Mimbar Jumat
Kontekstualisasi Makna Perjuangan. Menjaga Hidup, Menghindarkan Diri dari Kekekalan di Neraka
Pada kasus pembunuhan yang diawali dengan pertikaian menjadikan kedua belah pihak mendapatkan kesempatan yang sama untuk berada di neraka.
Namun jika manusia yang dihancurkan, dibunuh maka kehidupannya akan berakhir, terputus sudah garis hidupnya beserta seluruh keturunannya ke bawah tanpa sisa. Tidak ada seorang pun dapat menyambungnya kembali.
Secara khusus membunuh juga berdampak pada pemutusan hubungan sosial, khususnya pada keluarga korban. Sulit bagi para ahli keluarga memberi maaf, akan tetap ada dendam dan kebencian yang mendalam dan berkepanjangan, meskipun pelaku sudah memohon maaf dan mendapatkan hukuman. Di hadapan Tuhan perilaku pembunuhan terlaknat dan mendapat kemurkaan Allah. Karena manusia merupakan sebaik-baik ciptaan Tuhan (Q.S. 95.4) wajar bila Allah murka dan melaknat siapapun yang menghancurkan ciptaan-Nya. Apabila yang dibunuh seorang muslim dengan sengaja tanpa alasan yang dapat dibenarkan oleh syariat maka balasannya akan semakin berat yaitu kehidupan kekal abadi di neraka Jahannam (Q.S.4, 93).
Pada kasus pembunuhan yang diawali dengan pertikaian menjadikan kedua belah pihak mendapatkan kesempatan yang sama untuk berada di neraka. Membunuh ataupun terbunuh kedua-duanya dimasukkan ke dalam neraka Jahannam (HR.al-Bukhari,31/Muslim, 2888).
Seorang pembunuh memperoleh siksa di neraka karena telah melakukan kejahatan yang dilarang agama. Demikian pula orang yang terbunuh baginya neraka juga. Hal ini disebabkan karena ia telah memiliki niat untuk membunuh. Hanya saja kalah dalam kecepatan sehingga akhirnya dibunuh. Terbunuh dihukum karena niatnya.
Begitu pula dengan kejahatan orang yang memberi perintah untuk membunuh. Ia memiliki dosa-dosanya ditambah dosa orang lain yang melakukan perintahnya. Orang yang melakukan perintah juga menanggung dosa atas perbuatannya tanpa dikurangi sedikitpun meskipun secara bersamaan telah dibebankan pula kepada pemberi perintah (HR. Muslim,4830).
Membunuh diri sendiri juga bagian dari kasus mengakhiri hidup. Meskipun terlihat seolah masing-masing individu memiliki hak mutlak untuk mengatur dirinya, namun secara hakikat semua harus dipertanggung jawabkan di hadapan Allah.
Jangan lupa subscribe, like dan share channel TikTok Sriwijayapost di bawah ini:

Tidak akan bergeser kedua telapak kaki seorang hamba di hari kiamat sehingga ditanya tentang empat hal, yaitu: pertama tentang umurnya dihabiskan dimana, kedua jasadnya digunakan untuk apa, ketiga ilmunya bagaimana mengamalkannya, keempat hartanya dari mana mencari dan ke mana membelanjakannya (H.R.al-Tirmidzi,4950).
Bunuh diri merupakan dosa besar. Hanya Allah saja yang berhak memutuskan hidup atau matinya seseorang (Q.S.16,70). Perbuatan bunuh diri adalah bentuk dari ketidaksabaran seseorang di kala menghadapi ujian, berputus asa, mendahului kehendak Tuhan. Padahal Allah SWT sangat menyayangi dan memperhatikan hamba-hamba-Nya (Q.S.4,29).
Rasulullah pun sangat tidak ridho kepada orang-orang yang melakukan bunuh diri. Telah banyak riwayat yang menjelaskan ketinggian budi pekerti Rasulullah yang selalu memaafkan dan mendoakan kebaikan bagi orang lain. Sebagaimana riwayat yang menjelaskan ketika seorang sahabat meminta Rasul berdoa untuk kehancuran kabilah Tsaqif yang memusuhi kaum muslimin, Rasul justru berdoa memohonkan petunjuk bagi kabilah tersebut (al-Bhuti, 286).
Dijelaskan pula jika Rasulullah sengaja berdiri menghormati jenazah seorang Yahudi yang lewat di hadapannya (H.R. Muslim,2181). Namun dalam riwayat Jabir bin Samurah dikatakan bahwa Rasulullah secara tegas menolak untuk menshalatkan seorang pelaku bunuh diri (H.R.Muslim, 1624).
Allah dan Rasulullah SAW berharap manusia dapat membangun kehidupan yang baik dan tidak mengikuti langkah-langkah setan (Q.S.2,168). Bunuh diri bukanlah solusi dari sebuah masalah, justru azab penderitaan yang lebih berat, telah menyongsongnya di akhirat kelak.
Dalam kondisi apapun, Islam sangat melarang seseorang bersikap lemah dan larut dalam kesedihan (Q.S.3,139), apalagi melakukan tindakan bunuh diri, terlebih dengan cara mencelakakan orang lain seperti aksi bom bunuh diri. Kehidupan dunia hakikatnya tempat segala ujian dan cobaan (Q.S.90,4). Namun perlu selalu diingat janji Allah yang pasti adanya, bahwa Tuhan tidak akan memberi cobaan melebihi batas kemampuan seseorang (Q.S. 2,286).
Jangan lupa Like fanspage Facebook Sriwijaya Post di bawah ini:

Jika ujian datang kepada seseorang berbaik sangka pada Tuhan, tanamkan keyakinan kuat dalam hati bahwa Allah memilihnya karena mampu, tidak perlu mendengar komentar orang lain yang menganggap sebagai ketidakadilan. Boleh jadi apa yang disukai oleh seseorang dan dianggap baik adalah sesuatu yang buruk baginya. Bisa jadi sesuatu yang menyenangkan hati merupakan keburukan sehingga dijauhkan oleh Allah dari padanya (Q.S.2,216).
Belajar ikhlas dan senantiasa berperasangka baik merupakan hal penting yang harus diterapkan dalam hidup. Sebagian persoalan hidup manusia adalah ujian keimanan. Karena Allah tidak akan membiarkan seseorang mengatakan beriman tanpa memberikannya ujian yang akan mengangkat derajatnya di hadapan Tuhan (QS.29,2). Hakikat ujian adalah untuk membedakan siapa di antara manusia yang lebih baik amalnya (QS.67,2).