Berita Muratara

Bupati Devi dapat Laporan Banyak Siswa Kelas 6 SD di Muratara Belum Bisa Calistung

"Banyak laporan guru, siswa kelas 6 SD belum bisa baca tulis. Ini akan kita benahi secara perlahan, berproses," kata Bupati Muratara Devi Suhartoni.

Editor: Ahmad Farozi
rahmat/ts
Dinas Pendidikan Muratara menggelar rakor dengan seluruh Kepala SD-SMP se-Muratara di gedung BPKAD, Senin (22/8/2022). Dalam trakor ini terungkap banyak siswa kelas 6 SD belum bisa Calistung. 

SRIPOKU.COM, MURATARA - Bupati Muratara Devi Suhartoni mengungkapkan, banyak menerima laporan dari guru bahwa masih ada siswa kelas 6 SD belum bisa membaca, menulis, dan berhitung (Calistung).

"Banyak laporan guru, siswa kelas enam (SD) belum bisa baca tulis. Ini akan kita benahi secara perlahan, berproses," kata Devi, saat rapat koordinasi bersama seluruh Kepala SD-SMP se-Muratara di gedung BPKAD, Senin (22/8/2022).

Devi meminta Dinas Pendidikan Muratara menaruh perhatian serius untuk sekolah-sekolah yang siswanya masih banyak belum bisa menulis, membaca, maupun berhitung.

"Saya minta sekolah membuat laporan tertulis. Kendalanya apa, apa karena SDM gurunya, apa karena fasilitas, apa karena anaknya. Nanti Dinas Pendidikan yang urus, kita juga minta orangtua turut berperan aktif mendidik anaknya," ujar Devi.

Plt Kepala Dinas Pendidikan Muratara, Zazili mengungkapkan, banyaknya siswa kelas 6 SD yang belum bisa membaca, menulis, maupun berhitung tersebut ditemukan setelah masuk ke jenjang SMP.

"Kalau jumlahnya masih kita data. Kita melihat ditingkat SMP. Disalah satu SMP ada kelas khusus yang memang mereka itu tidak bisa baca, artinya dari SD-nya tidak bisa baca, ini akan kita benahi, berproses, perlahan," katanya.

Dikatakan, pihaknya baru saja menerima masukan dari salah seorang guru SD mengenai solusi bagaimana mengatasi permasalahan tersebut.

Kata Zazili, ada satu metode pembelajaran bagi tenaga pendidik untuk bagaimana mengajarkan anak didik supaya lebih cepat pandai membaca, menulis, dan berhitung.

Metode tersebut nantinya akan diujicoba diterapkan dibeberapa SD sebagai contoh. Nantinya akan dievaluasi selama tiga bulan untuk melihat bagaimana perkembangannya.

"Ada guru yang membuat metode baru, dia ada videonya, ada modulnya juga. Nah ini akan kita lihat kuat apa tidak metodenya itu. Kalau berhasil, akan kita terapkan diseluruh SD," ujar Zazili. (rahmat aizullah/ts)

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved