Mimbar Jumat

Mimbar Jumat: Waspdalah Dosa Jariyah di Era Digital

Hanya dengan internet, kita dapat menyerap dan menuai pahala ataupun dosa secara cepat dan real time.

Editor: Bejoroy
SRIPOKU.COM/Istimewa
Otoman, S.S., M.Hum. (Dosen Sejarah Peradaban Islam Fakultas Adab dan Humaniora UIN Raden Fatah Palembang) 

Jangan lupa subscribe, like dan share channel TikTok Sriwijayapost di bawah ini:

Logo TikTok Sripoku.com

Melakukandua jenis dosa itu sangat sulit diampuni. Tanggungjawab dosa gosip tidak hanya terletak pada Allah SWT. Bagian tersulit adalah orang-orang yang digosipkan. Akan sangat bahagia jika orang yang digosipkan mau memaafkan. Namun jika tidak dimaafkan, maka dosanya akan mengalir selamanya. Mengalir hingga hari kiamat tiba. Imam Ghazali mengatakan bahwa dosa bergosip lebih keji daripada dosa zina sebanyak 30 kali. Metafora yang sangat mengerikan. Demikian pula, At-Tabari mengatakan bahwa gosip dilarang karena terjadi peperangan antara setan dan niat baik manusia. Anehnya, sebagian besar umat manusia berbicara buruk tentang satu sama lain. Gosip begitu ringan dan dilakukan berulang kali. Itu gambaran gosip yang dilakukan off-air. Dilakukan antara dua pihak atau sekelompok orang secara langsung (tatap muka).

Sesuatu yang berbeda dengan gosip yang dilakukan di media digital. Bukan hanya satu atau dua orang yang mendengar atau menyaksikan. Bukan hanya satu kelompok yang menerima pesan atau konten. Sekali postingan gosip disebar, isinya mencapai puluhan ribu, bahkan jutaan orang. Bahkan, gosip dapat tersebar dari generasi ke generasi.

Gosip, hasutan kebencian, bullying dan konten negatif lainnya kemudian menjadi tabungan yang harus dipertanggungjawabkan. Orang yang tersakiti akan meminta kebaikan si tukang gosip/fitnah hingga ia bangkrut oleh dosa-dosa digital yang dilakukannya. Ia bangkrut akibat ulah jari-jarinya yang sibuk menari-nari tanpa kendali, menyebarkan informasi yang sarat dengan unsur kebencian, kebohongan dan kemaksiatan.

Sebaliknya, postingan yang positif akan menjadi tabungan amal yang tak terhingga. Pahala akan mengalir seperti air jernih yang tidak akan pernah habis sampai hari kiamat. Bisa jadi nantinya sebagai penebusan dosa-dosa lain yang akan menyelamatkan kita dari ancaman neraka.

Keberadaan media sosial saat ini memiliki kekuatan untuk melipatgandakan reward, hampir tidak ada biaya dan lebih mudah. Yang harus Anda lakukan adalah membagikan inspirasi yang baik melalui Facebook, Twitter, Instagram, atau jejaring sosial lainnya. Semakin tersebar, balasan kita akan semakin berlipat ganda. Subhanallah.

Jangan lupa Like fanspage Facebook Sriwijaya Post di bawah ini:

Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa mengajak kepada kebaikan maka dibalas seperti orang-orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun.” (HR Muslim). Sayangnya, ada sebagian orang yang memilih menggunakan media sosial sebagai alat kejahatan: mengekspos, mencemooh, mencemarkan nama baik, bahkan sampai batas tertentu membunuh karakter orang lain. Lucunya, tidak sedikit yang mengira mereka akan bebas menggunakan akun palsu. Dari hukum dunia mungkin, tapi Allah Maha Tahu siapa pelakunya dan ada konsekuensi untuk itu. Bahkan Allah memberikan kemudahan bagi korban gosip/fitnah untuk mendapatkan pahala si tukang gosip/fitnah di akhirat. Ketika pahala habis, maka dosa si korban gosip/fitnah berpindah kepada orang yang melakukan gosip/fitnah.

Suatu ketika Rasulullah SAW bertanya kepada para sahabatnya, “Tahukah kalian siapa sebenarnya orang yang bangkrut?” Para sahabat menjawab, “Orang yang kami anggap pailit adalah orang yang tidak memiliki dirham (uang) dan tidak memiliki harta.” Kemudian Rasulullah SAW bersabda: “Orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan pahala shalat, pahala puasa, pahala zakat dan pahala haji, tetapi selama dia masih hidup. Di dunia, dia menghina orang lain, dia menuduh orang lain tanpa bukti, memakan kekayaan orang lain (dalam kesia-siaan), menumpahkan darah orang lain (dalam kesia-siaan), dan dia memukuli orang lain, kebaikannya kepada orang yang dianiayanya. Membayar sampai tidak ada yang tersisa dari pahala perbuatan baiknya. Tapi orang yang mengadu itu tetap datang. Maka Allah menetapkan bahwa kejahatan orang yang mengadu itu menjadi dipindahkan ke orang itu. dan (akhirnya) dia dilempar ke neraka. "Lebih lanjut Rasulullah SAW bersabda, “Itulah orang yang bangkrut di hari kiamat, yaitu orang yang rajin beribadah, tetapi tidak berakhlak baik. " (HR.Muslim).

Dulu, tanpa media sosial, orang bisa menuduh tanpa bukti bisa pailit diakhirat, apalagi jika dilakukan di media sosial seperti saat ini. Semakin banyak pengikut, semakin banyak yang terpengaruh oleh tuduhan itu, bagaimana jika mereka me-retweet atau membagikannya? " Tidak ada kesalahan, sekecil apapun, yang luput dari hitungan Allah SWT. Apalagi jika yang difitnah tidak mau memaafkan, maka akan menjadi lumbung dosa yang nantinya akan menyedot seluruh amal baiknya hingga tak tersisa.

Update COVID-19 15 Juni 2023.
Update COVID-19 15 Juni 2023. (https://covid19.go.id/)

Dahulu gosip hanya didengar oleh satu atau dua orang, di era digital berita tersebar secara bertingkat dan menjangkau ribuan bahkan jutaan orang. Jika ada yang merintis dengan tradisi buruk yang dilarang oleh agama, maka akan ada orang yang selama-lamanya yang melakukan tradisi jahat itu, dosanya tetap mengalir kepada mereka, meskipun orang itu tidak melakukan perbuatan hal itu lagi. Dosa jariyah akan mengalir kepada seseorang jika mengajak orang lain untuk melakukan maksiat sehingga ketika orang mengikuti ajakannya lalu mengajak orang lain juga, maka dosa akan terus mengalir kepada orang pertama yang mengajaknya maksiat.

Orang yang meninggalkan jejak kejahatan seperti membuat maksiat, baik fisiksebagai non fisik. Selama masih ada orang yang menggunakan sarana maksiat, selama masih ada, dosa akan terus mengalir kepada mereka. Saat ini, setelah lahirnya dunia maya, segala kemungkinan buruk dan baik dari kemanusiaan menjadi terbuka, tumbuh dan menjadi lebih kompleks.

Beberapa jenis kejahatan yang tidak ada sebelumnya dan tak terbayangkan tiba-tiba menembus dinding fisik dan muncul di depan mata kita. Jadi ada banyak pintu di eradigital dan dunia maya ini yang tanpa disadari dapat membawa seseorang ke lembah dosa maupun ladang pahala secara bersamaan. Dalam keadaan sadar atau tidak sadar, seseorang bisa tiba-tiba menjadi pelaku dosa-dosa jariyah yang mengerikan, begitu pula sebaliknya, jika seseorang dapat memanfaatkan era digital ini untuk hal-hal positif dan kebaikan akan menjadi pelaku amal jariyah. Wallahu a'lam bi asshawab.***

 

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved