Mengenang RA Kartini dan Kisah Cintanya, Berikut Profil dan Perjuagan Sang Pelopor Perempuan
Beruntung Kartini memiliki suami yang selalu mendukung akan cita-citanya untuk memperjuangkan pendidikan dan martabat kaum perempuan.
Penulis: Nadyia Tahzani | Editor: adi kurniawan
Bagaimana mungkin seorang pria dan wanita dapat mencintai satu dengan yang lain ketika mereka baru berjumpa pertama kali dalam kehidupan ini setelah mereka terikat dalam pernikahan? (Jepara - 6 November 1899)
"I shall never, never fall in love. To love, there must first be respect, according to my thinking; and I can have no respect for the Javanese young man. How can I respect one who is married and a father, and who, when he has had enough of the mother of his children, brings another woman into his house?"
Saya tak akan pernah, tak akan pernah jatuh cinta. Mencintai, pertama-tama membutuhkan rasa hormat, menurut hemat saya; dan saya tidak dapat menghormati pemuda Jawa muda. Bagaimana saya bisa menghormati seseorang yang telah menikah dan menjadi seorang ayah, dan yang telah memiliki istri yang melahirkan anak-anaknya, membawa perempuan lain ke dalam rumahnya? (Jepara - 6 November 1899)
"I think there is nothing finer than to be able to call a happy smile to a loved mouth—to see the sunshine break over another's face."
Tiada hal yang lebih indah selain dapat menerbitkan senyum di wajah mereka yang kita cinta. (November 1899)
"Too often we are made to feel that we Javanese are not really human beings at all. How do the Netherlanders expect to be loved by us when they treat us so? Love begets love, but scorn never yet aroused affection."
Terlalu sering kami merasakan bahwa kami, orang Jawa, bukanlah manusia sama sekali. Bagaimana mungkin orang-orang Belanda berharap untuk dicintai orang-orang Jawa, ketika mereka memperlakukan kami seperti ini? CInta melahirkan cinta, tetapi hinaan tak akan pernah menimbulkan kasih sayang. (23 Agustust 1900)
"We wished to be loved - not feared."
Kita berharap untuk dicintai - bukan ditakuti. (17 Agustus 1902)
"Love is the bond which binds us together."
Cinta adalah ikatan yang menyatukan kita. (17 Agustus 1902)
Raden Ajeng Kartini sendiri adalah pahlawan yang mengambil tempat tersendiri di hati kita dengan segala cita-cita, tekad, dan perbuatannya.
Ide-ide besarnya telah mampu menggerakkan dan mengilhami perjuangan kaumnya dari kebodohan yang tidak disadari pada masa lalu.
Dengan keberanian dan pengorbanan yang tulus, dia mampu menjadikan kaumnya bangkit dari belenggu diskriminasi.
=====
