Kasat Pol PP Sumsel di Demo
Sekda Segera Panggil Kasat Pol PP Sumsel, Pertanyakan Dugaan Pungli dan Kekerasan oleh Aris Saputra
Sekda Sumsel, Supriono segera memanggil Kasat Pol PP Sumsel Aris Saputra.
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Sekda Sumsel, Supriono segera memanggil Kasat Pol PP Sumsel Aris Saputra.
Pemanggil Aris Saputra tersebut, terkait adanya puluhan anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) melakukan aksi dan menyampaikan aspirasinya Kasat Pol PP Provinsi Sumsel dicopot, Rabu (7/6/2023).
Supriono menyebut akan memanggil Aris Saputra untuk dimintai keterangan lebih lanjut, karena dia menganggap mungkin terjadi kekeliruan antara Aris dan bawahannya.
"Akan kita panggil dulu Kasat Pol PP Provinsi Sumsel," kata Supriono saat diwawancarai di Kantor Gubernur Sumsel, Rabu (7/6/2023).
Baca juga: Profil Aris Saputra Kasat Pol PP Sumsel, Dituding Kerap Potong Uang Saku Anak Buah, Suka Main Tangan
Terkait informasi adanya dugaan kekerasan hingga pungli yang dilakukan oleh Aris Saputra, Supriono mengaku akan menelusurinya lebih lanjut.
"Kalau kekerasan mungkin ada, namun kita juga tidak bisa sepihak. Untuk itu perlu konfirmasi kedua belah pihak. Kalau benar ada kekerasan ia ditanyakan dulu yang terkena kekerasan," ungkapnya.
Baca juga: Pengakuan Anggota Satpol PP Sumsel Minta Komandannya Dicopot, Kasat Dituding Sering Marah dan Pungli
Baca juga: Reaksi Kasat Pol PP Sumsel Dituntut Dicopot dari Jabatan, Aris Saputra Singgung Kerja Baik
Supriono pun belum bisa memberikan keputusan lebih lanjut, lantaran harus mendapatkan keterangan terlebih dahulu dari Kasat Pol PP Provinsi Sumsel maupun pihak terkait lainnya.
Beberapa pejabat di lingkungan Satpol PP Provinsi Sumsel pun sudah dipanggil Sekda Provinsi Sumsel.
Namun sayangnya mereka tak ingin diwawancarai dan memilih meninggalkan awak media yang sudah menunggu.
Sementara itu berdasarkan informasi yang ada, Kasat Pol PP Provinsi Sumsel sedang dalam perjalanan dinas ke luar daerah.
Menanggapi protes terhadapnya, Aris Saputra Kasat Pol PP Sumsel memberi jawaban singkat saat dikonfirmasi awak media.
"Saya meyakini semoga semua akan tetep baik baik saja. Kita niat baik dan bekerja baik saja," katanya.
Arogan dan Kerap Potong SPPD
Puluhan anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Provinsi Sumsel menggelar aksi di Kantor Gubernur Sumsel menuntut kasatnya diganti, Kamis (8/6/2023).
Diketahui, puluhan anggota Satpol PP Sumsel menuntut agar Aris Saputra, Kasat Pol PP Sumsel dicopot dari jabatannya.
Ada berbagai masalah yang dikeluhkan oleh anggotanya selama masa kepemimpinan Aris Saputra sebagai Kasat Pol PP Sumsel diantaranya dugaan pungli hingga sikap dan perkataan kasar.
Seorang anggota Satpol PP Sumsel yang enggan disebutkan namanya mengaku sudah sejak lama banyak pegawai tak senang dengan sikap Aris Saputra dalam memimpin.
"Demo kemarin itu adalah puncaknya, kalau suasana tegang di kantor sudah sejak lama terjadi," katanya, Kamis (8/6/2023).
Ia menjelaskan, sejak kepemimpinan Kasat Pol PP Sumsel, Aris Saputra mereka sudah tiga tahun tak dapat seragam dinas yang baru.
"Kalau baju dinas ini sudah tiga tahun tidak dapat yang baru. Banyak juga pegawai yang mengeluhkan soal dapat jatah beras bulanan yang harganya lebih tinggi dari HET," ungkapnya.
Perwakilan Anggota Sat Pol PP Provinsi Sumsel Ruzi Samsaris mengatakan, aksi ini spontan dilakukan sebagai puncak ketidaknyamanan teman-teman yang merasa tersakiti.
"Selama ini kami anggap di Kantor Sat Pol PP kurang kondusif, kerjanya selalu tegang dan selalu mendapatkan arogansi pimpinan. Maka kami menuntut agar kasat di ganti," kata Ruzi saat di Kantor Gubernur Sumsel, Rabu (7/6/2023).
Dengan alasan kurang kondusifnya di kantor sehingga anggota Satpol PP Sumsel merasa tidak nyaman bekerja.
Selain itu, ada juga dugaan pungli yang turut dikeluhkan anggota Satpol PP Provinsi Sumsel.
Kasat Pol PP Sumsel yang kini menjabat juga dinilai tidak memberikan situasi yang nyaman untuk anak buah di bawah kepemimpinannya.
Dalam hal kecil apapun selalu marah dan mengucapkan kata-kata tidak pantas, sehingga teman-teman tidak nyaman.
"Sebenarnya ini sudah berlangsung sejak beliau mimpin. Namun ini puncaknya karena ada teman-teman mendapatkan kekerasan dan merasa tersakiti," katanya
Menurutnya, Kasat tidak memperjuangkan hak-hak dan kesejahteraan karyawan.
Misal biasanya dapat pakaian kerja, namun di masa kepimpinan kasat yang ini tidak.
Selain itu, berdasarkan keterangan salah satu anggota Satpol-PP yang tak ingin disebutkan namanya, cerita dugaan pungli yang dialami yakni ketika uang dari Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD) setor ke Kasat.
"Saya pernah ditugaskan untuk perjalanan dinas kemudian ketika uang SPPD cair saya berikan ke Kasat dan dipotong sama dia, " katanya.
Anggota Satpol-PP ini pernah ditugaskan dalam sebuah perjalanan dinas bersama tiga orang lainnya, dengan membawa berkas berpuluh-puluh lembar.
Padahal pada dasarnya, empat orang cukup 2 lembar berkas saja.
"Itu kan namanya kelebihan. Kalau berpuluh-puluh lembar harusnya puluhan juga anggota yang ditugaskan, " ungkapnya.
Selain itu anggota yang ditugaskan di acara salah satu Dinas honornya pun dipotong.
"Misal lagi ada acara di salah satu Dinas honornya cair dan dipotong. Terus honor untuk anggota yang main drum band tidak sampai pernah juga, " katanya.
Untuk kekerasan, ia mendapatkan salah satu cerita dari rekannya yang mendapatkan perlakuan kasar dan kata-kata yang tidak pantas ketika masalah sepele, yakni ketika salah parkir.
"Misal salah parkir mendapatkan kata-kata kasar hingga dipukul, setiap tugas penugasan ada saja kata-kata yang terlontar dari Kasat, " bebernya.
Menanggapi protes terhadapnya, Aris Saputra Kasat Pol PP Sumsel memberi jawaban singkat saat dikonfirmasi awak media.
"Saya meyakini semoga semua akan tetep baik baik saja. Kita niat baik dan bekerja baik saja," katanya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.