Keras, Panglima Pajaji Minta Panglima Jilah Sadar: Kembalilah, Kami Rindu Panglima yang Dulu

"Saya komitmen dengan sumpah janji saya kepada leluhur. Janji saya kepada leluhur, menjaga Dayak dan Kalimantan," ujarnya.

Editor: Hendra Kusuma
SRIPOKU.COM/FB PANGLIMA PAJAJI SKW
Panglima Pajaji, Pemimpin Pasukan Pantak Padagi Borneo minta Panglima Jilah kembali 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG-Viral sosok Panglima Pajaji yang berani menentang Panglima Jilah, Panglima tertinggi dan paling ditakuti di kalangan masyarakat Dayak, karena memiliki 48 ribu pasukan merah.


Panglima Pajaji dulunya bagian dari Pasukan Merah yang kerap disebut sebagai TBBR (Tariu Borneo Bangkule Rajakng ) yang merupakan penyatuan pasukan-pasukan besar di masyarakat Dayak Borneo.


Namun, buntut dari pelaporan Panglima Jilah terhadap Rocky Gerung yang dianggap sudah menghina masyarakat Dayak lantaran menyinggung soal IKN, maka Panglima Pajaji menyatakan bukan bagian dari pasukan Merah.


Sebab, Panglima Pajaji seperti dilansir Sripoku TV pada Jumat 18 Agutus 2023, dari videonya di akun facebook, Panglima Pajaji SKW, mengatakan memiliki pasukan sendiri.

 

"Saya sudah memiliki pasukan sebelum Panglima Jilah memiliki pasukan, sebelum TBBR berdiri, saya sudah memiliki pasukan yakni Pantak Padagi Borneo tidak pernah tampil dan koar-koar," jelasnya.

 

Pasukannya muncul jika ada persoalan di tengah masyarkat Borne. "Saya memperjuangkan kebenaran," ujarnya.


Dia mengatakan, ikut membantu Panglima Jilah mendirikan dan membentuk Pasukan Merah atau TBBR. Berjuang mati-matian siang dan malam tak kenal lelah.

 

"Saya Salah satu hulubalang yang berjuang bergerak di bidang spiritual," jelasnya.


Namun kemudian dia memilih keluar, karena ada dua sebab, pertama ada sumpah janjinya kepada leluhur dan persoalan prinsip dan visi misi dari sikap politik Panglima Jilah.

 


Menurut Panglima Pajaji, dia memiliki andil besar membangun Pasukan Merah bersama Panglima Jilah. Merintis pasukan merah yang tidak kenal siang pagi maupun terus membina pasukan merah.

 

"Setelah tiga tahun saya rasa sudah cukup mendidik pasukan merah, saya istirahat. Mulai saat ini, saya tidak ada sangkut pautnya. Namun untuk Pangliama Jilah saya menghormatinya. Dia sudah mengenal siapa saya, termasuk para senior, mereka sudah kenal siapa saya," ujarnya.

 

Menurut dia, membangun pasukan merah tidak mudah. Selama tiga tahun menyatukan dan memperjuangkan, secara diam, dan tidak banyak bicara."Kami tidak mau bersuara, semua demi kebenaran dan keadilan," ujarnya.


Namun, visi misanya sudah tidak sejalan dengan Panglima Jilah dan pasukan merah. Sehingga memutuskan keluar. Sebab masyarakat Dayak mencari keadilan atas tegaknya IKN. "Saya komitmen dengan sumpah janji saya kepada leluhur. Janji saya kepada leluhur, menjaga Dayak dan Kalimantan," ujarnya.


Dengan kasus IKN dia merasa kecewa kepada Panglima Jilah. Ia memberikan pesan haru dan sedih, karena bagaimanapun dia mengaku selama ini mengenal Panglima Jilah dengan baik.


"Saya adalah pembela Panglima jilah dulu, tetapi kini kami kecewa terkait kebijaksanaan beliau. Kami rindu beliau yang dulu. Kami mau beliau kembali ke habitatnya, tidak boleh mencapur urusan-urusan politik, anda harus tahu menempatkan diri, itu yang kami inginkan, tidak ada yang lain," jelas Panglima Pajaji.

 

Sementara itu, Panglima Jilah mengatakan, IKN merupakan hal yang sangat baik bagi Kalimantan, untuk kemajuan masyarakat Dayak dan merupakan, sebab IKN merupakan kebanggaan masyarakat Kalimantan.

"Kami juga tidak terima orang-orang yang mengganggu pembangunan IKN. IKN itu kebanggaan masyarakat Kalimantan," ujarnya.

 

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved