Kronologi Sakit Diderita Kurnia Meiga, Alami Papilledema usai Laga Barito Putera vs Arema FC 2017
Kurnia Meiga didiagnosis mengalami Papilledema (pembengkakan saraf mata).
Penulis: Muhammad Naufal Falah | Editor: adi kurniawan
SRIPOKU.COM - Berikut ini kronologi eks kiper Timnas Indonesia, Kurnia Meiga mengalami gangguan penglihatan yang memaksanya pensiun dini pada 2017.
Kurnia Meiga kini sorotan publik khususnya para pecinta sepakbola di Indonesia.
Ini tak terlepas dari penyakit yang kini diderita oleh Kurnia Meiga.
Baca juga: Video: Sudah 6 Tahun Tak Kerja, Inilah Barang yang Hendak Dijual Kurnia Meiga Demi Pengobatan Mata

Kurnia Meiga yang saat itu berusia 28 tahun, tengah merasakan puncak karier bersama skuad Arema FC.
Namun karier cemerlang di dunia sepak bola harus terhenti karena satu penyakit misterius yang menyerangnya.
Kurnia Meiga didiagnosis mengalami Papilledema (pembengkakan saraf mata).
Gejala ini terjadi ketika dia membela Arema FC pada Liga 1 2017 silam.
Ketika itu, Arema FC menang tipis 1-2 atas Barito Putera, 23 Agustus 2017.
Namun sekembalinya dari Banjarmasin, pria kelahiran 7 Mei 1990 itu terkena penyakit misterius dan penglihatannya langsung terganggu.
Kurnia Meiga tak pernah lagi bermain.
Bahkan, untuk sekadar latihan bersama Arema saja dia tidak bisa akibat penyakit misterius yang menimpanya.
Hingga saat ini, Kurnia Meiga pun masih berkutat dengan rasa sakitnya itu, meski sudah lama gantung sepatu dan menjalani pengobatan.
Sakit Kurnia Meiga memang tak kunjung sembuh hingga saat ini.
Kondisi ini membutuhkan banyak biaya untuk pengobatannya saat ia tak lagi aktif sebagai pemain.
Apa itu Papilledema
Dikutip dari Tribun Lampung, Papilledema merupakan penyakit pembengkakan saraf mata.
Direktur Rumah Sakit Mata Permana Sari dr Hadien Subardi, Sp.M mengatakan, Papilledema adalah pembengkakan saraf mata yang disebabkan kenaikan tekanan intrakanial.
Normalnya tekanan Intrakanial berkisar antara 100-200mmH2O.
Tekanan itu tidak tergantung pada berat badan dan tinggi badan.
Kemudian sedikit lebih tinggi apabila batuk, bersin, mengejan dan menahan napas.
Kenaikan tekanan intrakanial dapat disebabkan tumor otak, abses otak, pendarahan subdural, hidrosefalus, malformasi arteriovenosa, dan hipertensi maligna.
Kenaikan tekanan intrakanial dapat terjadi melalui enam mekanisme.
Pertama, kenaikan jumlah total jaringan intrakanial oleh lesi desak ruang.
Kedua, Kenaikan volume jaringan intrakanial karena edema otak tifus atau lokal.
Ketiga, pengurangan volume total pada kubah tengkorak akibat penebalan tulang tengkorak.
Keempat, sumbatan aliran cairan serebrsopinalis di sistem ventrikel (hidrosefalus obstruktif atau nonkomunikans) atau pada granulasio arakhnoid (hidrosefalus nonobstruktif atau komunikus).
Kelima, pengurangan penyerapan cairan serebrospinalis karena sumbatan atau gangguan aliran keluar venosa baik intrakanial maupun ekstrakanial.
Terakhir, kenaikan produksi cairan serebrosinalis atau tumor intrakanial sehingga absorbsinya tidak cukup untuk mempertahankan intrakanial yang normal.
Kemungkinan urutan kejadian yang menyebabkan papiledema pada pasien yang mengalami intrakanial adalah kenaikan tekanan cairan serebrospinal subarahnoid intrakanial, kenaikan tekanan cairan serebrospinal pada selubung nervus optikus.
Alasan Menjual Barang
Eks kiper Timnas Indonesia, Kurnia Meiga mengungkapkan alasan untuk menjual barang pribadi hingga medali yang diperolehnya selama berseragam Garuda.
Kurnia Meiga disorot setelah ingin menjual beberapa barang pribadi hingga medali melalui media sosialnya.
Ternyata mantan kiper Arema FC ini menjual medali dan atribut sepak bola untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Baca juga: Pilu, Demi Biaya Berobat Eks Kiper Arema FC Kurnia Meiga Terpaksa Lelang Medalinya: Berat Hati
Belum lagi Kurnia Meiga harus mengobati penyakit mata Papilledema pada 2017 silam.
Gangguan penglihatan inilah yang memaksa Kurnia Meiga pensiun sebagai pemain sepak bola.
Sayangnya penyakit itu tak kunjung sembuh sehingga Kurnia Meiga tak merumput ke lapangan hijau dalam enam tahun terakhir.
Mau tak mau, himpitan ekonomi memaksa Kurnia Meiga menjuali barang pribadi hingga medali selama bersama Timnas Indonesia.
Mengutip Kompas.com, Meiga mengatakan, keputusan tersebut dia bilang tidak mudah karena medali-medali miliknya mempunyai sejarah dalam perjalanan karier sebagai salah satu kiper yang disegani di Indonesia.
Namun, himpitan keadaan untuk menafkahi istri dan anak-anaknya membuat Kurnia Meiga tak punya pilihan.
Sang kiper mengungkapkan terpaksa menjual medali berharganya untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
“Alasannya untuk memenuhi kebutuhan dan keperluan keluarga sehari hari. Saya belum bisa bekerja kembali,” kata penjaga gawang yang biasa disapa Entong itu kepada Kompas.com.
"Mohon doanya saja supaya cepat bisa beraktivitas kembali," sambungnya.
Hingga saat ini, Meiga mengakui masih berjuang melawan penyakit yang diderita tersebut.
Demi memenuhi tanggung jawab sebagai kepala keluarga, kiper asal Jakarta tersebut pun rela melakukan berbagai cara termasuk menjual aset yang ia miliki seperti medali dan atribut sepak bola lainnya.
“Meiga hampir 6 tahun tidak bekerja dan tidak ada pemasukan,” tutur kiper kelahiran 7 Mei 1990 tersebut.
“Kami sudah sekuat dan semampu kami bertahan. Cuma, kami punya 3 anak yang harus kami hidupi kebutuhannya dan ada keluarga juga. Jadi usaha kuat dengan cara yang ada seperti jual medali, piala pemain terbaik, jersey, sepatu dan sarung tangan.” tambahnya.
Baca juga: Hormati Kurnia Meiga, Manajemen Arema FC Pensiunkan Nomor Punggung 1
Kurnia Meiga pun berharap medali dan atribut sepak bolanya bisa segera terjual.
Sehingga, dia bisa memenuhi kebutuhan hidup keluarga serta melanjutkan pengobatan penyakitnya.
“Semoga banyak yang berminat bisa kontak admin di bio (Instagram) saya. Semoga banyak yang tergerak hatinya dan makin berkah,” harapnya.
“Kami masih berikhtiar untuk sembuh, kami terus berusaha. Karena itu kami juga butuh biaya,” pungkasnya.
Erick Thohir Turun Tangan
Kabar buruk ini sampai ke tangan Ketua Umum PSSI, Erick Thohir.
Terbaru, Erick Thohir mengirimkan tim dokter dari Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP).
Tim Dokter RSPP ini mendatangi rumah Kurnia Meiga untuk mengetahui kondisi kesehatan mantan kiper Arema FC.
Kurnia Meiga yang pernah berseragamArema FC ini mengalami gangguan penglihatan yang memaksanya pensiun dini dari sepak bola sejak Agustus 2017.
Erick Thohir mengungkapkan sendiri kabar itu melalui Instagram resminya, Minggu (21/5/2023) petang.
Tak lupa, Erick Thohir meminta kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk ikut mendoakan mantan kiper Arema FC itu.
"Alhamdulillah, saya mendapat laporan dari tim bahwa siang tadi dokter dari RSPP telah memeriksa kondisi Kurnia Meiga di kediamannya."
"Ini adalah pemeriksaan awal untuk mengetahui kondisi kesehatan Meiga."
"Mohon doa dari seluruh masyarakat dan pecinta bola untuk kesembuhan legenda kiper timnas Indonesia, Amin," tulis Erick Thohir.
Biodata Kurnia Meiga
Kurnia Meiga Hermansyah lahir di Jakarta pada 7 Mei 1990.
Kurnia Meiga adalah adik kandung dari Achmad Kurniawan (AK) yang juga merupakan penjaga gawang dari Arema.
Arema tertarik padanya karena dia adalah pemain tim nasional Indonesia U-19.
Di awal karir di Arema, Meiga sempat menjadi kiper kedua setelah kakak kandungnya, Achmad Kurniawan.
Meiga hanya bermain untuk Arema selama masa karier profesionalnya.
Pertandingan terakhirnya adalah saat bertandang dan menang 1–2 dari Barito Putera pada Liga 1 2017, sebelum dia didiagnosa mengidap penyakit mata, Papilledema.
Pada Kompetisi 2008/2009 ia mendapatkan sanksi 12 bulan dan denda 30 juta dari Komdis PSSI, namun dipotong menjadi 5 bulan dan denda 30 juta oleh Komdis karena terkait kerusuhan saat melawan Bontang PKT.
Di Kompetisi ISL II 2009/2010, ia dinobatkan sebagai pemain terbaik menyisihkan nama-nama seperti Aldo Bareto, Christian Gonzalez, dan Ricardo Salampessy.
Meiga pertama kali dipanggil tim nasional senior pada Kejuaraan Suzuki AFF 2010 sebagai penjaga gawang ketiga setelah Markus Haris Maulana dan Ferry Rotinsulu.
Dia melakukan pertandingan pertamanya untuk Indonesia pada Kualifikasi Piala Asia AFC 2015 melawan Arab Saudi, ia kebobolan 2 gol pada pertandingan itu.
Pertandingan keduanya tercatat saat melawan Belanda, dia membuat penyelamatan gemilang pada babak pertama sebelum kebobolan dua gol oleh Siem de Jong dan satu gol oleh Arjen Robben.
Pada tahun 2016, ia menjalani trial bersama klub Jepang, Gamba Osaka. Namun setelah masa trialnya selesai, Meiga memutuskan untuk kembali bergabung dengan Arema Cronus.
Prestasi
Bersama Arema:
Liga Super Indonesia : 2009–2010[6]
Piala Gubernur Jatim: 2013
Piala Menpora : 2013
Inter Island Cup : 2014
Piala Presiden : 2017
Internasional
Indonesia U-23:
Medali perak Pesta Olahraga Asia Tenggara : 2011, 2013
Medali perak Pesta Olahraga Solidaritas Islam: 2013
Indonesia
Runner-up Kejuaraan AFF (2): 2010, 2016
Individu:
Pemain terbaik Liga Super Indonesia: 2009–2010
Penjaga gawang terbaik Kejuaraan AFF: 2016
Best XI Kejuaraan AFF: 2016
Best XI Federasi ASEAN: 2017
Dapatkan berita terkait dan informasi penting lainnya dengan mengklik Google News
Penyakit Diabetes Intai Anak-anak di Lubuklinggau, IDAI Sumsel Beberkan Penyebab dan Pencegahannya |
![]() |
---|
Opini : Hari Anak Tengah Nasional |
![]() |
---|
Makin Panas! Ridwan Kamil Tolak Opsi Damai, Pilih Lanjutkan Perkara dengan Lisa Mariana |
![]() |
---|
Daftar Wamen Rangkap Jabatan yang Akan Terdampak Langsung Putusan MK Nama Eddy Hiariej Mencuat |
![]() |
---|
Terbongkar Sudah: Ini Cara Hendarto Habiskan Uang Haram Rp150 Miliar di Meja Kasino |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.