Berita Palembang

Jamin Ketersedian Migor Jelang Lebaran, Mengkhawatirkan Minyak Curah Baru 25 Ton Per Harinya

Kadis Perdagangan Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) DR H Ahmad Rizali MA menjamin ketersedian minyak goreng (Migor) di pasaran Sumsel baik itu kemasa

Penulis: Abdul Hafiz | Editor: bodok
SRIPOKU.COM/Abdul Hafiz
Kadis Perdagangan Provinsi Sumsel DR H Ahmad Rizali MA di Pasar Alang-Alang Lebar Palembang.  

Laporan wartawan Sripoku.com, Abdul Hafiz

SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Kadis Perdagangan Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) DR H Ahmad Rizali MA menjamin ketersedian minyak goreng (Migor) di pasaran Sumsel baik itu kemasan premium maupun sederhana.

Hanya saja mantan Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan agak mengkhawatirkan minyak curah, kita baru sekitar 25 ton atau tiga tangki setiap harinya. 

"Stok kita di Sumsel cukuplah. Kta stoknya harian karena produksinya harian. Kalau migor kemasan premiun stok kita hariannya 196 ton. Setiap hari bisa bertambah. Kalau kemasan sederhana 260 ton. Nah yang masih agak mengkhawatirkan minyak curah, kita baru sekitar 25 ton atau tiga tangki setiap harinya," ungkap Kadis Perdagangan Provinsi Sumsel DR H Ahmad Rizali MA kepada Sripoku.com, Rabu (20/4/2022). 

Rizali yang dihubungi tengah mengikuti peresmian Pasar Bangub Metau di Muarabeliti, Musi Rawas menjelaskan ketersedian migor ini diproduksi setiap hari.

Migor ini tidak bisa sebulan, dua bulan karena mereka ini terus berproduksi stoknya paling banyak dia tiga hari. Terus berproduksi. 

Untuk harga saat ini kata Rizali, kemasan premiun antara Rp 24 ribu sampai harga Rp 25 ribu.

Kalau kemasan sederhana antara Rp 22 ribu sampai harga Rp 23 ribu.

Sedangkan migor curah untuk HET (Harga Eceran Tertinggi) Rp 14 ribu, meskipun pada prakteknya banyak temukan di atas itu, Rp 15 ribu, Rp 16 ribu, bahkan Rp 17 ribu per liter. 

"Stok migor cukup baik itu kita masuk di pasar retail, pasar modern, pasar tradisional. Meskipun minyak curah kita kurang, paling tidak minyak sederhana bisa mencukupi kebutuhan masyarakat," kata Rizali yang sebelumnya menjabat Karo Pemerintahan dan Otonomi Daerah Pemprov Sumsel. 

Rizali meyakinkan agar masyarakat tidak khawatir migor tidak akan berdampak langka di pasaran seperti sebelumnya. Menurutnya hanya curah saja yang dikeluhkan. 

"Umumnya minyak curah itu yang mengkonsumsi para pedagang eceran. Memang masalahnya banyak beberapa pengecer itu setelah menerima minyak curah dia melakukan re-packing dibungkus ulang sehingga menyebabkan harga lebih tinggi dari Rp 14 ribu. Itu gak boleh sebetulnya," jelasnya. 

Menurut mantan Dosen Unsri ini, re-packing terhadap minyak curah ini merupakan pelanggaran dan bisa ditindak. 

"Ada tindakan dari pemerintah. Ada beberapa lokasi re-packing itu telah kita temukan dan kita ingatkan untuk tidak melakukan proses kemasan. Karena kemasan itu ada aturan-aturannya dan nilai higienisnya jauh dari minyak curah. Kalau masih juga terus dilakukan, izinnya akan kita bekukan," tegasnya.

Sementara untuk barang kebutuhan pokok masyarakat lain seperti beras, gula, ayam, daging kata Rizali semua tersedia, stoknya ada.

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved