Berita SMK PP Negeri Sembawa

Masuk Top Finalis Inovasi Pelayanan Publik, Inilah Kelebihan Biotron

Aplikasi inovasi Biotron (Biochar Three In One) yang dihasilkan Balai Besar Pelatihan Pertanian Binuang, Kalimantan Selatan berhasil masuk Top Finalis

Editor: bodok
SRIPOKU.COM/Humas SMK PP Negeri Semabawa
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Prof Dedi Nursyamsi pada saat acara dengan Tim Panel Independen Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik di ruang AWR, Kementerian Pertanina, Selasa (27/6/2023). 

Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Prof Dedi Nursyamsi menambahkan, Biotron merupakan perpaduan antara biochar plus pupuk organik dan agen hayati.

“Jadi ini yang kita namakan three in one,” katanya.

Jadi fungsi biotron ini nantinya menyediakan oksigen, menyediakan air dan menyediakan nutrisi. Dengan demikian biotron akan menjadi rumah bagi mikroba penyubur tanah.

Kemudian pupuk organik akan membantu memperbaiki struktur dan pH tanah. Lalu agen hayati berfungsi dalam upaya mengendalikan OPT (organisme pengganggu tumbuhan).

”Pupuk hayati akan memasak bahan makanan bagi tanaman, sehigga bisa lagnsung dimakan oleh tanaman. Itu lah fungsi biotron. Paling penting adalah biotron akan membantu menyuburkan lahan dan mengurangi penggunaan pupuk kimia 40-50 persen,” tuturnya.

Dari hasil uji coba, Dedi mengungkap, penggunaan biotron mampu meningkatkan hasil tanaman.

Implementasi biotron memang harus diberikan secara bertahap sebanyak 6-7 ton/tahun selama tiga  musim.

Dengan demikian, dalam 3 tahun tercapai dosis optimalnya sebanyak 20 ton/ha, sehingga mampu mengurangi pupuk kimia 40-50 persen.

Hitunganya, jika pemerintah harus mengalokasikan pupuk subsidi tahun 2023 sebanyak 9,01 juta ton atau senilai Rp 20,7 triliun, maka dengan aplikasi biotron akan ada penghematan pupuk subsidi Rp 8,28 triliun hingga 10,35 triliun.

Hasil uji cpba di lokasi food estate di Dadahup, Kalimantan Tengah, penggunaan biotron mampu meningkatkan hasil padi di lahan rawa dari 2,1 ton/ha menjadi 3,7 ton/ha. Sedangkan di lahan irigasi ada kenaikan produktivitas dari 5,8 ton per hektar menjadi jadi 7 ton per hektar atau naik sekitar 21 persen.

“Saat ini kita sudah diseminasi biotron melalui Program Genta Organic di 1.020 poktan, 100 kabupaten di 33 provinsi. Dalam proses desiminasi memang tidak bisa cepat dan perlu waktu,” ungkap Prof Dedi menjawab pertanyaan Tim Panel Independen Kompetensi Inovasi Pelayanan Publik, Nurjaman Mochtar mengenai kemungkinan biotron bisa diterap secara  nasional dan sejauh mana efisiensi penggunaannya. 

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA
    Komentar

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved