Kunci Jawaban

Kunci Jawaban Sejarah Kelas 12 SMA Halaman 66 Semester 1 Kurikulum Merdeka, Soal Esai Asesmen Bab 1

Kunci Jawaban Sejarah kelas 12 SMA halaman 66 Semester 1 Kurikulum Merdeka, soal esai Asesmen Bab 1

Penulis: Novry Anggraini | Editor: adi kurniawan
buku.kemdikbud.go.id
Kunci jawaban soal esai Asesmen Bab 1 Sejarah kelas 12 SMA halaman 66 semester 1 Kurikulum Merdeka. 

SRIPOKU.COM - Simak di bawah ini kunci jawaban Sejarah kelas 12 SMA halaman 66 semester 1 Kurikulum Merdeka, Asesmen Bab 1.

Kunci jawaban Sejarah kelas 12 SMA halaman 66 ini dapat dijadikan bahan belajar siswa sebelum mendapatkan tugas sungguhan.

Kunci jawaban ini membahas soal esai Asesmen Bab 1 pelajaran Sejarah kelas 12 SMA halaman 66 semester 1 Kurikulum Merdeka.

Sebelum mencocokkan jawaban dengan kunci jawaban Sejarah kelas 12 SMA halaman 66, silahkan menjawab soal terlebih dahulu.

Baca juga: Kunci Jawaban Sejarah Kelas 12 SMA Halaman 62 Semester 1 Kurikulum Merdeka, Asesmen Pilihan Ganda

Mengutip buku.kemdikbud.go.id, simak selengkapnya kunci jawaban Sejarah kelas 12 SMA halaman 66 semester 1 Kurikulum Merdeka.

Kunci jawaban Sejarah kelas 12 SMA halaman 66 Kurikulum Merdeka

Asesmen

Soal Esai

1. Pada tanggal 27 Agustus 1945, PPKI mengumumkan secara resmi PNI sebagai partai negara yang berarti sistem partai tunggal. Namun, hal ini tidak bertahan lama karena pada tanggal 3 November 1945, Wakil Presiden Moh. Hatta mengeluarkan maklumat pemerintah yang mendorong berdirinya partai-partai politik di Indonesia. Mengapa hal ini terjadi?

Jawaban:

Awalnya, ide Sukarno tentang PNI sebagai partai tunggal atau partai negara diterima oleh PPKI karena dianggap sebagai sebuah alat atau instrumen yang dapat menyatukan bangsa Indonesia. Namun, hal ini kemudian ditentang oleh beberapa pemimpin nasional yang khawatir sistem partai tunggal akan rawan terjerumus pada sistem totalitarianisme. Selain itu, pola partai negara juga merupakan salah satu ciri negara fasis. Pada saat yang sama, pihak Belanda menuduh Sukarno dan Hatta adalah boneka Jepang dan berhaluan fasis. Oleh karenanya, untuk membuktikan bahwa Indonesia adalah negara yang demokratis, pemerintah kemudian mengeluarkan Maklumat 3 November 1945 yang mendorong berdirinya partai-partai politik di Indonesia.

2. Perhatikan sumber primer berupa poster dari Jawatan Penerangan Republik Indonesia yang diterbitkan tahun 1946 berikut ini!

Informasi apa saja yang dapat kalian simpulkan dari poster di atas?

Jawaban:

- RI sudah memiliki kantor khusus yang mengatur tentang informasi dan penyebaran propaganda perjuangan.

- Poster propaganda tersebut menunjuk adanya keterbatasan teknologi yang dimiliki oleh pihak Indonesia saat itu sehingga gambar hanya dicetak dalam format hitam-putih.

- Poster ini menunjukkan keterlibatan seniman dalam perjuangan melalui pembuatan poster propaganda perjuangan.

- Poster ini merupakan anjuran kepada rakyat Indonesia untuk siap berjuang.

- Sisi kiri poster ini menunjukkan gambaran ideal yang ingin dicapai oleh Indonesia yaitu orang Indonesia dapat bekerja di tanah mereka sendiri dengan aman dan damai tanpa campur tangan dari bangsa lain. Sementara itu, sisi kanan poster menunjukkan situasi perang yang sedang terjadi saat itu.

- Tulisan pada poster mencerminkan nilai yang dianut bangsa Indonesia yaitu cinta damai tetapi siap berjuang demi mempertahankan kemerdekaannya.

3. Beberapa sumber sejarah seperti foto yang disimpan oleh ANRI (https://anri.sikn.go.id/index.php/perundingan-linggajati-di-linggajati-jawabarat) maupun sketsa yang dibuat oleh Henk Ngantung menunjukkan bahwa Sukarno dan Hatta datang dalam Perundingan Linggarjati.

Namun, mengapa keduanya tidak ikut menandatangani perjanjian tersebut?

Jawaban:

Sukarno dan Hatta memiliki posisi penting dalam politik Indonesia di masa Revolusi. Pihak Belanda dan Inggris pun menyadari hal ini. Oleh karenanya, mereka menginginkan kedua pemimpin Indonesia ini turut hadir dalam
Perundingan Linggarjati pada November 1946. Meski turut berperan dan memberikan sumbangan pikiran, Sukarno dan Hatta bukanlah anggota delegasi RI dalam perundingan tersebut. Oleh karenanya, keduanya tidak ikut menandatangani naskah Perjanjian Linggarjati.

4. Perhatikan foto berikut ini!

Foto di atas merupakan bagian dari koleksi IPPHOS yang dibuat tahun 1949 dan saat ini tersimpan di Arsip Nasional Indonesia. Pada keterangan gambar yang tertera pada laman ANRI disebutkan "Para pasukan gerilya sedang berjaga-jaga di area persawahan. Tampak para petani sedang memanen hasil pertanian". Berdasarkan sumber sejarah tersebut, informasi apa saja yang kita dapatkan tentang kehidupan masyarakat di masa revolusi?

Jawaban:

- Selama revolusi, sebagian rakyat Indonesia bergabung sebagai gerilyawan, tetapi ada juga yang tetap melakukan aktivitas lainnya, misalnya bertani.

- Sumber sejarah tersebut menunjukkan bahwa teknologi pertanian masih sederhana sehingga diperlukan banyak orang untuk melakukan panen secara tradisional. Selain itu, foto itu juga menunjukkan anak-anak yang juga diajak ke sawah untuk ikut kegiatan panen.

- Foto dan keterangan yang menyertainya mengindikasikan bahwa situasi keamanan masih belum stabil sehingga para petani yang sedang melakukan panen harus dijaga oleh gerilyawan.

- Sumber sejarah di atas juga menunjukkan kedekatan antara rakyat dan gerilyawan atau pejuang kemerdekaan.

5. Proses penggabungan negara-negara bagian RIS ke dalam RI melibatkan perundingan dan kompromi yang tidak mudah, terutama untuk Negara Sumatera Timur (NST) dan Negara Indonesia Timur (NIT). Mengapa hal ini terjadi?

Jawaban:

Pada awalnya NST menginginkan tetap menjadi negara bagian dari RIS dan tidak ingin melebur ke dalam RI. Akan tetapi, aksi para pemuda pendukung kemerdekaan RI di masa awal Revolusi yang menyasar kelompok tertentu membuat mereka trauma. Sementara itu, kedudukan NIT secara politis cukup kuat karena memiliki wilayah yang luas dan secara historis lebih awal dikuasai oleh Sekutu dan Belanda setelah berakhirnya Perang Dunia II. Kerja sama antara pihak Sekutu, Belanda dan penguasa lokal di NIT selama masa Revolusi telah membuat negara bagian ini memiliki kedudukan kuat sebagai negara federal yang terpisah dari RI dalam RIS. Alasan-alasan itulah yang membuat perundingan dengan pihak NST dan NIT untuk bergabung dengan RI memakan waktu yang relatif lebih lama daripada negara-negara bagian lainnya.

Dapatkan konten pendidikan mata pelajaran lainnya dari Kurikulum Merdeka dengan klik Di Sini.

Dapatkan juga berita penting dan informasi menarik lainnya dengan mengklik Google News.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved