Tahun Baru Islam 2023

Apa Itu Hari Asyura? Hari Mulia Tanggal 10 Bulan Muharram, Hari Allah Ciptakan Langit dan Lapisannya

Hari Asyura menjadi sangat istimewa lantaran berbagai amalan yang dilakukan dapat pahala berlipat ganda. Berikut ini pengertian lengkap keutamaan.

Penulis: Tria Agustina | Editor: Odi Aria
Sripoku.com/Tria Agustina
Berikut ini pengertian hari Asyura yang diperingati setiap 10 Muharram lengkap keutamaan. 

SRIPOKU.COM - Berikut ini pengertian hari Asyura yang diperingati setiap 10 Muharram lengkap keutamaan.

Asyura merupakan hari ke sepuluh di bulan Muharram yang memiliki banyak keutamaan.

Hari Asyura menjadi sangat istimewa lantaran berbagai amalan yang dilakukan dapat pahala berlipat ganda.

Salah satu anjuran amalan yang dikerjakan pada hari Asyura ialah melakukan puasa sunnah.

Puasa sunnah tersebut dikerjakan pada 10 Muharram dan disebut sebagai puasa Asyura.

Berikut ini pengertian hari Asyura yang diperingati setiap 10 Muharram lengkap amalannya.

Baca juga: 3 Keutamaan Puasa Asyura pada 10 Muharram Lengkap Niat & Waktu Mengerjakan, Hapus Dosa Setahun Lalu

Dikutip dari buku Apakah Amalan Kita Diterima Allah SWT? tulisan Alexander Zulkarnaen bahwa secara bahasa, istilah Asyura berasal dari bahasa Arab yang artinya adalah hari kesepuluh. Kata Asyura ini berasal dari kata Al'Asyirah yang mencerminkan makna kehormatan dan kesucian.

Lebih lanjut, dijelaskan bahwa hari Asyura sebelum Islam datang, Asyura telah dihormati sebagai hari yang suci dan mulia oleh umat terdahulu karena peristiwa penyelamatan Nabi Musa AS beserta kaumnya dan kehancuran Firaun beserta tentaranya oleh Allah SWT. Nabi Musa AS bersyukur dengan berpuasa pada hari itu sebagai bentuk rasa syukurnya kepada Allah.

Rasulullah SAW juga mengetahui tradisi ini ketika tiba di Madinah, di mana orang-orang Yahudi berpuasa pada hari Asyura, dan Beliau memerintahkan umat Islam untuk berpuasa pada hari tersebut sebagai bentuk syukur kepada Allah.

Ibnu Abbas RA meriwayatkan bahwa Nabi SAW ketika datang ke Madinah, mendapati orang Yahudi berpuasa satu hari, yaitu Asyura, Nabi bertanya, "Puasa apa ini?"

Mereka menjawab," Ini adalah hari yang agung, hari dimana Allah telah menyelamatkan Musa dan menenggelamkan keluarga Firaun. Maka Nabi Musa as berpuasa sebagai bukti syukur kepada Allah.

Rasul SAW berkata, "Saya lebih berhak terhadap Musa daripada kalian." Maka Beliau berpuasa dan memerintahkan (umatnya) untuk berpuasa." (HR Bukhari)

Sehingga, kemudian hukum puasa Asyura pada mulanya wajib sebelum diwajibkannya puasa Ramadan menurut pendapat jumhur ulama. Kemudian hukumnya berubah menjadi sunnah, sebagaimana yang terdapat dalam Hadits riwayat Aisyah RA, Rasulullah SAW bersabda,

كَانَ يَوْمُ عَاشُورَاءَ تَصُومُهُ قُرَيْشُ فِي الْجَاهِلِيَّةِ ، وَكَانَ رَسُولُ اللهِ - صلى الله عليه وسلم - يَصُومُهُ ، فَلَمَّا قَدِمَ الْمَدِينَةَ صَامَهُ ، وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ ، فَلَمَّا فُرِضَ رَمَضَانُ تَرَكَ يَوْمَ عَاهُورَاءَ ، فَمَنْ شَاءَ صَامَهُ ، وَمَنْ شَاءَ تَرَكَهُ

Artinya: "Dahulu orang Quraisy berpuasa Asyura pada zaman Jahiliyyah. Dan Rasulullah SAW sendiri juga berpuasa Asyura. Ketika Beliau hijrah ke Madinah, beliau terus melaksanakan puasa Asyura dan memerintahkan orang-orang untuk berpuasa. Lalu ketika diwajibkan berpuasa pada bulan Ramadan, beliau bersabda, Barangsiapa yang mau berpuasa Asyura, berpuasalah dan barangsiapa yang ingin meninggalkannya, tinggalkanlah."(HR Bukhari Muslim)

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved