Breaking News

Cegah Stunting, Berikut 9 Tips Bentuk Kebiasaan Makan Baik Pada Anak Sejak Dini

Cegah Stunting, Nestle DANCOW FortiGro bagikan 9 tips bentuk kebiasaan makan baik sejak dini menurut Guru Besar Pangan dan Gizi IPB

Editor: adi kurniawan
Handout
Kabupaten Banyuasin sebagai tuan rumah dalam pelaksanaan Hari Keluarga Nasional 2023 yang ke-30, dan memilih tema “Menuju Keluarga Bebas Stunting untuk Indonesia Maju”. 

SRIPOKU.COM, BANYUASIN -- Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) merupakan agenda tahunan, yang
diusung Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kualitas hidup keluarga Indonesia.

Pada tahun ini, pemerintah Indonesia menunjuk Kabupaten Banyuasin sebagai tuan rumah dalam pelaksanaan Hari Keluarga Nasional 2023 yang ke-30, dan memilih tema “Menuju Keluarga Bebas Stunting untuk Indonesia Maju”.

Menjelang puncak peringatan Hari Keluarga Nasional 2023 yang ke-30, Nestle DANCOW FortiGro yang
merupakan salah satu bisnis unit Nestle Indonesia, turut serta mendukung peringatan Harganas melalui
penyelenggaraan seminar gizi bagi komunitas ibu.

Tujuannya untuk meningkatkan pengetahuan para ibu tentang stunting, mulai dari dampak stunting bagi anak usia sekolah, bagaimana cara pencegahan stunting hingga mengenalkan kebiasaan sehat melalui konsumsi protein hewani.

Selain itu, Nestle DANCOW FortiGro turut menyelenggarakan kegiatan lainnya seperti program Senam Siap Sekolah dan kegiatan mewarnai bagi anak-anak.

Rangkaian kegiatan ini akan dilakukan di Kabupaten Banyuasin, Nestle DANCOW FortiGro melalui Guru Besar Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Ali Khomsan membagikan tips bagi para orang tua dalam membentuk kebiasaan makan baik sejak dini.

Pertama menurutnya, menyiapkan porsi makan dengan panduan Isi Piringku, porsi makan anak adalah 1/3 orang dewasa atau sesuai dengan kapasitas tampung lambung anak.

Ukuran lambung yang dimiliki oleh pada anak-anak lebih kecil dibandingkan dengan orang dewasa.

Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk menyadari kapasitas lambung yang dimiliki oleh anak saat menyajikan makanan.

Porsi makan yang disarankan adalah seperempat–sepertiga orang dewasa (± 400 ml).

“Penyajian porsi makan yang sesuai dengan kapasitas lambung anak dapat membantu mencegah anak merasa terlalu kenyang atau kelebihan makan, namun apabila porsi makan terlalu besar dapat membuat anak sulit untuk mencerna makanan dengan baik," katanya.

"Hal ini dapat menyebabkan timbulnya masalah pencernaan dan membuat anak menjadi tidak nyaman. Selain itu, anak juga akan merasa terbiasa dengan jumlah makanan yang cukup sehingga dapat membentuk kebiasaan makan yang baik dan sehat,” ujar Prof Ali Khomsan saat jadi narasumber seminar Gizi Pencegahan Stunting jelang Peringatan Harganas 2023 di Auditorium Pemkab Banyuasin, Selasa (3/7/2023).

Tips kedua, mengajak anak untuk memilih dan mengenal manfaat dari menu makanan yang bergizi.

Mulai dengan mengajak anak untuk memilih jenis makanan sesuai dengan preferensi dan jelaskan manfaat serta kandungan gizi dengan bahasa sederhana yang dimengerti anak.

Dimana dikatakannya, anak akan bersemangat jika tahu apa yang dimakan itu baik untuk tubuhnya.

Setelahnya, kebiasaan makan yang bergizi juga beragam akan dapat terbentuk dengan mudah.

"Ketiga, menawarkan makanan pada anak sesuai waktu makan, dengan menawarkan makanan secukupnya dan pada waktu makan yang tepat, berarti orang tua memberikan kesempatan kepada anak untuk memperhatikan sinyal tubuh yang dimiliki dan mengembangkan kepekaannya terhadap rasa lapar dan kenyangnya," katanya.

"Apabila hal ini dilakukan dengan baik, anak akan belajar mengatur pola makannya sesuai dengan kebutuhan tubuhnya dan mencegah terjadinya perilaku susah makan yang sering dialami oleh anak," ujarnya.

Hal keempat, meluangkan waktu makan bersama keluarga untuk membentuk kebiasaan makan yang baik, salah satunya juga dapat dilakukan dengan mengajak anak untuk makan bersama dengan keluarga.

Selain dapat memenuhi gizi yang dibutuhkan oleh anak, orang tua juga dapat mendengarkan dan memahami preferensi makanan yang dimiliki oleh anak serta memberikan edukasi mengenai pentingnya gizi dan kesehatan.

Di samping itu, waktu makan bersama juga dapat dilakukan untuk melatih kemampuan sosialisasi yang dimiliki oleh anak dengan berinteraksi dan berkomunikasi antar anggota keluarga.

"Poin kelima, tidak membedakan menu yang dimakan anak dengan anggota keluarga lainnya, dengan menyajikan menu makanan yang sama dengan anggota keluarga lainnya, orang tua dapat mendorong nafsu makan anak karena memiliki daya tarik dan kesenangan tersendiri untuk mencoba menu baru yang disajikan oleh orang tua," katanya.

"Hal ini juga dapat digunakan orang tua sebagai kesempatan mendorong anak untuk mengeksplorasi rasa berbagai hidangan sebagai upaya mencegah perilaku “picky eater”," ujarnya.

Ditambah lagi, apabila orang tua menyajikan menu hidangan sehat, maka dapat membiasakan anak untuk menerapkan pola konsumsi makanan sehat.

Keenam, nikmati waktu makan bersama dengan gembira dan santai.

Menikmati waktu makan bersama keluarga sebaiknya dilakukan dengan rutin.

Luangkan waktu yang cukup agar suasana makan menjadi menyenangkan dan menjadi waktu yang berkualitas bersama keluarga.

"Pada saat makan, hindari sambil bermain gadget dan matikan televisi untuk menghindari perhatian anak yang gampang terpecah," katanya.

"Sangat penting bagi orang tua untuk menghindari distraksi dalam proses makan agar anak dapat fokus pada aktivitas makan. Distraksi yang dimaksud dapat berupa televisi, gadget, dan mainan," ujarnya.

"Jika orang tua sering memberikan distraksi kepada anak saat waktu makan, maka anak akan cenderung berpikir bahwa aktivitas makan merupakan suatu rutinitas saja dan bukan kebutuhan," katanya.

"Dampak yang dapat dialami oleh anak, ialah anak menjadi kurang peka terhadap rasa lapar dan kebutuhan untuk makan karena kebiasaan yang dibangun ketika aktivitas makan dilakukan sambil melakukan hal lainnya," ujarnya.

Kemudian, memberikan pujian jika anak makan dengan baik, hindari memberikan hadiah dukungan orang tua dalam pertumbuhan dan perkembangan anak sangatlah penting, di mana dukungan ini dapat dituangkan melalui berbagai hal.

Salah satunya melalui hadiah, sebuah bentuk apresiasi yang dapat diberikan kepada anak atas pencapaian yang sudah diraih.

Namun, pemberian hadiah juga tidak dapat diberikan secara berlebihan karena nantinya anak akan merasa terlalu mudah dan akhirnya hadiah tersebut kehilangan maknanya.

"Terakhir dalam memilih bahan makanan protein hewani yang baik bagi pertumbuhan bahan makanan menjadi hal yang penting bagi tubuh untuk mendapatkan gizi, maupun zat yang dibutuhkan badan dalam masa pertumbuhan seperti protein, vitamin, zat besi dan zink yang bisa didapat dari ayam, ikan segar, daging yang segar berwarna, hati yang segar, telur, susu yang segar, termasuk susu terfortifikasi merupakan ragam protein hewani. Ingat untuk konsumsi 3 porsi sumber protein hewani sehari untuk bantu penuhi kebutuhan gizi harian,” tambah Prof. Ali Khomsan.

Salah satu bentuk nyata komitmen Nestle DANCOW FortiGro untuk mendukung terwujudnya keluarga bebas stunting dilakukan melalui kegiatan edukasi melalui program DANCOW FortiGro Aku dan Kau Siap Sekolah (ADKSS).

"Program ADKSS telah diselenggarakan sejak tahun 2016 di 100 kota dan kabupaten di Indonesia dengan penerima manfaat lebih dari 530.000 ibu di 3.700 sekolah dan pemukiman,“ ungkap Christian Aldo Simandjuntak, Senior Brand Manager DANCOW FortiGro.

Diunggkapkannya, sebagai perusahaan Good Food, Good Life, Nestle Indonesia berkomitmen untuk menggunakan potensi makanan untuk meningkatkan kualitas hidup setiap individu, saat ini dan untuk generasi mendatang.

Sejalan dengan ambisi Nestle untuk membantu 50 juta anak menjalani hidup yang lebih sehat pada 2030, Nestle
Indonesia turut berkontribusi secara berkelanjutan, mulai dari menyediakan pilihan yang lebih lezat dan sehat, menginspirasi masyarakat untuk hidup dengan lebih sehat, serta membangun, berbagi dan menerapkan pengetahuan tentang gizi pada masyarakat.

"Salah satu wujud nyata untuk penyediaan pilihan produk yang lebih lezat dan sehat ialah fortifikasi pada produk-produk, misalnya DANCOW FortiGro dengan mikronutrien penting seperti Zat Besi, Zink, Kalsium, Vitamin A, C, D, dan lain-lain,” kata Sufintri Rahayu, Direktur Corporate Affairs PT Nestle Indonesia. (TS/Arief)

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved