Sakit Hati Ditagih Rp 400 Juta, Terbongkar Motif Anak Racuni Ayah, Ibu dan Kakak di Magelang
Uang investasi yang diberikan pada tahun 2021 ini belakangan ditagih terus oleh orangtua Dhio yang kini menjadi korban pembunuhan.
Dirinya juga tak sedikit pun menunjukkan raut kesedihan ketika dicerca pertanyaan oleh kepolisian saat dihadirkan dalam konferensi pers di Ruang Media Mapolresta Magelang, pada Selasa (06/12/2022).
Bahkan, saat ditanya oleh Plt Kapolresta Magelang, AKBP Mochamad Sajarod Zakun, terkait alasan menghabisi kedua orangtua dan kakak kandungnya, tersangka DDS dengan lantang menjawab karena merasa dianaktirikan dalam keluarga.
"Karena sakit hati yang terpendam lama, itu (dirasakan) sekitar dari awal masuk sekolah menengah atas (SMA). Saya seperti dianaktirikan dalam keluarga. Sudah beberapa kali coba membicarakan kepada orangtua, tetapi responnya kakak itu anak cewek jadi lebih diperhatikan,"ungkapnya.
Pernyataan tersangka DDS yang merasa dianaktirikan inipun sungguh berseberangan bila dilihat dari perlakukan orangtuanya yang memberikannya modal investasi senilai Rp400 juta.
Hal ini terungkap setelah tersangka DDS ditanya selama ini mendapatkan uang dari mana. Padahal, dirinya sama sekali tidak bekerja.
"Selama ini minta uang ke orangtua, kalau dijatah perbulan tidak ada, cuma mintanya itu alasannya mengajak untuk investasi, sekitar Rp400 juta,"ungkapnya.
Ia menambahkan, uang Rp400 juta diberikan oleh orangtuanya secara bertahap, yakni mulai dari tahun 2021.
Namun, dari pengakuan tersangka, uang tersebut tidak seluruhnya dibuat untuk investasi.
"Hanya sebagian kecil saja untuk investasi, sebagian lagi saya gunakan sendiri,"ungkapnya.
Kemudian, akhir-akhir ini kedua orangtuanya sering menanyakan hasil investasi tersebut kepada tersangka.
Namun, tersangka tidak bisa menunjukkan hasilnya.
Inilah yang menjadi puncak hingga DDS gelap mata dan nekat menghabisi nyawa keluarga terdekatnya.
"Ditagih daripada hasil investasi yang sudah diberikan,"urainya.
Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com
