Lahat Memilih
Pro Kontra Sistem Proporsional Terbuka dan Tertutup di Pemilu 2024, Ini Tanggapan Politisi di Lahat
Kondisi ini juga terjadi di Kabupaten Lahat. Namun, mayoritas partai politik saat ini masih menunggu keputusan pimpinan partai.
Penulis: Ehdi Amin | Editor: Ahmad Farozi
SRIPOKU.COM, LAHAT - Wacana perubahan sistem pemilu proporsional terbuka jadi sistem proporsional tertutup, timbulkan polemik dalam kancah politik jelang Pemilu 2024.
Pasalnya, sejumlah partai politik ada yang menyetujui sistem proporsional tertutup, ada yang tidak.
Kondisi ini juga terjadi di Kabupaten Lahat. Namun, mayoritas partai politik saat ini masih menunggu keputusan pimpinan partai.
Perdebatan itu muncul, setelah adanya gugatan uji materi terhadap Pasal 168 Ayat 2 Undang-undang (UU) Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, yang dimohonkan ke Mahkamah Konstitusi (MK).
Sistem proporsional terbuka diterapkan sejak Pemilu 1999 dan 2004, berikan kewenangan kepada pemilih untuk memilih langsung calon anggota legislatif.
Sedangkan sistem proporsional tertutup, diterapkan pada Pemilu 1955, Pemilu Orde Baru, dan Pemilu 1999.
Dimana pemilih tidak dapat memilih secara langsung para calon legislatif, hanya memilih partai politik.
Zawawi Kadir, Sekretaris Partai Golkar mengatakan, untuk sistem pemilu, pihaknya menunggu keputusan DPP Partai Golkar.
Namun, dirinya mendukung sistem proporsional tertutup. Karena, selain menekan biaya politik, partai politik jadi berfungsi.
Mengingat dengan sistem proporsional terbuka, kader yang punya elektabilitas bisa kalah dengan kader yang miliki uang.
“Dengan sistem tertutup, seleksi partai jadi ketat," kata Zawawi, Kamis (5/1/2022).
"Kader yang terpilih tentu ada syaratnya, minimal kader yang mapan, punya loyalitas, miliki pendidikan politik, memahami birokrasi dan bisa menggerakkan masyarakat,”
Ketua DPD Partai Gerindra Kabupaten Lahat, Gaharu mengatakan, pihaknya akan ikut apa saja yang jadi keputusan nanti.
Karena saat ini masih dalam pembahasan MK.
Namun yang jelas, jika keputusannya nanti harus menerapkan sistem proporsional tertutup, artinya pihaknya akan bekerja lebih keras lagi.
Karena tidak lagi mengempanyekan sosok orangnya, sehingga partai politik harus benar-benar bisa menempatkan caleg yang potensial.
"Selaku pimpinan partai, apapun yang diputuskan nanti, Partai Gerindra sudah siap. Gerindra Lahat di Pemilu 2024 nanti, berambisi jadi partai pemenang," katanya.
Ketua DPD Partai Nasdem Lahat, Arry Amd, rupanya punya jawaban berbeda.
Arry menyebut, sesuai arahan partai, Nasdem Lahat mendukung sistem proporsional terbuka, karena lebih mengena ke masyarakat.
Dengan sistem proporsional terbuka, masyarakat lebih mengetahui caleg yang ingin dipilihnya.
Karena sistem proporsional tertutup hanya partai poitik dan KPU yang mengetahui caleg tersebut.
"Kita pilih sistem proporsional terbuka. Jadi masyarakat tahu siapa yang harus dipilih untuk jadi wakilnya," tegas Arry.
Arry mengakui, sistem proporsional terbuka miliki kelemahan.
Dimana bisa membuat loyalitas kader terhadap partai, jadi berkurang.
Caleg yang terpilih terkadang hanya jadikan partai sebagai perahu, atau alat bagi mereka untuk duduk sebagai wakil rakyat.
"Kita punya strategi agar tidak seperti itu. Dari awal, caleg sudah visi-misi mau jadi seperti apa," katanya.
"Selain itu, caleg akan diajak untuk menumbuhkan rasa memiliki dnegan partai, tidak sekedar beranggapa partai sebagai perahu saja,” jelasnya.
PAN Lahat Daftarkan Bacaleg ke KPU, Siap Hadapi Kontestasi Politik, Target Dapat Kursi Tiap Dapil |
![]() |
---|
Hasil Pengawasan Panwascam di Lahat, Ditemukan Sejumlah Persoalan Saat Coklit oleh Pantarlih |
![]() |
---|
Panwascam Kota Lahat Imbau Warga yang Belum Dicoklit oleh Pantarlih Agar Segera Melapor |
![]() |
---|
Bawaslu Lahat Nyatakan Parpol Boleh Sosialisasi, Tapi tak Boleh Kampanye sebelum Masuk Tahapan |
![]() |
---|
Disdukcapil dan Lapas Lahat Lakukan Pemutakhiran Data Pemilih Pemilu 2024 Terhadap Warga Binaan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.