Ayah Muda di Pangandaran Bunuh Bayinya Berusia 8 Bulan, Keluarga Korban Minta Pelaku Dihukum Mati

Ayah muda berinisial R (23) di Pangandaran, tega membunuh bayinya yang baru berusia 8 bulan.

Editor: Yandi Triansyah
Tribun Jabar
Ayah muda berinisial R (23) di Pangandaran, tega membunuh bayinya yang baru berusia 8 bulan. 

SRIPOKU.COM - Ayah muda berinisial R (23) di Pangandaran, tega membunuh bayinya yang baru berusia 8 bulan.

Keluarga ibu korban memastikan bahwa R tikda mengalami gangguan jiwa.

Sehingga pihak keluarga ibu korban meminta ayah muda itu dihukum mati.

Sebab selain pemalas, R ternyata dikenal suka marah-marah.

"Saya dari pihak keluarga, kalau bisa hukum mati sajalah. Soalnya, takut ada korban yang kedua kalinya."

"Ya, enggak tahu ke istrinya, enggak tahu ke saya, enggak tahu ke neneknya, enggak tahu ke kakeknya dan enggak tahu ke anak saya," ujar Halim selaku paman korban kepada sejumlah wartawan di halaman rumah di wilayah Desa Ciliang Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran, Rabu (11/1/2023) siang.

Halim mengaku pelaku suka main tangan dengan istri.

"Dia gampang marah, dan kalau ke istrinya gampang main tangan kalau enggak ada saya atau keluarganya. Jadi, ngancam," katanya.


Sementara, kondisi ibu (SL) dan keluarga korban saat ini masih bersedih seperti semenjak ada kejadian kemarin-kemarin.

"Saya juga merasa sedih, karena bayinya sudah dianggap anak saya. Saya, sangat sayang sama anaknya. Kenapa, kejadian seperti ini bisa terjadi," ucapnya sembari matanya berkaca kaca.

Sebisa mungkin, Ia meminta hukuman ayahnya diperberat. Karena, sudah terlalu kejam membunuh anaknya sendiri.

"Saya sendiri enggak ada punya rasa kayak gitu. Tapi, ini sama anak sendiri, benar - benar enggak punya perasaan," kata Halim.

Sebelumnya, kata Ia, memang istri dan anak mereka sempat dibawa kabur sampai menginap di saung tengah-tengah sawah.

"Cuman, sempat balik lagi. Tapi, enggak tahu kenapa dia balik lagi dan enggak tahu kenapa juga dia punya perbuatan sekejam ini. Saya sebagai mamangnya, merasa sedih banget karena sudah saya anggap sebagai anak sendiri," ujarnya.

Sebelumnya, ayah korban memang jarang di rumah neneknya. "Dia (R) enggak tahu kemana, ke orang tuanya juga enggak ada dan tidak tahu tujuan dia kemana."

"Yang jelas, dia kesini kalau ada masalah. Seperti pencurian, pasti dia larinya kesini," kata Halim.


Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved