Sekdin Perkim Sumsel Meninggal

Tips Aman Berolahraga Terhindar dari Serangan Jantung, Usia 40 Tahun ke Atas Disarankan Olahraga Ini

Baru beberapa menit masuk ke lapangan, Alm Herdian tersungkur di pinggir lapangan dievakuasi ke RS Siloam Palembang.

|
Editor: Odi Aria
Kolase
Kolase Profesor Dr. dr. Irfannuddin, Sp.KO, M.Pd.Ked seorang dokter spesialis kedokteran olahraga dan Alm Sekdin Perkim Sumsel tersungkur main bola. 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Beberapa hari lalu masyarakat kota Palembang sempat dihebohkan dengan Sekretaris Dinas Perkim Sumsel, Ir Herdian MT meninggal dunia pada saat ikut pertandingan bola. 

Baru beberapa menit masuk ke lapangan, Alm Herdian tersungkur di pinggir lapangan dievakuasi ke RS Siloam Palembang.

Tak lama usai pingsan di RS Siloam Palembang, Herdian dinyatakan meninggal dunia.

Lalu bagaimana tips berolahraga yang aman agar terhindar dari serangan jantung? Berikut penjelasan Profesor Dr. dr. Irfannuddin, Sp.KO, M.Pd.Ked, dokter spesialis kedokteran olahraga.

Dijelaskannya, meninggalnya Alm Herdia tersebut diduga kuat karena kena serangan jantung saat sedang berolahraga.

"Biasanya olahraga itu stress, dimana otot-otot bergerak, energi meningkat sehingga jantung bekerja lebih keras untuk mensuplai energi," kata Dokter Irfannuddin, Jumat (2/6/2023).

Baca juga: Sekdin Perkim Sumsel Meninggal Main Bola, Dokter Ungkap Penyebab Orang Bisa Meninggal Saat Olahraga


Profesor Irfannuddin menjelaskan, pada saat sedang berolahraga jantung seseorang dalam keadaan stress yang baik.

Menurutnya, meninggalnya orang sedang beroalahraga karena kondisi jantungnya sedang tidak kuat dan sehingga menyebabkan suplai darah juga terganggu dan mengakibatkan resiko orang meningga dunia saat berolahraga.

"Ada dua kondisi, ada yang karena  usianya 40 atau 50 tahun ke atas. Dimana dia berolahraga melebihi batas kemampuan dia.

Misal pada saat bertanding, berlomba, dan lain-lain ternyata dibatas luar kemampuan dia," kata Dokter Irfannuddin yang praktek di RS Charitas ini.

Berikut profil Hendrian, Sekdin PU Perkim Sumsel meninggal saat mengikuti fun game pada Liga OPD Piala Gubernur, lama bertugas di Bappeda
Berikut profil Hendrian, Sekdin PU Perkim Sumsel meninggal saat mengikuti fun game pada Liga OPD Piala Gubernur, lama bertugas di Bappeda (Kolase Sripoku.com)


Lalu kenapa bisa terjadi serangan jantung? Karena kemungkinan besar sudah banyak memiliki plak di aliran pembuluh darah koroner nya.

Kalau jantungnya bekerja keras maka plak itu bisa lepas didalam pembuluh darah, kemudian menyumbat pada bagian ujung.

"Akibatnya suplai darah di ujungnya terganggu dan akibatnya bisa kekurangan oksigen dan bisa meninggal," tegasnya.

Dosen FK Unsri ini menjelaskan, untuk orang yang sudah memasuki usia 40 tahun ke atas sebaiknya berolahraga dengan intensitas tidak terlalu tinggi seperti aerobik, jalan, joging, sepeda santai dan lain-lain.

"Kemudian jangan terlalu nafsu olahraga. Aerobik paling bagus, olahraga dengan intensitas tidak terlalu tinggi.


Selain itu, ia menyarankan agar sering-sering check up. 

"Siapa tahu ada hipertensi, gula dan lain-lain yang berakibat gangguan jantung. Idealnya untuk yang usia berisiko itu dilakukan treadmill dan dilakukan rekam jantung," kata Dokter Irfannuddin yang juga praktek di RSUD Siti Fatimah Az-zahra ini.

 

Tak hanya itu, ia juga menyebut serangan jantung bisa juga terjadi terhadap atlet profesional.

Dimana atlet itu melakukan olahraga dengan diporsir, akibat nya jantung tidak bekerja dengan sempurna, atlet yang memaksakan diri juga berisiko kena serangan jantung. 

Baca juga: Sosok Hendrian Sekdin Perkim Sumsel Dimata Keluarga, Sang Adik Akui Mempunyai Riwayat Sakit Jantung


"Bisa tidak ada riwayat serangan jantung, bisa saja plak lepas mendadak. Banyak atlet atau orang hobi olahraga tapi begitu usia tua melakukan olahraga secara intensif bisa kena serangan jantung," katanya 


Lalu bagaimana jika melihat kejadian tersebut, semua orang bukan hanya petugas kesehatan harusnya dilatih bantuan hidup dasar (BHD) atau basic life support. Artinya ketika melihat itu bisa melakukan BHD.


Caranya pukul-pukul atau tekanan di dada dan meniupkan nafas di paru-paru penderita.

"Harusnya semua orang bisa itu," ungkapnya.

 


 

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved