Karhutlah di Sumsel

Mahasiswa Ancam Golput di Pilgub Sumsel 2024 jika Herman Deru Gagal Tanggulangi Kabut Asap

mengancam tidak akan ikut partisipasi dalam memberikan hak suara pada Pilgub Sumsel 2024 mendatang, jika dinilai tak sanggup menanggulangi asap

Penulis: Reigan Riangga | Editor: Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM / Reigan Riangga
Mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Aksi Sumsel Melawan Asap di Sumatera Selatan (Sumsel) mengancam tidak ikut partisipasi pada Pilgub Sumsel 2024 jika kabut asap gagal ditanggulangi. 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Aksi Sumsel Melawan Asap di Sumatera Selatan (Sumsel) mengancam tidak ikut partisipasi pada Pilgub Sumsel 2024 jika kabut asap gagal ditanggulangi.

Hal itu terungkap saat mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa di Sumsel menggelar aksi dama di Kantor Gubernur Sumsel, Kamis (21/9/2023).

"Kami di sini tidak ada kepentingan. Murni menyuarakan suara masyarakat kecil. Sebagai mahasiswa kami harus bertaruh nyawa melintasi kabut asap saat berangkat kuliah dari Palembang ke Indralaya," ungkap Presiden Mahasiswa (Presma) UNSRI, Azka Dzaki, Kamis.

Para mahasiswa ini turut mengancam tidak akan ikut partisipasi dalam memberikan hak suara pada Pilgub Sumsel 2024 mendatang, jika dinilai tak sanggup menanggulangi asap imbas Karhutla.

Menurutnya, penanggulangan Karhutla tak bisa diselesaikan jika hanya dari hilir.

Pasalnya, pihaknya menemukan adanya titik api di lahan Hak Guna Usaha antara perkebunan kelapa sawit di Kabupaten OI dan Kabupaten OKI.

"Kami mengharapkan tindakan untuk pelaku perusahaan yang membakar lahan. Karena tidak ada perusahaan itu yang mau bertanggung jawab atas keadaan yang terjadi."

Dijelaskan, sesuai Perda Nomor 8 Tahun 2016 bahwa hanya ada sanksi denda Rp50 juta untuk perusahaan, sehingga dinilai sangat tak sebanding akibat dampak ditimbulkan.

"Kami mahasiswa menyampaikan enam (6) poin tuntutan, diantaranya seperti mendirikan posko kesehatan secara gratis, menuntut pemerintah menyediakan danau atau sumber air di titik rawan api. Tangkap dan adili oknum pembakaran lahan, kemudian Cabut izin perusahaan yang terbukti tidak bertanggung jawab untuk mengatasi dan terbukti membakar lahan." Katanya.

"Ini menjadi pekerjaan rumah (PR) untuk PJ Gubernur Sumsel dan Sekda Sumsel untuk terus melakukan pemantauan langsung," ujarnya.

Sementara, Gubernur Sumsel, Herman Deru menemui langsung dan berdialog dengan para mahasiswa guna mencari solusi permasalahan yang ada

"Saya menghargai perjuangan para mahasiswa. Asap terkait Elnino. Artinya kita akan menghadapi kondisi kekeringan. Kami berupaya keras.
Setiap saat, setiap waktu kita monitor ISPU yang menjadi parameter dan status belum darurat." Katanya.

Pemerintah Provinsi Sumsel bersama Satgas Karhutla telah sangat berupaya melakukan pemadaman darat dengan mengerahkan mobil tangki dan dari udara juga dilakukan upaya water boombing sebanyak enam armada.

Selain itu, juga melalui Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) sehingga Kota Palembang dapat turun hujan.

"Jadi, kita upayakan pembasahan lahan gambut melalui teknologi untuk membuat hujan buatan. Tentu biaya yang sangat mahal. Namun, di sini kita tidak bicara biaya, karena unlimited, sehingga sebisa mungkin kita Tanggulangi Karhutla," ujarnya.

Dalam penindakan hukum Polisi juga telah menangkap pelaku pembakaran lahan.

"Sehingga, artinya apa, ini murni harus dari kesadaran masyarakat untuk bersama mengatasi Karhutla. Saya intruksikan kepada APH, ditindak sesuai kerusakan terhadap lingkungan baik dari tingkat bawah hingga atas," ujarnya.(cr2)

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved