap Israel yang, katanya, telah mengambil alih bangunan sipil di Kota Gaza bersama para pejuangnya.

Pada Rabu, kantor hak asasi manusia PBB mengatakan serangan udara Israel terhadap kamp Jabalia pada Selasa, dapat dianggap sebagai kejahatan perang.

Kepala Kemanusiaan PBB, Martin Griffiths, mengecam serangan Jabalia setelah kunjungan dua hari ke Israel dan wilayah pendudukan Palestina.

"Ini hanyalah kekejaman terbaru yang menimpa masyarakat Gaza di mana pertempuran telah memasuki fase yang lebih mengerikan, dengan konsekuensi kemanusiaan yang semakin mengerikan," kata Griffiths dalam sebuah pernyataan.

Dunia, lanjut Griffiths, terlihat tidak mampu atau tidak mau untuk bertindak atas serangan Israel ke Kamp Jabalia.

"Hal ini tidak dapat dibiarkan terus-menerus. Kami membutuhkan perubahan langkah," ujarnya.

Innalillahi Awni Eldous YouTuber Masih 12 Tahun Meninggal di Gaza

Seorang YouTuber muda asal Palestina bernama Awni Eldous meninggal dunia dalam serangan Israel di Gaza.

Melansir dari Albawaba, kabar meninggalnya Awni Eldous ramai diberitakan pada Kamis, 19 Oktober 2023.

Kepergian Awni Eldous mencuri perhatian lantaran ia dikenal sebagai YouTuber muda yang masih berusia 12 tahun.

Awni dulunya memiliki impian besar untuk menjadi YouTuber terkenal.

Dia membuat salurannya sendiri di YouTube yang mengkhususkan pada konten game dan permainan.

Alwi Eldous, YouTuber muda asal Palestina meninggal di usia 12 tahun (Albawaba)
Alwi Eldous, YouTuber muda asal Palestina meninggal di usia 12 tahun (Albawaba) ()

Aktivitas Awni sebagai YouTuber itu ia mulai tidak lama sebelum dimulainya agresi Israel terhadap Gaza belakangan ini.

Ditelurusi di YouTube, kanal milik Awni telah mengunggah 11 video dengan jumlah subscriber mencapai 2,66 ribu sebelum ia meninggal.

Namun setelah kabar kepergian Awni tersebar, subscriber YouTube-nya langsung melonjak drastis.

Hingga artikel ini dimuat, subscriber kanal milik Awni telah mencapai 55,4 ribu.

Setiap video yang ia unggah juga telah ditonton hingga puluhan ribu kali.

Salah satu video yang mencuri perhatian adalan video yang ia unggah sekitar setahun yang lalu.

Dalam video itu, Alwi tengah merayakan kesuksesannya mencapai 1000 subscriber pertama.

Ia pun membuat unggahan dengan memperkenalkan diri dan mengungkap cita-cita besarnya menjadi YouTuber.

"Saya Awni Al-Dous, seorang warga Palestina dari Gaza, saya seorang YouTuber game yang bercita-cita memiliki 100 ribu suscriber," kata Alwi dalam video tersebut.

Kini video itu telah ditonton 78 ribu kali.

Kementerian Kesehatan Gaza sendiri hingga saat ini mengumumkan jumlah korban tewas meningkat menjadi 3.500 orang, sebagian besar adalah anak-anak dan perempuan.

Ia menambahkan bahwa 12.000 orang lainnya terluka, dengan luka yang bervariasi antara luka ringan dan besar.

 

Artikel ini telah tayang di Tribuntrends.com

 

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved