Nenek Rohaya Meninggal Dunia

Kesetian Slamet Usai Ditinggal Nenek Rohaya Meninggal, Sebut Sudah Janji Sehidup Semati

"Saya sudah tiga hari tidak pulang saat istri meninggal," kata Slamet, Kamis (7/9/2023).

Editor: Yandi Triansyah

SRIPOKU.COM - Penyesalan terhadap kepergian Nenek Rohaya masih dirasakan sang suami Slamet.

Saat istri tercinta menghembuskan napas terakhir ia tidak berada di sampingnya.

Sudah tiga hari Slamet tidak pulang ia banting tulang sedang bekerja di luar.

Namun siang itu, Rabu (6/9/2023) ia dikabari bahwa sang istri Rohaya telah meninggal dunia.

"Saya sudah tiga hari tidak pulang saat istri meninggal," kata Slamet, Kamis (7/9/2023).

 

Cerita Anak Bungsu Nenek Rohaya, Sebut Sang Ibu Pernah Jatuh dan Kesulitan Berjalan Lagi


Nenek Rohaya menghembuskan napas terakhirnya di Desa Karang Endah, Kecamatan Lengkiti, Kabupaten OKU.

Pernikahan Slamet dengan Rohaya sudah berlangsung selama enam tahun.

Meski banyak yang mempertanyakan pernikahan pasangan yang terpaut usia 55 tahun itu tak menghalangi Slamet untuk mempersunting Rohaya.

Bahkan Slamet mengakui ia dan Rohaya sudah berjanji sehidup semati.

"Iya kami sangat mencintai satu sama lain," ujarnya.

Ia juga menyampaikan, ketika bekerja upahan ia sering berpindah-pindah tempat.

Slamet menuturkan kadang di daerah sekitar rumah dan juga kadang di Fajar Bulan.

"Ketika almarhumah meninggal, saya sedang bekerja dan sudah tiga hari tidak pulang," ucapnya.

Saat ditanya apa rencananya setelah ditinggal nenek Rohaya, Slamet mengaku belum tahu hendak melakukan apa.

“Tidak tahu pak, mau apa belum ada pikiran mau kemana apakah merantau atau mau pulang ke rumah orang tua kandung saya," ucapnya.

Terpisah, Doni Saputra anak bungsu nenek Rohaya menceritakan, sebelum ibunya menghembuskan napas terakhir ia masih bekerja di rumah makan yang tak jauh dari kediaman mereka.

Ia pada saat itu membawa nasi bungkus dan hendak menyuapi ibunya makan. Namun, kondisi nenek Rohaya sudah lemah dan tidak sanggup lagi membuka mulut.

"Kondisi ibu saya seperti itu, saya langsung lesu dan berkata jika ada salah saya minta maaf," ucapnya.
Doni juga menyampaikan bahwa sebelum meninggal ibunya tidak menitipkan pesan apapun. Namun ibunya ini sering mengigau kedatangan keluarga yang sudah meninggal.

"Saya kan ada dua saudara yang sudah meninggal. Jadi ibu saya sering mengigau melihat saudara saya itu, mengejar kedepan rumah sampai terjatuh. Terkadang juga sering saya bilang kalau saudara saya itu ada di dalam rumah, supaya ibu saya tidak keluar rumah," pungkasnya.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved