Mengenang RA Kartini dan Kisah Cintanya, Berikut Profil dan Perjuagan Sang Pelopor Perempuan

Beruntung Kartini memiliki suami yang selalu mendukung akan cita-citanya untuk memperjuangkan pendidikan dan martabat kaum perempuan.

Penulis: Nadyia Tahzani | Editor: adi kurniawan
Wikipedia
Mengenang RA Kartini 

Tepatnya 4 hari setelah kelahiran R.M Soesalit, saat itu usia Kartini masih relatif muda di usia 25 tahun.

Kartini banyak menulis tentang pandangan dan perasaannya yang kemudian dia kirimkan kepada sahabatnya di Eropa.

Setelah Kartini meninggal dunia, Mr JH Abendanon kemudian mengumpulkan dan menerbitkannya dalam sebuah buku berjudul "Door Duisternis tot Licht".

Buku tersebut kali pertama diterbitkan pada 1911.

Sebelas tahun kemudian atau pada tahun 1922, terjemahannya dalam bahasa Melayu, yang berjudul "Habis Gelap Terbitlah Terang" diterbitkan Balai Pustaka.

Tak hanya mengenai kehidupan perempuan Jawa di zaman feodal dan penjajahan yang ditulis Kartini dalam surat-suratnya.

Perasaan Kartini tetang cinta juga terungkap dalam surat-suratnya kepada sahabatnya tersebut.

Buku "Door Duisternis tot Licht" yang kemudian diterjemahkan Agnes Louise Symmers menjadi "Letters of a Javanese Princess", mengungkap beberapa pandangan Kartini tentang cinta, termasuk perasaannya terhadap pria yang ada di sekelilingnya.

Apakah pandangannya tetang cinta tersebut menyangkut kenyataan bahwa dia dipaksa menjadi istri keempat Bupati Jepara, KRM Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat? Hanya Kartini dan Tuhan yang tahu.

Berikut ini kutipan pandangan Kartini tentang cinta yang termuat dalam "Letters of a Javanese Princess" yang telah dialihbahasakan ke dalam bahasa Inggris. (E-book edisi lengkap unduh di sini).

Kutipan surat Kartini:

Buku Letters of a Javanese Princess berisi kumpulan surat RA Kartini yang diterjemahkan ke bahasa Inggris (IST)

"Love! what do we know here of love? How can we love a man whom we have never known? And how could he love us? That in itself would not be possible. Young girls and men must be kept rigidly apart, and are never allowed to meet."

Cinta! Apa yang kita ketahui tentang cinta? Bagaimana kita dapat mencintai seorang pria yang tak pernah kita kenal sebelumnya? Bagaimana pria itu dapat mencintai kita? Tentu saja mustahil. Perempuan dan laki-laki muda dipisahkan, dan tak pernah diijinkan untuk berjumpa. (Jepara - 25 Mei 1899)

"How can a man and woman love each other when they see each other for the first time in their lives after they are already fast bound in the chains of wedlock?"

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved