Berita Palembang
Wilayah Sumsel Mulai Diguyur Hujan, BMKG Ingatkan Potensi Kekeringan Masih Ada Hingga Akhir Oktober
Sejak 2 hari terakhir, sebagian wilayah di Musi Rawas dan Banyuasin diketahui sudah mulai diguyur hujan.
SRIPOKU.COM -- Mulai turunnya hujan di beberapa wilayah yang ada di Sumatera Selatan (Sumsel) menjadi angin segar di tengah cuaca panas dan musim kemarau yang tengah melanda.
Tidak sedikit warga mulai melaporkan jika wilayahnya telah diguyur hujan.
Contohnya di kawasan Jalur 18 dan Jalur 20 di Kecamatan Muara Padang, Kabupaten Banyuasin.
Warga di kawasan tersebut bersorak gembira tatkala hujan akhirnya turun pada Senin (9/10/2023).
Hujan yang turun bak oase segar saat wilayah Banyuasin harus bertahan selama beberapa bulan terakhir akibat kekeringan, cuaca panas dan kabut asap dari kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
"Alhamdulillah, sampai sekarang hujan turun lebat."
"Hujan turun di jalur 20 jembatan 5, 6 dan 7."
"Rasanya segar dan sejuk," ujar Faiz ketika dihubungi Tribunsumsel.com, Senin.
Hujan lebat yang mengguyur jalur 18 dan 20 ini juga membuat warga senang lantaran jalanan kini tak lagi berdebu.
Diketahui selama musim kemarau ini, selain dampak kabut asap, warga juga harus merasakan pekatnya debu yang beterbangan di jalanan karena kendaraan yang melintas.
Kades setempat, Tirto Raharjo Fery Afandy menuturkan sebelum hujan turun memang sempat mendung dan angin bertiup cukup kencang.
Tak lama kemudian, hujan turun dengan lebat.
"Hujan lebat sekitar dua jam, lalu gerimis lagi."
"Sekarang hujannya deras lagi."
"Alhamdulillah, setidaknya warga bisa menampung air untuk kebutuhan hari-hari."
"Karena beberapa hari ini, warga masih kesulitan air," ungkapnya.
===
Musi Rawas dua hari hujan
Hal serupa turut dirasakan warga di kawasan Kabupaten Musi Rawas.
Sejak 2 hari terakhir, sebagian wilayah di Musi Rawas diketahui sudah mulai diguyur hujan.
Hal ini pun ditanggapi positif oleh Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Musi Rawas.
"Alhamdulillah, sebagian wilayah di Musi Rawas sudah mulai diguyur hujan," kata Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Musi Rawas, H. A. Darsan saat dikonfirmasi Sripoku.com, Selasa (10/10/2023).
Dikatakan Darsan, hanya saja hujan yang terjadi di wilayah Musi Rawas belum merata, hanya beberapa wilayah saja seperti sebagian di Kecamatan Tugumulyo, Muara Beliti, BTs Ulu, Muara Lakitan, dan Muara Kelingi.
"Hanya beberapa wilayah saja, tapi tidak merata," ucapnya.
Bahkan hujan yang terjadi lanjut Darsan, masih dengan intensitas rendah hingga sedang, dengan durasi yang singkat.
Bahkan, hujan terjadi saat malam hari.
"Ada yang hanya gerimis saja, ada juga yang lebat. "
"Tapi sebentar dan hujan turun saat malam hari," ungkapnya.
Kendati demikian sambung Darsan, hal tersebut patut disyukuri.
Setidaknya, mampu membasahi tanah dan lahan perkebunan masyarakat serta mengurangi potensi Karhutla.
"Karena tanah, gambut dan pohon-pohon ataupun rerumputan mulai basah," ungkapnya.
Sementara itu, Hendra salah seorang warga Kecamatan Tugumulyo mengaku, dua hari ini sudah mulai turun hujan di Kecamatan Tugumulyo.
"Alhamdulillah, sudah ada hujan."
"Tadi malam juga hujan, tapi tidak terlalu deras," kata Hendra kepada Sripoku.com, Selasa.
"Syukuri, tetap nikmati, mudah-mudah hujan deras segera turun," ungkapnya.
Sebab menurutnya, dengan turunnya hujan lebat, kemarau segara berakhir dan masyarakat bisa kembali beraktifitas dengan tenang.
"Sama-sama berdoa agar hujan lebat terjadi, sehingga bencana kekeringan bis segera berakhir dan petani bisa tanam padi," tutupnya.
===
Penjelasan BMKG
Sebagian wilayah Banyuasin dan Palembang memang telah diguyur hujan mulai gerimis hingga hujan deras sejak Senin (9/10/2023).
Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I Sumatera Selatan, Wandayantolis mengatakan hujan yang turun kemarin adalah hujan murni yang turun karena adanya peluang awan hujan yang dibantu dengan rekayasa hujan buatan atau Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) sehingga peluang hujannya lebih besar lagi.
Wandayantolis mengatakan, sebenarnya peluang hujan di awal Oktober ini masih minim karena memang baru akan ada peluang hujan lebih besar pada akhir Oktober mendatang.
"Sesuai prediksi potensi awan hujan hanya baru ada dua hari yakni hari ini dan besok (Selasa), selanjutnya tidak ada atau sangat minim dan baru akan ada lagi peluang awan hujan di akhir Oktober," ujarnya, Selasa.
Oleh sebab itu masyarakat diharapkan terus waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang timbul selama periode ini, bijak dalam menggunakan air bersih.
Serta selalu menjaga lingkungan dari potensi bahaya kebakaran hutan dan lahan karena hujan yang diprediksi turun dua hari ini belum bisa menurunkan jumlah hotspot.
Meski hujan pertama ini cukup deras seperti di kawasan Banyuasin, namun dia tidak menyarankan air hujan tersebut ditampung untuk dikonsumsi karena masih hujan pertama setelah lebih dari 20 hari tanpa hujan sehingga potensi air hujan yang turun akan bercampur partikel debu juga asap sehingga kurang baik dikonsumsi.
Sementara itu, dia meluruskan bahwa hujan dengan bantuan modifikasi cuaca ini airnya tidak asin meski modifikasi cuaca dibantu dengan garam.
Sebab, garam bersifat menguap dalam proses modifikasinya sehingga salah besar jika disebut air hujan dengan bantuan modifikasi cuaca disebut asin dan menyebabkan karat atau korosi pada kendaraan karena tidak mengandung garam.
Wandayantolis mengasumsikan, potensi awan hujan dua hari ini misalnya hanya 30 persen saja tapi karena adanya bantuan TMC maka peluangnya menjadi lebih besar yakni 70 persen atau lebih sehingga potensi hujan nya juga lebih besar.
"Tidak aman saja karena air hujan ini masih kotor bercampur partikel debu dan asap sehingga kadar keasamannya (PH) di bawah 7," jelasnya.
Wandayantolis mengatakan peluang hujan cukup besar baru akan terlihat pada akhir Oktober dengan prediksi hujan akan mulai turun dari sisi Barat Sumsel yakni seputaran sisi punggung Bukit Barisan yakni Empat Lawang, Musi Rawas, Musi Rawas Utara.
Sedangkan peluang daerah dengan lahan gambut tebal seperti di OKI diprediksi akan turun hujan paling akhir dari semua daerah di Sumsel.
Berdasarkan informasi hari tanpa hujan (HTH) yang telah diinformasikan BMKG sebelumnya, sebagian besar wilayah Sumatera Selatan masih minim hujan pada awal Oktober ini atau lebih dari 90 persen terjadi curah hujan dengan kategori rendah yakni 0-50 mm dengan sifat hujan bawah normal.
BMKG menyebut wilayah Sumatera Selatan masih dalam periode musim kemarau dimana curah hujan yang turun pada dua dasarian ke depan atau hingga 20 Oktober diprakirakan masih dalam kategori rendah dan sifat hujan awah normal.
Oleh karena itu, potensi terjadinya titik panas di wilayah Sumatera Selatan masih sangat besar.
Berdasarkan pos pantau hujan BMKG, tercatat hari tanpa hujan di Sumsel rata-rata di atas 20 hari atau periode panjang hari tanpa hujan, hingga hari tanpa hujan ekstrim atau lebih dari 60 hari tanpa hujan yang terukur di pos hujan Kurungan Nyawa, Kecamatan Buay Madang, Kabupaten OKU Timur selama 67 hari.
===
===
Simak berita Sripoku.com lainnya di Google News
Polemik Tunjangan Rumah Anggota DPR RI Rp 50 Juta, Ovi Mawardi Ngaku Masih Numpang di Rumah Orangtua |
![]() |
---|
Pasutri Pencari Barang di Jakabaring Palembang Ditabrak Pengendara Motor, Kedua Korban Luka-luka |
![]() |
---|
Hasil Mencuri 9 Laptop dan TV Sekolah MTs di Kenten Digunakan Diki untuk Beli Sabu dan Judi Slot |
![]() |
---|
Ratu Dewa Ungkap Posisi Dirut RSUD BARI dan Kasat Pol PP Palembang Tunggu Rekomendasi BKN |
![]() |
---|
Warga Sukabangun Pertanyakan AMDAL Proyek Timbunan di Areal RS Siti Fatimah Palembang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.