Apa Itu Manik, Episode Bipolar yang Dialami Marshanda saat Hilang di Los Angeles, Bahaya!
Manic, Manik atau Mania adalah kondisi psikologis yang menyebabkan seseorang mengalami euforia yang tidak wajar, suasana hati yang sangat intens
Penulis: Nadyia Tahzani | Editor: Yandi Triansyah
Dijelaskan oleh Psikolog Ikhsan, jika Anda atau orang terdekat memiliki gejala manik, hal yang perlu dilakukan adalah mencari pertolongan dari profesional seperti psikolog atau psikiater.
Nantinya, terapis akan melihat gejala dan memberikan saran untuk mengatasi gejala manik yang terjadi.
“Paling utama adalah minum obat dengan yang direkomendasikan oleh psikiater.
Selain itu, sebisa mungkin kenali perilaku dan ciri ketika sedang manik, misalnya jadi banyak berbicara, tidak bisa diam, atau lainnya,” ucap Psikolog Ikhsan.
Ia juga menambahkan, ketika sudah mengenali tanda-tanda manik yang terjadi, kita akan lebih mudah menyalurkannya ke hal yang lebih aman atau tidak merusak diri.
Kemudian, gaya hidup sehat juga penting diterapkan untuk mencegah terjadinya gejala manik.
Misalnya, makan-makanan yang sehat, lakukan olahraga rutin, dan melakukan hobi yang positif.
Hal ini tujuannya agar Anda dapat menyalurkan energi ke hal yang lebih baik.
Selain itu, temukan support system juga dapat membantu.
Memiliki orang yang selalu mendukung apapun kondisi Anda, dapat membuat Anda merasa tidak sendiri dalam mengatasi gejala manik yang dialami.
Manik dalam Bipolar
Gejala gangguan bipolar dapat muncul dalam tingkat keparahan yang berbeda dan dalam berbagai kombinasi pada tiap pengidap, karena tergantung pada jenis gangguan bipolar yang dialami.
Berikut jenis-jenis gangguan bipolar:
Bipolar I, terdiri dari episode manik yang berlangsung selama 7 hari atau lebih, atau gejala manik yang berlangsung selama beberapa waktu tapi cukup parah hingga memerlukan perawatan segera di rumah sakit.
Bipolar I biasanya juga disertai dengan gejala depresi yang berlangsung setidaknya dua minggu atau dapat menyebabkan episode campuran.
Bipolar II, pengidap mengalami episode depresi bersamaan dengan episode hipomania, tapi bukan mania penuh seperti yang dialami bipolar I.
Cyclothymia. Pengidap cyclothymia mengalami gejala hipomania dan gejala depresi ringan setidaknya selama dua tahun, diselingi dengan periode bebas gejala,
tapi gejalanya tidak cukup parah untuk dikualifikasikan sebagai episode hipomania atau depresi yang sebenarnya.
Baca juga: NGOMONGNYA Sudah Aneh? Gelagat tak Biasa Marshanda selalu Bicara Mati Disorot: Aku Bener Ikhlas