Menantu Bunuh Mertua di OKUS
Mertua di OKU Selatan Meregang Nyawa di Tangan Menantu Sendiri, tak Senang Rumah Tangga Dicampuri
Sunduto (31) menantu memang diketahui kerap terlibat pertikaian sebelum peristiwa penganiayaan tragis yang membuat sang mertua meninggal dunia.
Penulis: Alan Nopriansyah | Editor: Odi Aria
SRIPOKU.COM, MUARADUA- Terungkap fakta-fakta baru menantu bunuh mertua di Dusun V Desa Damarpura, Kecamatan Buana Pemaca OKU Selatan, Sumsel karena mertua (korban) terlalu ikut campur prahara rumah tangga anaknya.
Diungkapkan Kepala Desa Damarpura, Dodi bahwa keduanya antara Ahyen (50) mertua dan Sunduto (31) menantu memang diketahui kerap terlibat pertikaian sebelum peristiwa penganiayaan tragis yang membuat sang mertua meninggal dunia.
Pertikaian Mantu dan Mertua dilatari urusan rumah tangga sang anak.
Korban kerap menerima aduan dari anak perempuannya yang pulang kerumah orang tua setiap kali bertengkar dengan suaminya.
Bahkan, korban yang membela sang anak juga kerap ikut cekcok dengan mantu mengancam tersangka dengan sajam hingga meminta bercerai pada putrinya
Hal inilah diduga mengakibatkan tersangka kesal pada korban, yang membuatnya gelap mata nekat menghabisi ayah mertua, Jumat (4/8) sekira pukul 14.00 WIB siang.
"Kalau dari cerita pelaku S, dia kesal karena sudah sering diancam oleh mertua (korban) pakai sajam,"ujar Dodi yang mendapat cerita langsung dari pelaku S, dibincangi, Rabu (9/8/2023).
Tak hanya berupa ancaman tersangka yang tak ingin rumahtangganya berakhir yang sudah dikaruniai seorang anak kerap diminta untuk mengakhiri rumah tangganya dengan anaknya.
"Dia tidak mau pisah (cerai) sama istrinya sedangkan mertua meminta untuk cerai,"terangnya.
Dilain sisi, ditengah masyarakat, korban dan tersangka yang merupakan mertua dan menantu hampir tak pernah terlibat permasalahan dengan warga lainnya.
Namun memang kemapanan Sundoto yang sehari-hari berpenghasilan sebagai buruh tidak tetap.
Sedangkan korban termasuk warga yang cukup terpandang sebagai petani jagung juga menjadi pemicu pertikaian dalam rumah tangganya.
"Kalau si mantunya ini bekerja upahan di kebun kadang ikut kerja gesek kayu, buruh tidak terap, kalau korban petani jagung berpenghasilan cukup," pungkas Kades Dodi.
Diberitakan sebelumnya, menantu melakukan penganiayaan dengan tragis, membabi buta melakukan penyerangan terhadap ayah mertua menggunakan sebuah kayu dan parang.
Nyawa korban tak tertolong setelah mengalami luka bacok parang dan hantaman benda tumpul kayu oleh pelaku yang ber TKP dikediaman korban Dusun V Desa Damarpura Kecamatan Buana Pemaca.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.