Wabah PMK di Sumsel Semakin Menyebar, Ini Kata Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia Sumsel

Semakin merebaknya wabah PMK ini menurut Ketua Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Sumsel mudah menyebar tingkat kesembuhannya juga tinggi

Editor: adi kurniawan
SRIPOKU.COM/Ts Winando
Tampak sapi jenis brahma di Desa Tugu Jaya Kecamatan Lempuing Kabupaten Ogan Komering Ilir yang telah diberikan obat-obatan dan suntik vaksin. kata Ketua Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Sumsel bahwa PMK di Sumsel makin meyebar dan tingkat kesembuhannya juga tinggi 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Ratusan hewan ternak di Sumatera Selatan (Sumsel) terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK), bahkan kini ada delapan kabupaten/kota yang sudah terpapar PMK di Sumsel yaitu Musi Rawas, Lahat, Lubuklinggau, PALI, Palembang, Ogan Komering Ilir, Muara Enim dan Banyuasin.

Menanggapi semakin merebaknya wabah PMK ini menurut Ketua Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Sumsel Jafrizal, PMK memang mudah menyebar, tanpa kecuali PMK di Sumsel.

"Ksususnya PMK di Sumsel mudah menyebar dan gejala sakitnya juga mudah dikenali. Meskipun mudah menyebar tingkat kesembuhannya juga tinggi," kata Jafrizal saat dikonfirmasi, Selasa (21/6/2022).

Menurutnya, tingkat kesembuhan dari gejala penyakit ini bisa 98 persen asal secepatnya dilakukan pengobatan, jangan sampai dibiarkan sampai merusak kukunya. 

"Segera lakukan pengobatan dini untuk mendapatkan hasil yang memuaskan. Penyakit ini walau cepat menyebar tapi kematian rendah dan lekas membaik bila diobati," ungkapnya

Menurut Jafrizal, untuk pengobatan hewan bisa dilakukan secara injeksi. Jangan sampai dilakukan sendiri oleh peternak, harus dilakukan petugas kesehatan hewan (keswan).

Karena ada pertimbangan untuk obat-obatan yang digunakan terkait residu obat dalam daging yang akan mempengaruhi kesehatan manusia juga.


"Maka yang perlu dilakukan untuk sapi yang ada gejala terinfeksi adalah pengobatan simptomatis, yaitu menghilangkan gejala demam dengan antipiretik dan meningkatkan selera makan. Lalu meningkatkan daya tahan tubuh dengan memberikan vitamin dan mencegah infeksi sekunder dengan antibiotika," katanya


Sedangkan untuk yang belum terkena juga harus dilakukan biosekurity yang ketat, desinfeksi dan jaga lalulintas keluar masuk kandang. Lalu tingkatkan daya tahan tubuh dengan memberikan asupan vitamin dan meneral, bila perlu berikan jamu herbal.


"Menurut saya yang dikhawatirkan untuk sapi yang belum pernah terinfeksi, bila terkena dekat dihari Idul Adha ini akan menjadi masalah terkait kesehatan," katanya


Ia pun berharap mudah-mudahan yang telah terpapar akan kembali cepat pulih dan yang belum kena agar terus dijaga tetap sehat. Jangan memasukan sapi baru yang tidak jelas asal usulnya dan menggabungkan sapi lama dengan sapi yang baru dalam satu kandang.


"Untuk sejauh ini yang kita tangani di lapangan sudah membaik hampir semua, kecuali ada yang baru kena. Pemeriksaan hewan kurban pun sudah berjalan hampir tiap hari ke lapangan," katanya.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved