Anggota Densus 88 Tewas Ditembak

Bripda Ignatius Sempat Didatangi 3 Seniornya Mabuk, Ayah Korban Sebut Anaknya Ditawari Bisnis Senpi

 Hingga kini teka-teki kematian Bripda Ignatius masih diselidiki oleh pihak berwajib, Jumat (28/7/2023).

Editor: Odi Aria
Kolase Sripoku.com/TribunPontianak.com
Y Pandi, Ayah Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage. 

SRIPOKU.COM- Hingga kini teka-teki kematian Bripda Ignatius masih diselidiki oleh pihak berwajib, Jumat (28/7/2023).

Terbaru, Y Pandi, ayah Bripda Ignatius buka suara soal dalang bikin anaknya jadi korban diduga penembakan oleh senior.

Ayah Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage, Y Pandi, mengatakan ada tiga orang yang mendatangi putranya sebelum anaknya tewas. 

Bripda Ignatius diketahui tewas tertembak oleh seniornya di Rusun Polri Cikeas, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (23/7/2023).

Atas tewasnya anggota Densus 88 Mabes Polri, pihak kepolisian telah menetapkan dua orang tersangka, yakni Bripda IMS dan Bripka IG. 


Y Pandi mengatakan, bukan hanya dua orang tersebut yang diduga terlibat dalam kematian putranya, melainkan tiga orang. 

Baca juga: Identitas Pelaku Penembakan Bripda Ignatius Serta Ancaman Hukuman Bakal Menjerat, Bukti CCTV Dikuak

"Penyidik dari Densus 88 mereka mengatakan bahwa awalnya anak saya ini didatangi oleh seniornya itu tadi, dari keterangan tim penyidik itu sebenarnya didatangi tiga orang tapi saya nggak tau kenapa jadi dua orang (tersangka)," kata Pandi, dikutip dari youTube KompasTV, Jumat (28/7/2023). 

Ketiga senior Bripda Iganatius di Densus 88 tersebut, kata Pandi, diduga dalam keadaan mabuk.

"Yang jelas pada saat kejadian itu, mereka tiga ini dalam kondisi mabuk," ujar Pandi. 

Y Pandi, Ayah Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage yang tewas ditembak seniornya, Kamis (27/7/2023).
Y Pandi, Ayah Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage yang tewas ditembak seniornya, Kamis (27/7/2023). (Kolase/Sripoku.com)

Pandi mengatakan tiga senior Bripda Ignatius di Densus 88 tersebut diduga menawarkan putranya untuk ikut dalam bisnis senjata api (senpi). 

Namun, Pandi mengatakan, anaknya diduga baru ditawari dan tidak terlibat dalam bisnis ilegal itu. 

 
Bripda Ignatius, kata Pandi, menolak ajakan seniornya tersebut. 

Bermula dari tawaran yang ditolak tersebut, diduga terjadilah cekcok yang mengakibatkan Bripda Ignatius tertembak. 

"Ada semacam bisnis senpi dengan seniornya ini, tapi anak saya barangkali ini ditawari, karena anak saya tau barang itu ilegal."

"Sehingga apa yang terjadi di situ jadi cekcok hingga anak saya jadi korban," ujarnya. 

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved