Mahasiswa di Palembang Dianiaya Senior

Mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang Dianiaya Senior saat Diksar, DPRD Sumsel Minta Diusut Tuntas

Kalau memang pihak warga ingin melaporkan dan ingin kami pihak DPRD menjadi pendampingan, kami siap melakukan pendampingan

Editor: Yandi Triansyah
ISTIMEWA / SRIPOKU.COM
Wakil Ketua Komisi V DPRD Sumsel Mgs Syaiful Padli. 

Laporan wartawan Sripoku.com, Abdul Hafiz

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Tak sekadar mengecam, Wakil Ketua Komisi V DPRD Sumsel Mgs H Syaiful Padli ST MM menyatakan kesiapannya untuk memberikan pendampingan kepada keluarga mahasiswa korban tindakan kekerasan yang terjadi dalam kegiatan yang dilakukan Kampus UIN Raden Fatah Palembang

"Kalau memang pihak warga ingin melaporkan dan ingin kami pihak DPRD menjadi pendampingan, kami siap melakukan pendampingan terhadap keluarga korban sehingga kasus ini diusut dituntaskan proses hukumnya. Dan ke depannya kita berharap hal ini tidak terulang lagi," ungkap Syaiful Padli kepada Sripoku.com, Senin (3/10/2022). 

Terkait kekerasan yang menimpa salah seorang mahasiswa UIN Raden Fatah dalam salah satu kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa, pria yang mulai akrab namanya disingkat MSP, meminta agar segala bentuk tindak kekerasan yang ada di dalam kampus ini harus dihapuskan.

"Apalagi ada fenomena senioritas yang ada di dalam kampus ini tidak seharusnya terjadi dalam dunia pendidikan kita. Mahasiswa adalah generasi penerus bangsa. Tidak dibenarkan melakukan proses kekerasan di dalam kampus. Apalagi disinyalir dilakukan pengeroyokan terhadap mahasiswa yang menjadi korban," kata Syaiful Padli yang juga Sekretaris Fraksi PKS DPRD Sumsel

Eks Ketua KAMMI Daerah Sumsel ini melihat ada beberapa hal yang harus dibenahi dalam sistem pendidikan kita di kampus terutama terkait dengan kegiatan-kegiatan di luar kampus. 

Jangan lupa juga subscribe, like dan share channel Instagram Sriwijayapost di bawah ini:

Logo instagram.com/sriwijayapost/

"Ini seringkali terjadi banyak korban. Bahkan ada yang meninggal karena kekerasan ini. Maka pihak kampus harus menegakkan aturan yang tegas ketika melakukan kegiatan di luar kampus ini paling tidak ada SOP dari pihak kampus sehingga tidak terjadi kekerasan yang seperti ini," papar Ketua Persatuan Zuriat Palembang tahun 2006.

Yang kedua kalaupun pihak mahasiswa melanggar, mahasiswa tersebut harus siap dikeluarkan. Nah ini juga seringkali terjadi di banyak hal. Maka ia meminta pihak kampus untuk menegakkan aturan terkait dengan hal tersebut. 

"Lalu kami minta ini diusut oleh pihak berwajib, jangan sampai ini menjadi preseden buruk bagi dunia kampus kita. Dan ini akan menjadi pembelajaran ke depannya. Ketika mahasiswa mengadakan kegiatan, mereka akan mengedepankan gara-gara elegan. Disiplin boleh tapi tidak dengan kekerasan. Saya kira ke depannya ini perlu menjadi perhatian semua pihak," beber Alumni Magister Manajemen FE UNSRI tahun 2010.

Kekerasan fisik terjadi ketika mengikuti Pendidikan Dasar (Diksar) pada unit kegiatan mahasiswa kampus (UKMK) di salah satu satu Universitas Negeri Palembang. 

Seperti dialami korban berinisial Zero yang mengalami pemukulan sehingga dibagian muka babak belur dan kini dilarikan ke Rumah Sakit Jakabaring untuk dilakukan perawatan, Minggu (2/10/2022).

Berdasarkan penelusuran informasi Sripoku.com, Zero mengikuti program diksar sejak, Kamis (29/9/2022) hingga Minggu (02/10/2022) di Bumi Perkemahan Gandus, secara tiba-tiba membuat heboh.

Lantaran beredar pesan WhatsApp menyebutkan terdapat beberapa mahasiswa mengalami perundungan yang diduga dilakukan oleh senior.

Jangan lupa subscribe, like dan share channel TikTok Sriwijayapost di bawah ini:

Logo TikTok Sripoku.com

Salah satu dosen di kampus tersebut sekaligus kerabat Zero yang enggan disebutkan namanya, telah memberikan keterangan bahwa saat ini Zero masih mengalami syok akibat pemukulan oleh senior sehingga menyebabkan muka Zero terdapat luka memar.

"Orangtua korban masih keluarga saya bahkan saat ini korban mengalami memar di bagian muka dan mata bengkak," kata dosen yang meminta namanya tak ditulis.

Sementara itu, Mai yang merupakan ibu korban mengaku sangat terpukul saat mengetahui kabar anaknya telah menjadi korban kekerasan saat mengikuti diksar yang diduga dilakukan oleh seniornya tersebut.

Terlebih saat dirinya melihat kondisi wajah Zero dipenuhi  lebam dan terdapat luka akibat sundutan api rokok, Mai menilai tindakan tersebut sudah tidak manusiawi.

"Kondisi anak saya saat ini jidatnya bengkak, telinga biru semua, mata bengkak, ada sundutan rokok di muka, kedua lengan biru dan ada banyak bekas jotos di kepala," terangnya.

Lebih lanjut, Mai atas kejadian tersebut Umar sampai mengalami kondisi psikis yang buruk sehingga berniat tidak ingin melanjutkan perkuliahan kembali.

"Karena kasus ini anak saya jadi kepikiran untuk putus kuliah. Parahnya saat kejadian Umar sampai ikut ditelanjangi oleh pelaku," sambungnya.

Akibat tak tahan atas rasa sakit yang dirasakan Zero, akhirnya Mai memutuskan untuk membawa anaknya ke Rumah Sakit Hermina di Jakabaring Palembang, siang tadi.

Jangan lupa Like fanspage Facebook Sriwijaya Post di bawah ini:

"Tadi siang kami larikan ke rumah sakit dan korban masih belum bisa dibesuk dulu. Jujur, dari semalam saya terus-terusan menangis bila membayangkan saat anak saya diperlakukan seperti binatang, biadab sekali mereka," ketus Mai berharap pelaku dihukum sesuai dengan kesalahannya.

Namun, dari kejadian yang menimpa sang anak, Mai dan keluarga memutuskan belum melaporkan kasus ini ke pihak berwajib. 

"Belum karena mau dipertimbangkan terlebih dahulu, yang penting anak kami sehat fisik dan mentalnya dulu untuk saat ini," pungkasnya.

Meski demikian, fakta lain yang didapatkan dari berbagai sumber terdapat dua korban lainnya yang ternyata telah membuat laporan ke pihak kepolisian setempat TKP.

Kapolsek Gandus, AKP Wanda Dhira Bernard kemudian membenarkan hal tersebut, sampai kemarin (1/09/2022) telah ada sebanyak 2 korban yang membuat laporan atas kasus penganiayaan tersebut.

"Selama menjalankan giat di bumi perkemahan ada dua laporan sampai dengan kemarin terkait permasalahan antar mahasiswa," jelasnya saat dihubungi siang ini. 

Ia menambahkan, laporan tersebut sudah diselesaikan secara kekeluargaan. 

"Kemarin pihak kami sudah mendamaikan kedua belah pihak didampingi orangtua masing-masing," imbuhnya. 

Sementara, ketua umum dari unit kegiatan mahasiswa sekaligus panitia pelaksana Diksar masih enggan memberikan keterangan apapun soal persoalan ini saat dihubungi wartawan Sripoku.com. (Abdul Hafiz

Update COVID-19 2 Oktober 2022.
Update COVID-19 2 Oktober 2022. (https://covid19.go.id/)
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved