Liga 2 tak Dilanjutkan

Sriwijaya FC Mesti Persiapan Ekstra Hadapi Persaingan Liga Nusantara November 2023 Makin Seru

Dibukanya keran pemain asing dan pemain naturalisasi dipandang bakal membuat persaingan sengit kompetisi Liga 2 2023

Penulis: Abdul Hafiz | Editor: bodok
SRIPOKU.COM/handout Mo Sriwijaya FC
Coach Liestiadi dan Direktur Teknik PT SOM (Sriwijaya Optimis Mandiri) Indrayadi SE selaku manajemen pengelola klub Sriwijaya FC. 

Laporan wartawan Sripoku.com, Abdul Hafiz

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Dibukanya keran pemain asing dan pemain naturalisasi dipandang bakal membuat persaingan sengit kompetisi Liga 2 2023 yang berganti nama Liga Nusantara bakal dimulai pada bulan November 2023 dan berakhir pada Juni 2024 memperebutkan Piala Presiden. 

"Iya jelas nanti akan ada persaingan ketat dengan diperbolehkannya menggunakan pemain asing 1 plus 1. Terus naturalisasi boleh 1. Itu ketentuan yang ditetapkan," ungkap Direktur Teknik PT SOM (Sriwijaya Optimis Mandiri) Indrayadi SE selaku manajemen pengelola klub Sriwijaya FC yang dihubungi usai mengikuti Sarasehan Sepak Bola Indonesia di Hotel Sheraton, Surabaya, Sabtu (4/3/2023). 

Mantan pelatih kiper Sriwijaya FC ini menyatakan, hal ini menjadi PR bagi manajemen Sriwijaya FC untuk melakukan persiapan ekstra menghadapi persaingan dengan klub-klub lain yang juga berambisi target lolos ke Liga 1 atau yang telah diganti namanya menjadi Liga Indonesia. 

Ketentuan baru itu memperbolehkan klub Liga Nusantara nanti memperbolehkan memainkan 1 bebas pemain asing dari mana saja, 1 pemain asing Asia dan 1 pemain naturalisasi ke dalam lapangan pertandingan. 

Menurut Indrayadi yang kini menjadi anggota Exco Asprov PSSI Sumsel, klub itu mau merekrut 5 pemain asing dan pemain Asia tidak masalah. Cuma yang boleh main di lapangan pertandingan itu 1 plus 1. Dan 1 pemain naturalisasi. 

"Iyalah nambah persaingan kalau memang tim-tim ingin lolos mereka beranggapan butuh pemain asing ya klub-klub akan berusaha untuk memaksimalkan timnya," Indrayadi yang mantan kiper PS Pusri Palembang era Galatama. 

Dengan demikian, kata Indrayadi, berarti tim-tim yang secara finansial mampu yang mereka akan berjuang bagaimanapun caranya.

Sehingga nanti akan terjadi persaingan yang cukup ketat. Kualitas bermain juga akan meningkat. 

"Harapan kita Liga 2 ini memang secara kualitas memang terus menaik. Klub-klub besar pastilah secara finansial mereka tidak bermasalah, tentu mereka akan memaksimalkan potensi yang diberi oleh PSSI," ujar pria kelahiran Sungailiat 24 April 1969.

Diakuinya, dengan dibukanya keran ini persaingannya akan semakin berat. Tapi kalau bagi tim yang sekadar ikut kompetisi maka akan terasa susah. Lantas bagaimana dengan Sriwijaya FC

"Sriwijaya FC sejauh ini tidak pernah sekadar ikut. Selalu punya target lolos Liga 1. Kita manajemen mesti rapat membahas masalah ini. Sejak dikeluarkan aturan ini, kita harus bersungguh-sungguh membentuk tim yang bagus, menguatkan finansial dengan dukungan dari stakeholder yang ada di Sumsel untuk membantu Sriwijaya FC," kata Indrayadi yang juga pengurus Bidang Binpres KONI Provinsi Sumsel. 

Indrayadi tetap menaruh rasa optimis Sriwijaya FC mampu menghadapi persaingan tersebut. Karena bagaimanapun kalau bicara sejarah sebenarnya Sriwijaya FC ini bukan klub ecek-ecek.

Dan ini menyangkut nama baik Sumsel. Orang tahunya Sriwijaya FC ini milik Sumsel. Bukan milik perorangan, walaupun dikelola oleh PT SOM. 

Tapi semangatnya yang diberikan oleh masyarakat Sumsel ini untuk sebuah kebanggaan, prestise yang memang kalau diukur secara uang, tidak ternilai prestise itu seperti kita mengenalkan daerah kita ini dengan berbagai macam promosi agar daerah kita ini lebih populer. 

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved