Mimbar Jumat

Membuang Sampah Hati

MANUSIA memiliki sekeping hati yang bersahut tanpa kata, yang bertaut tanpa suara, tapi wujudnya sangat terasa. Saat hati kotor tak karuan

Editor: Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM/Istimewa
H. ABDUL RAHMAN, S.Ag, M.Pd.I Penyusun Bahan Pembinaan Qori’ dan Hafizh Kanwil Kemenag Prov. Sumsel 

Jangan lupa juga subscribe, like dan share channel Instagram Sriwijayapost di bawah ini:

Logo instagram.com/sriwijayapost/

Senang Melihat Orang Susah.

Orang yang di hatinya terpendam sampah yang busuk menyengat karena senang melihat orang susah bersumber dari kurangnya rasa simpati, lunturnya rasa empati lalu hilangnya sikap peduli.

Al-Qur’an menyerukan agar manusia memiliki rasa kebersamaan, dan saling tolong-menolong, terutama di saat ini masyarakat banyak mengalami krisis ekonomi sebagai dampak dari Pandemi Covid-19.

Dalam Al-Qur’an dijelaskan agar kita memiliki jiwa solidaritas social dalam bentuk saling mengasihi dan memberikan pertolongan dalam hal kebaikan : “Wa ta’awanu ‘alal birri wa at-taqwa wa la ta’awanu ‘ala al-itsmi wa al-‘udwan” (Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran). (Q.S. Al-Ma’idah : 2).

Dikisahkan, suatu ketika, Syeikh Hasan Al-Bashri menyuruh beberapa muridnya untuk memenuhi kebutuhan seseorang.

Syekh tersebut berkata: “temuilah Tsabit Al-Bunani dan pergilah kalian bersamanya”, lalu mereka mendatangi Tsabit tersebut yang ternyata sedang i'tikaf di Masjid (berdiam diri di Masjid guna mendekatkan diri kepada Allah dengan berdzikir, beristighfar, membaca Al-Qur’an dan lainnya).

Lalu Tsabit meminta maaf tidak bisa pergi bersama mereka karena sedang menikmati i’tikaf. Merekapun kembali kepada Syekh Hasan Al-Bashri dan memberitahukan perihal Tsabit.

Jangan lupa Like fanspage Facebook Sriwijaya Post di bawah ini:

Syekh Hasan Al-Bashri berkata, “katakanlah kepadanya; “Hai Tsabit ! apakah engkau tidak tahu bahwa langkah kakimu dalam rangka menolong saudaramu sesama Muslim itu lebih baik bagimu daripada ibadah haji yang kedua kali?”.

Kemudian mereka kembali menemui Tsabit Al-Bunani dan menyampaikan apa yang dikatakan Hasan Al-Bashri. Maka Tsabitpun meninggalkan i'tikaf nya dan pergi bersama mereka untuk membantu orang yang membutuhkan.

Sungguh, seorang suami akan dituntut oleh Allah jika memiliki isteri yang ditelantarkan hak-haknya, seorang ayah (kepala keluarga) akan dituntut oleh Allah karena anaknya yang telah dikotori tubuhnya dengan nafkah yang haram, kitapun akan dituntut oleh Allah jika ayah-ibu, orang tua kita yang saat hidupnya belum sempat kita bahagiakan, orang-orang miskin/lemah yang membutuhkan yang selalu kita biarkan tanpa diperdulikan, saudara-saudara kita yang telah kita kecewakan, sahabat karib yang kita lupakan, Allah juga akan menuntut karena amanah dan kepercayaan yang tidak kita tunaikan.

Susah Melihat Orang Senang

Kesuksesan pihak lain merupakan ancaman bagi dirinya, sehingga hatinya susah melihat orang senang. Hal tersebut karena terjangkit sifat iri hati / hasud atau hasad / dengki hingga kasih itu berubah menjadi benci.

“Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa”. (Q.S. Al-Ma’idah: 2).

Halaman
123
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved