Alasan Warga Ramai-ramai Tinggalkan Pertamax Pindah ke Pertalite, Rela Antri Panjang di SPBU
Pengguna Pertamax yang kemudian beralih ke Pertalite, bukan hanya selisih antara harga yang tinggi tetapi alasan warga menghemat uang
Penulis: Merry Lestari | Editor: adi kurniawan
Laporan wartawan Sripoku.com Merry Lestari
SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Sejak pemerintah resmi menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax beberapa waktu lalu, antrean BBM Pertalite terlihat semakin panjang, Rabu (22/6/2022).
Seperti terpantau di beberapa SPBU kota Palembang nampak antrean panjang di jalur BBM Pertalite menghiasi pemandangan di SPBU R Sukamto, SPBU MP Mangkunegara, dan SPBU Pahlawan, justru jalur Pertamax relatif sepi.
Antrean panjang di jalur pengisian Pertalite ini sudah mulai terjadi sejak pemerintah resmi menaikkan harga BBM jenis Pertamax naik dari Rp9.200 menjadi Rp12.750 per liter.
Hal ini kemudian menyebabkan masyarakat pengguna kendaraan beralih ke bahan bakar dengan harga yang lebih terjangkau, seperti pertalite.
Bahkan menurut keterangan salah satu warga yang saat itu tengah mengantri di SPBU MP Mangkunegara, ia sebelumnya merupakan pengguna Pertamax yang kemudian beralih ke Pertalite.
"Sebelumnya saya pake Pertamax, tapi karena harganya naik parah jadi saya akhirnya beralih pake Pertalite, lumayan juga selisih ya," ungkap Wanda.
Selain itu, menurut Wahid warga KM 5 yang sering mengisi BBM di SPBU Pahlawan mengaku dirinya sengaja memilih untuk mengantri pada waktu setelah magrib.
"Kalau saya mau isi bensin itu biasanya selesai magrib, karena kan walaupun ngantri ya gak panas kayak siang," tuturnya.
Panjangnya antrean di jalur pengisian BBM jenis Pertalite ini terjadi hampir setiap hari di SPBU kota Palembang, baik di waktu pagi maupun malam hari.
Kendati demikian, mereka tetap bersyukur meskipun harus mengantri cukup lama harga BBM jenis Pertalite ini masih bertahan dengan harga yang sama.
Meningkatnya antrean di jalur pengisian Pertalite ini juga diakui oleh petugas SPBU terjadi sejak naiknya BBM jenis Pertamax beberapa waktu lalu.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo kembali menyinggung besarnya subsidi yang diberikan negara agar harga jual bahan bakar minyak (BBM) bensin tetap murah untuk masyarakat.
Menurut Jokowi, subsidi yang diberikan negara agar harga bensin tetap rendah sangat besar.
Presiden lantas menyampaikan perhitungan bahwa besar total subsidi yang diberikan negara tersebut bisa digunakan untuk biaya pembangunan ibu kota.
Menurutnya, angka Rp 7.650 per liter yang berlaku saat ini sudah termasuk paling murah dibanding dengan negara lainnya, dan akan terus dipertahankan pemerintah karena penggunanya berbeda dengan BBM jenis Pertamax yang menurutnya merupakan pemilik mobil-mobil mewah.
