Berita Palembang

CURHAT Driver Ojol Harus Antre Hingga Sejam di SPBU dan Dampak Ekonomi Keluarga Sejak Harga BBM Naik

Antrean panjang di sejumlah SPBU Kota Palembang terjadi dari siang hingga tengah malam, baik kendaraan roda dua yang mengantre BBM jenis Pertalite

Penulis: Oki Pramadani | Editor: Sudarwan
SRIPOKU.COM/OKI PRAMADANI
Antrean pertalite kendaraan roda dua dan roda empat di SPBU kawasan Jalan Demang Lebar Daun Palembang, Jumat (30/9/2022). 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Sejak harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite, Pertamax dan Solar naik di sejumlah SPBU di Kota Palembang tampak antrean kendaraan yang hendak membeli BBM cukup panjang, Jumat (30/9/2022).

Antrean panjang di sejumlah SPBU Kota Palembang terjadi dari siang hingga tengah malam, baik kendaraan roda dua yang mengantre BBM jenis Pertalite maupun antrean roda empat yang mengantre BBM jenis solar dan Pertalite.

Hal berbeda terlihat di tempat pengisian Pertamax. Tidak terjadi antrean.

Baca juga: Daftar Lengkap Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Daerah Indonesia, Dari Pertamina sampai Vivo

Angga (25) yang merupakan driver ojek online (ojol) saat ditemui di salah satu SPBU Jalan Demang Lebar Daun Palembang mengatakan, bahwa sejak harga BBM dinaikkan pemerintah untuk mendapatkan BBM jenis Pertalite harus mengantre cukup lama karena antrean cukup panjang.

"Cukup lama antrenya pak. Paling tidak harus antre 30 menitan untuk mendapatkan BBM jenis pertalite," ungkapnya.

Kondisi seperti ini, kata Angga, menjadi kendala khususnya bagi dirinya yang bekerja sebagai driver online.

Sebab, dalam mengais rezeki setiap hari BBM merupakan hal terpenting bagi dirinya yang merupakan driver online yang tugasnya mengantar penumpang dengan sepeda motor.

Ia hampir setiap hari mengisi minyak motor untuk menjalankan aktivitas mengojeknya.

"Saya hampir setiap hari mengisi minyak, antrean yang terjadi di setiap SPBU di Kota Palembang menjadi permasalahan yang cukup berpengaruh dan memakan waktu," jelasnya.

Padahal dia harus mengejar waktu untuk mencapai target agar dapur tetap dapat mengepul di tengah kondisi ekonomi yang serba susah saat ini.

"Tiap hari saya mengabiskan waktu untuk mengantre BBM, kadang-kadang sampai satu jaman," ungkap dia.

Menurutnya, antrean yang dialaminya setiap hari saat mengisi BBM cukup merugikan.

Belum lagi orderan saat ini semakin sepi ditambah lagi masalah harus mengantre BBM.

Sementara untuk beralih ke BBM jenis Pertamax, kata Angga, dia tidak sanggup karena harganya yang cukup mahal dan menguras kantong.

"Penghasilan saya ini tidak seberapa pak, kalau mau isi Pertamax yang harganya hampir Rp 15 000, uang yang harus diberikan untuk istri harus berapa lagi," bebernya.

Meskipun harus mengantre panjang, Angga akan tetap mengisi Pertalite karena harga jauh lebih murah dibandingkan Pertamax.

"Saya terpaksa, kalau dirasa-rasa cukup berat harus antre panas-panasan setiap hari, namun bagaimana lagi terpaksa dengan keadaan," ujarnya.

Angga berharap, kondisi BBM mahal yang tidak sesuai dengan pendapatan harus dengan cepat teratasi agar tidak menyusahkan rakyat kecil.

"Paling tidak pendapatan masyarakat harus meningkat agar pengeluaran dan pendapatan seimbang, karena dengan naiknya BBM ini telah mempengaruhi bahan pokok yang juga ikut naik," ujarnya.

Sementara itu, salah satu petugas SPBU di Kota Palembang yang enggan disebutkan namanya mengatakan, sejak BBM naik antrean di SPBU tempatnya bekerja selalu ramai.

"Selalu ramai kak, apalagi saya ini yang bertugas mengisi di bagian Pertalite, atrean selalu terjadi dan kami juga ikut kewalahan," terangnya.

Menurutnya, sebagai orang yang bekerja di SPBU juga merasakan dampak atas kenaikan BBM yang terjadi saat ini.

"Kasian terkadang melihat orang-orang yang harus rela antre lama untuk mendapatkan Pertalite. Tapi harus bagaimana lagi mereka untuk membeli Pertamax juga sangat mahal. Yang sanggup mengisi Pertamax hanya sedikit orang, itu pemilik kendaraan pribadi, kalau tukang ojek sangat jarang," ucap dia.


Lebih Boros

Belakangan santer diberitakan baik itu di media massa maupun di media sosial tentang BBM jenis Pertalite saat ini terasa lebih boros dibandingkan sebelumnya.

Alex warga Palembang, mengatakan awalnya ia tidak menyadari bahwa BBM jenis Pertalite saat ini lebih boros dan cepat habis dibandingkan sebelumnya.

"Saya baca juga di media tentang banyak pengguna yang memakai Pertalite mengaku lebih boros," terang dia.

Semenjak ia mengatahui hal tersebut, kata Alex, dirinya juga ikut merasa bahwa Pertalite lebih boros dari sebelum adanya kenaikan BBM.

"Merasa juga sih, tapi saya tidak tahu apakah memang benar pemaikaiannya lebih boros dibandingkan sebelumnya atau karena psikologis saja," terangnya.

Sebab, Alex mengungkapkan, bisa saja hal itu memang benar adanya atau karena efek psikologis saja karena harga yang jauh lebih mahal saat ini.

"Kalau dulu kan kita isi minyak Rp 30 ribu saja sudah full tengki, sekarang isi Rp 50 ribu belum full tengki motor. Nah karena itulah kita harus mengeluarkan uang ekstra untuk membeli BBM. Hal tersebut mungkin saja terasa lebih boros," imbuhnya.

"Saya saja jarang isi full tengki, paling-paling cuma isi Rp 30 ribu, itu baru dua liter, dua hari kemudian harus isi lagi," ujarnya.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved