Mimbar Jumat

Komitmen Seorang Mukmin Dihadapan Allah SWT

Islam mengutamakan kebersamaan, tidak suka diadu domba, ummat Islam perlu memperjuangkan kesejahteraan dengan memerangi kemiskinan dan kebodohan.

Editor: Bejoroy
SRIPOKU.COM/Istimewa
Drs H. Syarifuddin Ya’cub M.HI 

Dalam merespon apa yang dikemukakan Rasulullah saw. tentang Qadar-Taqdir; hendaknya ber husnu-zzon (berbaik sangka), insya Allah ketentuan Allah swt. adalah baik (sebagai penghuni Surga) maka dalam menyikapi kehidupan ini senantiasa mengarahkan diri dalam upaya identifikasi diri kedalam kelompok amalan-amalan calon penghuni Surga.

Jangan lupa subscribe, like dan share channel TikTok Sriwijayapost di bawah ini:

Logo TikTok Sripoku.com

Menurut ulama Tauhid; bahwa Qadar-Taqdir dalam arti bahasa adalah ketentuan atau ukuran. Menurut istilah Ilmu Tauhid Qadar itu adalah ketentuan dan ukuran yang ditetapkan Allah swt. bagi segala makhlukNya yang sudah tertulis di Lauhil mahfuz, sedangkan Qadla adalah menjelmakan makhluk sesuai dengan ketentuan Qadar. Artinya pelaksanaan ketentuan tersebut pada masing-masing makhluk di dunia ini.Qadla ada dua macam, yaitu Qadla Mubram dan Qadla Mu'allaq. (Saleh Abdurrachman, Akhlaq Ilmu Tauhid, III. hal. 82)

Qadla Mubram, ialah sesuatu yang terjadi pada manusia di dunia ini sedikitpun tidak melenceng dari apa-apa yan sudah tertulis dalam Qadar-Taqdir di Lauhil mahfuz.
Allah berfirman: وَاللهُ خَلَقَكُمْ وَمَا تَعْمَلُوْنَ(الصّافات. 37 :96) Artinya: "Dan Allah telah menciptakan kamu dan apa-apa yang kamu lakukan".(QS.37.As Shafat:96)

Qadla Mu'allaq, ialah apa yang terjadi pada manusia di dunia ini tergantung pada keadaan dan situasi, bisa terjadi dan dapat juga tidak terjadi. Artinya manusia dalam kehidupannya ada ikhtiar (pilihan), upaya dan do'a. يَمْحُوْا اللهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ اُمُّ الْكِتَابِ (الرعد. 39:13) Artinya: "Allah menghapus segala sesuatu yang Dia kehendaki atau menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan di sisi-Nyalah terdapat Ummul Kitab (Lauhil mahfuz)". (QS.13.Ar Ra'du: 39) اِنَّ اللهَ لَايُغَيِّرُ مَابِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا ْمَا بِأَنْفُسِهِمْ...(الرعد 11:13) Artinya: "Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri"…(QS.13.Ar Ra'du:11)

Tuhan tidak akan merubah keadaan suatu komunitas, selama mereka tidak mau mengubah sebab-sebab kemunduran mereka, makanya dalam menyelesaikan permasalahan, dituntut untuk mencari akar permasalahan, yaitu menelusuri penyebab terjadinya, lalu berupaya dengan segenap potensi serta memohon ridlo Allah swt. sehingga dengan izin-Nya keadaan dapat berubah dari negatif menjadi positif.

Momentum 1 Muharram 1444 ini, ummat Islam memperbaharui dan mngingat kmbali komitmentnya di alam ruh ketika belum hidup di alam dunia ini. Ummat Islam jika konsisten dengan komitmentnya, tentu akan aplikatif nilai-nilai Islam dalam kehidupannya secara individual dan kolegial.

Jangan lupa Like fanspage Facebook Sriwijaya Post di bawah ini:

Islam mengutamakan kebersamaan, tidak suka diadu domba, ummat Islam perlu memperjuangkan kesejahteraan dengan memerangi kemiskinan dan kebodohan. Ummat Islam senantiasa menjaga dan memelihara kedamaian dalam hidup berbangsa, menghargai keberadaan saudaranya sebangsa walaupun berbeda keyakinan dan agama.

Tanda utama seorang dikatakan taat beragama adalah manakala ia dapat menjalankan ketentuan pokok yang menjadi rukun iman dan Islam dengan benar.

Orang yang beriman kepada Allah hanya meyakini ketentuan-Nya, meyakini bahwa Allah swt. yang menciptakan, mengatur dan memeliharanya. Meyakini bahwa dia diciptakan Allah swt. dan dihidupkan di muka bumi ini adalah untuk beribadah kepada-Nya.

Tanda lain seorang dikatakan taat beragama bila dia menjalankan ibadah yang diperintahkan oleh Islam dengan tekun dan benar. Ibadah pokok dalam Islam dan tidak dapat ditinggalkan adalah Sholat. Siapapun yang telah mengikrarkan diri sebagai seorang muslim harus melaksanakannya.

Rasulullah saw. telah menyatakan bahwa sholat adalah hal pokok dalam Islam. Sebagaimana sabda Rasulullah saw.
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ,قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ أَوَّلَ مَايُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَالْقِيَامَةِ مِنْعَمَلِهِ:صَلَاتُهُ فَاِنْ صَلَحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ,وَاِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ, فَاِنِانْتَقَصَ مِنْ فَرِيْضَتِهِ شَيْئً قَالَالرَّبُّ عَزَّوَجَلَّ:أُنْظُرُوْا هَلْ لِعَبْدِىْ مِنْ تَطَوُّعٍ فَيُكْمَلَ بِهَا مَاانْتَقَصَ مِنَ الْفَرِيْضَةِ,ثُمَّ تَكُوْنُ سَائِرُ اَعْمَالِهِ عَلَى هَذَا.(رواه الترمزى)
"Dari Abu Hurairah ra. Berkata: Rasulullah saw. bersabda:" Perbuatan manusia yang pertama kali dihisab pada hari kiamat kelak adalah Sholatnya. Bila sholatnya baik, dia akan beruntung dan selamat. Akan tetapi, bila sholatnya tidak benar, dia akan gagal dan merugi. Jika ada yang kurang sedikit dari kewajiban yang dilakukannya, kelak Tuhan Yang Mahagagah dan Mahamulia akan berfirman: "(Wahai malaikat), perhatikanlah apakah hamba-Ku melakukan sholat sunnah sehingga dapat menyempurnakan kekurangannya dalam melakukan sholat wajib, kemudian semua amalnya akan dihisab dengan cara seperti ini." (HR.Tirmidzi, Hadits Hasan)

ilustrasi
Sumbere: https://covid19.go.id/

Maksud Hadits ini adalah seseorang dinilai taat beragama manakala dia menunaikan kewajiban sholat dengan benar. Seseorang yang mengaku muslim tetapi terkadang meninggalkan sholat fardhu berarti tidak taat beragama. Bila dia melakukan sholat tetapi tidak mengikuti tuntunan Rasulullah saw. berarti sholatnya tidak benar.
Sholat yang dilaksanakan dengan benar syarat dan rukunnya berdasarkan petunjuk Rasulullah saw. adalah sholat yang sah. Sedangkan sholat yang dilaksanakan secara khusyuk; Tuma'ninah, khudhur dan Tadabbur adalah sholat yang diterima Allah swt. dan inflikasinya akan tampak pada perilaku akhlaq kesehariannya dalam hidup bermasyarakat.

Untuk mencapai martabat sholat yang dimaksud, maka perlu diperhatikanpetunjuk-petunjuk Rasulullah saw. Sebagaimana sabda Rasulullah saw. yang artinya;" SHOLATLAH KAMU SEBAGAIMANA KAMU MELIHAT AKU SHOLAT".
Rasulullah saw. bersabda:
قَالَ اللهُ تَعَالَى:اِفْتَرَضَتْ عَلَى أُمَّتِكَ خَمْسُ صَلَوَاتٍ، وَعَهَدْتُ عِنْدِىْ عَهْدًا: أَنَّهُ مَنْ حَافَظَ عَلَيْهِنَّ لِوَقْتِهِنَّ أَدْخَلْتُهُ الْجَنَّةَ،وَمَنْ لَمْ يُحَافِظْ عَلَيْهِنَّ فَلَا عَهْدَ لَهُ عِنْدِىْ.(رواه ابن ماجه عن أبى قتادة)
Artinya:" Telah berfirman Allah Swt. Aku telah mewajibkan kepada ummatmu sholat lima waktu, dan Aku berjanji kepada diriKu. Sesungguhnya barang siapa yang melaksanakan sholat itu tepat pada waktunya, akan Aku masukkan ke dalam surga. Dan barang siapa yang tidak menjaganya, maka tak ada ikatan janji lagi baginya terhadapKu." (HR.Ibnu Majah dari Abu qatadah)

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved