Berita Lapsus
Bertahan Demi Warisan Orangtua, Petani Tembakau Lahat Kian Sedikit Ada Merapi Selatan & Muara Payang
Pernah terkenal sekitar tahun 1980-an, keberadaan tembakau Lahat saat ini di ujung tanduk. Komoditi yang dihasilkan tersebut samakin sedikit
Penulis: Soegeng Haryadi | Editor: bodok
Kesulitannya bukan hanya masalah penjualan, juga karena masa panen tembakau yang hanya satu kali per tahun. Ditambah tembakau hanya bisa hidup di dataran tinggi seperti di atas bukit.
Sementara itu, anggota DPRD Lahat Andi Sucitra yang berasal dari daerah pemilihan Merapi Area membenarkan dulunya masyarakat Merapi Selatan mayoritas berprofesi sebagai petani tembakau. Selain itu juga ada petani cengkeh, pala, dan kayu manis.
Namun karena kerasnya persaingan di pasar tembakau, masyarakat setempat mulai beralih profesi.
"Tembakau Perangai ini namanya sudah dikenal masyarakat Sumatera, karena disebut tembakau berkualitas baik," tutur Andi.
Andi berharap, kedepan Dinas Pertanian dan Dinas Pariwisata Kabupaten Lahat, bisa kembali menaikkan nama tembakau perangai. Karena tembakau perangai ini bisa disebut masuk kategori warisan budaya masyarakat.
"Berharap nama tembakau perangai meroket lagi. Bila perlu jadi suvenir, jadi oleh-oleh wajib khas Lahat bagi wisatawan," kata Andi. (ean)
Dibuat Rokok Lokal
PETANI tembakau dari Kecamatan Muara Payang Imran Sumardi mengakui saat ini hasil penjualan tembakau menurutnya hanya cukup untuk menyambung hidup saja.
"Perlembar daun tembakau hanya Rp2.000. Luas lahan tanaman tembakau saya 5 kubik. Untuk penjualan saya jajakan di pasar Jarai, Kabupaten Empat Lawang dan Kota Pagar Alam. Dalam bentuk tembakau siap hisap," ujar Imran, Kamis (25/5/2023).
Selain menjual dalam bentuk tembakau saat ini Imran berinovasi dengan menjual dalam bentuk rokok produksi lokal dengan nama Rokok LAL (Lawang Agung Lama).
Ia pun berharap keseriusan pemerintah membantu petani tembakau dalam bentuk pelatihan, pengolahan pasca panen, rasa hingga packing. Begitu juga dengan pemasarannya.
"Alhamdulillah dari bertani tembakau dan tanaman lain bisa menyekolahkan anak hingga lulus perguruan tinggi," ujarnya. (ean)
Tersisa 68 KK Petani
SAAT ini tak banyak lagi warga di Kabupaten Lahat, terkhusus dari dua kecamatan yakni Merapi Selatan dan Muara Payang yang menjadi petani tembakau. Tercatat tinggal 68 kepala keluarga (KK) petani tembakau.
Semakin sedikitnya jumlah petani tembakau disebabkan harga jual dan pemasaran yang kian sulit.
Menurut Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Lahat, Vivi Anggraini SSTP MSi, melalui Kabid Produksi, Okta Dinjaya, sebanyak 50 KK bermukim di Kecamatan Merapi Selatan dan 18 KK di Kecamatan Muara Payang.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.