Penuaan Penduduk Seiring Bumi Yang Juga Menua

LF SP2020 sendiri juga dikenal dengan sebutan SP2020 Lanjutan yang bertujuan mendapatkan parameter demografi yang lebih akurat.

Editor: Bejoroy
SRIPOKU.COM/Istimewa
Oleh : Rillando Maranansha Noor, SE Statistisi Ahli Pertama di BPS Kab. OKU Timur. 

Oleh : Rillando Maranansha Noor, SE
Statistisi Ahli Pertama di BPS Kab. OKU Timur

SAAT ini Badan Pusat Statistik (BPS) tengah melakukan sebuah kegiatan yang merupakan rangkaian pelaksanaan Sensus Penduduk 2020 (SP2020) yaitu Long Form Sensus Penduduk 2020 (LF SP2020). Kegiatan tersebut telah berlangsung dari pertengahan bulan Mei silam hingga akhir bulan Juni.

LF SP2020 sendiri juga dikenal dengan sebutan SP2020 Lanjutan yang bertujuan mendapatkan parameter demografi yang lebih akurat. Selain parameter demogarfi, LF SP2020 juga mengumpulkan data terkait pendidikan, disabilitas, ketenagakerjaan dan perumahan.

Walau membawa embel-embel sensus namun pelaksanaan LF SP2020 ini hanya berupa sensus sampel dengan jumlah sampel 3,04 juta rumah tangga yang berada di 190.225 blok sensus (BS) terpilih. Hal ini awalnya sempat menimbulkan kebingungan di masyarakat, banyak yang bertanya pada petugas maupun perangkat desa mengapa mereka tidak didata padahal katanya saat ini sedang sensus.

LF SP2020 ini bersifat sensus sampel alias tidak semua penduduk didatangi oleh petugas melainkan hanya rumah tangga terpilih di blok sensus terpilih. Metode sampel tersebut dpat dianalogikan seperti memasak nasi, tidak semua nasi harus dimakan untuk mengetahui apakah nasi tersebut sudah matang melainkan cukup dicicip sedikit saja.

Saat ini para petugas LF SP2020 sangat sering terlihat dimana-mana dan mereka mudah dikenali melalui atribut yang dipakai seperti rompi dengan lambang BPS dan tulisan “Petugas Sensus” dibelakangnya, serta tas dengan logo BPS dan name tag sebagai identitas pengenal. Mereka juga dibekali dengan surat tugas yang ditandatangani langsung oleh Kepala BPS Kabupaten/Kota setempat.

Jangan lupa subscribe, like dan share channel Youtube Sripokutv di bawah ini:

Hiruk pikuk LF SP2020 cukup menggoda diri ini untuk melihat kembali dan mengulik hasil SP2020 silam tersebut. Hasil mencatat Indonesia dua tahun silam mengungkap fakta bahwa penduduk Indonesia mencapai 270, 2 juta jiwa atau meningkat 32,56 juta jiwa dari hasil sensus sebelumnya yaitu Sensus Penduduk 2010 (SP2010).

Data tersebut bila dibandingkan dengan luas wilayah Indonesia yang mencapai 1,9 juta km 2 , maka didapatkan kepadatan penduduk Indonesia sebanyak 141 jiwa per km 2. Selain itu dicatatkan data laju pertumbuhan penduduk per tahun selama 2010-2020 rata-rata 1,25 persen.

SP2020 yang dikenal dengan jargon mencatat Indonesia tersebut juga mencatat rasio jenis kelamin 102 persen. Penduduk usia produktif yang menjadi penanda bonus demografi pun mencapai 70,72 persen serta persentase penduduk lansia sebanyak 9,78 persen.

Data terakhir mengenai populasi lansia cukup menggelitik hati ini untuk menguliknya lebih lanjut. Terlebih setiap tanggal 29 Mei (beberapa waktu yang lalu) diperingati sebagai Hari Lanjut Usia Nasional.

Angka 9,78 persen tersebut mengalami kenaikan sebesar 2 persen lebih dibandingkan tahun 2010 yang hanya sebesar 7,59 persen. Hasil mencatat Indonesia pada tahun 2020 tersebut mencatat peningkatan persentase penduduk lansia yang hampir mencapai angka 10 persen layaknya yang terjadi di beberapa negara maju. Hal tersebut tentu memiliki kelebihan dan kekurangan.

Kelebihan dari kenaikan persentase penduduk lansia tersebut dapat dimaknai sebagai peningkatan angka harapan hidup, dimana pemerintah dianggap berhasil memperbaiki taraf kesehatan masyarakatnya. Namun di sisi lain tentu terdapat kelemahan dimana penduduk lansia tersebut produktivitasnya tentu telah mengalami penurunan dibandingkan masa mudanya dulu.

Jangan lupa juga subscribe, like dan share channel Instagram Sriwijayapost di bawah ini:

Logo instagram.com/sriwijayapost/

Penuaan penduduk yang secara universal dikenal dengan sebutan Ageing Population sendiri berdasarkan proyeksi BPS akan mencapai nyaris 20 persen pada tahun 2045 kelak. Ageing

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved