Berita Palembang

Kontingen Sumsel Borong Medali Yayasan Pendidikan Olahraga Karate Fornas VI

Adapun medali Kontingen Sumsel di nomor YPOK FORNAS VI terdiri dari 6 medali emas, 7 perak dan 3 perunggu.

Penulis: Abdul Hafiz | Editor: Odi Aria
Sripoku.com/Abdul Hafiz
Ketua Umum YPOK Indonesia, Aldina Olli menyerahkan medali kepada para juara. 

YPOK merupakan cabang olahraga yang menginduk pada Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (KORMI). Bukan seperti Forki (Federasi Olahraga Karate-do Indonesia) yang menginduk pada KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia). 

Inorga karate di Fornas ini memiliki manfaat yang luar biasa bagi kesehatan dan kebugaran tubuh. Selain itu, karate juga menjadi olahraga beladiri.

Sebagai olahraga rekreasi masyarakat, karate juga melatih ketenangan, konsentrasi, dan pemusatan pikiran.

Ketum YPOK Sumsel Aliyuddin Asral SPd MSi menjelaskan pada Fornas VI ini mempertandingkan 15 nomor pertandingan dan memperebutkan 15 medali emas, 15 perak, dan 30 perunggu.

Untuk Pemula (11-13 Tahun ) meliputi kata perorangan putra, kata perorangan putri, kata beregu (sejenis/campuran). Kemudian untuk Junior (14 -17 Tahun) meliputi kata perorangan putra, kata perorangan putri, kata beregu (sejenis/campuran).


Di kategori Senior (18 Tahun Keatas) meliputi kata perorangan putra, kata perorangan putri, kata beregu (sejenis/campuran).

Menurutnya YPOK ini terinspirasi karate itu bukan hanya bela diri tangan kosong karena awal mula juga karate bisa juga dengan menggunakan alat. Memperebutkan 15 medali emas, 15 perak, dan 30 perunggu.


"Ini kali pertama, pembuka. Nanti bertemu pada Fornas 2023 di Jabar InsyaAllah kami akan berkembang lebih baik. Ini awal kegiatan YPOK  secara nasional. InsyaAllah kita akan lebih baik ke depannya," kata Aliyuddin. 

Kepala Sekolah Olahraga Negeri Sriwijaya (SONS) Palembang ini menjelaskan bela diri karate inilah berbeda dengan karate yang di bawah naungan KONI. 

"Kami YPOK akan memberikan pembedaan dengan FORKI. Karena sangat luas cara berbela dirinya. Hanya seni atau kata yang menggunakan alat," jelas Aliyuddin. 


Bahwa perkembangan olahraga karate bukan hanya tangan kosong, bisa menggunakan alat untuk bela diri. Menurut sejarahnya yang mereka baca, karate bisa menggunakan alat sebagai pembela diri. Dengan alat toya, pedang, tongkat ataupun trisula.

"Nah inilah membuat kita yakin YPOK bisa berkembang. Karena kita berbeda dengan karate. Di kesempatan yang sangat baik ini, pada saat Fornas VI di Kota Palembang, Sumsel kita diberikan kesempatan untuk menunjukkan jati diri kita bahwa YPOK itu bisa dipertandingkan dalam bentuk yang resmi," terangnya. 

Untuk itu YPOK Sumsel berterima kasih sekali dengan Kormi Sumsel, dengan Kormi Pusat, bahwa YPOK diberi kesempatan.

Ia kembali menjelaskan perbedaannya bahwa YPOK mempunyai style-style yang berbeda yang menggunakan serunya alat. Apabila karate menggunakan tangan kosong, maka YPOK menggunakan alat untuk pembela diri seperti itu.

"Kita usahakan pertandingan satu hari selesai dengan efektivitas, InsyaAllah hari ini kota selesaikan pertandingan kita," pungkasnya. 

Turut hadir memantau pertandingan di inorga YPOK ini yakni Ketua Komite Olahraga Masyarakat Indonesia (KORMI) Pusat Hayono Isman dan Ketua Umum YPOK Indonesia Aldina Olli. 

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved