Harga BBM Naik

ERICK Thohir Tak Setuju Disebut BBM Naik, Beban Subsidi Rp 500 Triliun Terlampau Besar

Subsidi BBM oleh pemerintah sudah terlampau besar. Apalagi di tengah situasi global yang tidak menentu, pengurangan subsidi harus dilakukan.

Editor: Wiedarto
SRIPOKU.COM/Humas PLN
Menteri BUMN Erick Thohir. Erick Thohir tak setuju disebut BBM naik terkait naiknya harga BBM yang baru saja diumumkan pemerintah. 

SRIPOKU.COM, JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meminta agar masyarakat memahami kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

Ia menyebut hal ini terpaksa dilakukan untuk mengurangi beban subsidi.

"Kita tidak pernah bicara kenaikan, ini pengurangan subsidi," kata Erick di tengah kunjungan kerjanya ke Belanda, Sabtu (3/9/2022).


Kendati harga BBM naik, Erick menegaskan tetap saja pemerintah berupaya menahan kenaikan dengan subsidi.

 

Ia membandingkan harga bensin di SPBU Pertamina dengan SPBU lainnya.


"Kita bisa buktikan walau sudah dikurangi subsidinya, kita lihat harga Pertamax dibandingkan harga sejenis oleh merk-merk lain yang lebih mahal," ujar Erick.

Menurut Erick, subsidi BBM oleh pemerintah sudah terlampau besar. Apalagi di tengah situasi global yang tidak menentu, pengurangan subsidi harus dilakukan.

"Kebijakan yang memang tidak mudah, karena (subsidi) Rp 500 triliun itu angka yang luar biasa yang belun tentu kita kuat menjaga sampai tahun-tahun ke depan kalau harga BBM tidak turun," kata dia.


Oleh karena itu, kata Erick, pemerintah berupaya mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap BBM melalui elektrifikasi kendaraan. Selain itu juga agar subsidi BBM yang diberikan lebih tepat sasaran.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved