Emas Bergambar Soekarno di OKI

Diyakini Bukan Emas, Emas Batangan Motif Soekarno yang Viral di OKi Diduga Banyak Dijual Online

Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VI Sumsel, menyampaikan banyak kesamaan temuan barang antik di OKI dengan barang berbentuk sama di online.

SRIPOKU.COM / Winando
Batangan emas bergambar Presiden RI pertama Soekarno menghebohkan warga di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan (Sumsel), Jumat (11/8/2023). 

===

Cek keasliannya

Terkait kejadian ini, pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) OKI turun tangan cek keasliannya benda yang ditemukan warga.

Kadisbudpar OKI, Ahmad Iilyas mengatakan, pihaknya akan memastikan apakah benda tersebut termasuk barang antik peninggalan sejarah atau bukan.

"Tetapi kita akan segera berkoordinasi dengan Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Selatan bidang barang purbakala," jelasnya, dikutip dari TribunSumsel, Minggu (13/8/2023).

"Nantinya barang tersebut akan dilakukan pengecekan apakah benar termasuk barang bersejarah atau bukan," lanjutnya.

Ia juga mengatakan pengecekan ini dilakukan dengan alat dan tenaga khusus yang dimiliki oleh tim balai purbakala tersebut.

Jika benda tersebut terbukti emas asli peninggalan sejarah, maka barang tersebut akan diminta oleh pemerintah.

Namun, pihaknya mengatakan akan ada dana kompensasi bagi pihak yang menemukan barang tersebut.

"Tetapi memang mekanisme yang ada, barang seperti itu harus diserahkan kepada pemerintah."

"Karena merupakan peninggalan bersejarah," ungkapnya.

Menanggapi temuan tersebut, Budayawan Sumsel, Febri Al Intani menuturkan bahwa temuan berbagai macam benda di sungai itu bisa jadi benda bersejarah terkait dengan sejarah kejayaan Sriwijaya maupun kolonial.

"Kalau nilai bersejarahnya jika diteliti, misalnya berbentuk barang dari China bisa dikaitkan dengan Dinasti Ming atau Tong dan itu benda bersejarah," kata Febri.

Namun ia juga menyebut ada kemungkinan benda yang ditemukan di sungai adalah barang kuningan biasa.

"Untuk memastikannya harus ada penelitian lebih lanjut."

Sumber: Kompas.com
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved