Mertua Bunuh Menantu Lagi Hamil

Pengakuan Ibu Wanita Hamil 7 Bulan Sebelum Dibunuh Mertua, Sering Minta Maaf Sebulan Terakhir

Selain komunikasi ibu-anak dan senda gurau, Fitria sempat meminta maaf kepada ibunya.

Penulis: Muhammad Naufal Falah | Editor: adi kurniawan
Surya.co.id
Polisi mengamankan Setir mertua di Pasuruan yang tega menghabisi menantunya yang tengah mengandung 7 bulan, Selasa (31/10/2023) 

SRIPOKU.COM - Inilah percakapan terakhir Fitria Almuniroh Hafidloh (23) perempuan hamil 7 bulan yang tewas di tangan mertuanya sendiri di Pasuruan, Jawa Timur dengan sang ibu.

Ternyata meregang nyawa, Fitria sempat menghubungi ibu kandungnya.

Selain komunikasi ibu-anak dan senda gurau, Fitria lebih sering meminta maaf kepada ibunya dalam sebulan terakhir.

Baca juga: Sebelum Bunuh Fitria, Mertua di Pasuruan Sempat Datangi Tempat Ini, Cuma Pakai Sarung Saat Ditangkap

Fitria sempat berkomunikasi dengan ibunya selama 2 jam hingga pukul 14.45 WIB.

Inilah disampaikan Nurul Afini (49) ibunda Fitria dikutip Tribunsumsel.com.

"Saya video call dari jam 13.00-14.45 hampir jam 3 sore. Aku menduga ya jam itu, setelah kami telpon," ungkapnya.

"Kemudian, kalau kata polisi, diketahui pertama sama suaminya ya jam 4-an atau jam 5-an," sambungnya.

Nurul juga sempat membongkar isi percakapan terakhir bersama sang anak pada hari itu.

Dikatakan Nurul, Fitria sempat berupaya untuk menjual televisi beserta STB-nya karena ingin membeli motor agar bisa beraktivitas ke luar rumah.

Selain itu, dia juga sempat bercerita bahwa pada hari itu telah resmi memiliki Kartu Keluarga (KK) tersendiri dengan suaminya, Sueb.

Dengan demikian, keduanya telah resmi sebagai pasangan suami istri yang berdomisili di Pasuruan.

"Ya di hari itu, dia dan suaminya dapat KK sendiri," katanya.

Nurul menuturkan sang anak beberapa kali meminta maaf kepadanya tanpa alasan yang jelas di sela-sela percakapan itu.

Permintaan maaf itu disampaikan Fitria selama satu bulan sebelum tewas di tangan mertuanya sendiri.

"Biasanya kalau di sekolah, saya gak bisa angkat karena kerjaan. Dia bilang mengiranya saya sedang marah (padahal sibuk urusan sekoah)," tambah wanita yang juga menjabat sebagai kepala sekolah SMP swasta di Kalibokor, Gubeng, Surabaya itu.

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved